iklan header
iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Perayaan Cap Go Meh Kondusif adalah Bukti Masyarakat Bekasi Sangat Pluralis

Warga Bekasi Berbaur dalam Merayakan Cap Go Meh, Ada Ki Kusumo, Yenny Wahid dan Ronny Hermawan

bekasi-online.com, Kamis, 3 Februari 2011, 14:52 WIB, by SidikRizal

Selalu ada pertunjukan Barongsai, di kemeriaahan perayaan Cap Go Meh di Klenteng Hok Lay Kiong, Kota Bekasi, Kamis 3/2/2011 (Foto: DikRiz)

Bekasi, bekasi-online -- Ramainya perayaan Cap Go Meh yang diikuti sebagian warga Bekasi khususnya yang tinggal di daerah jalur jalan raya menuju Klenteng terbesar Kota Bekasi, Hok Lay Kiong.

Pada pembukaan acara berupa parade Toa Pe Kong, barongsai dan arak-arakan naga kertas tidak sendirian. Karena ada pula tarian khas Jawa Timur, yakni Reog Ponorogo hingga arak-arakan musik khas Betawi, Tanjidor.

Baca juga: Jadi Korban Kampanye Hitam Pilkada 2004, Awing Asmawi & Ronny Hermawan Cuek, Hoaxnya Berbau SARA


Sekitar 2.500 warga keturunan Tionghoa di Bekasi menghadiri perayaan Imlek 2562 di Klenteng Hok Lay Kiong, Jalan Kenari 1 nomor 1, Bekasi Timur, Kamis (3/2/2011).

Pantauan di lokasi, ribuan warga dari berbagai macam profesi mulai dari pengusaha, politisi, pejabat daerah, hingga pengemis memadati Klenteng Hok Lay Kiong yang berdiri di atas lahan seluas 1.200 meter per segi di Timur Kota Bekasi itu.

Baca juga: Ronny Hermawah Sesalkan Adanya Buddha Bar di Teuku Umar Jakpus Berpotensi Pelecehan Agama bagi Umat Buddha


Klenteng Hok Lay Kiong sebagai pusat perayaan Cap Go Meh Bekasi

Tokoh masyarakat, Yenny Wahid, putri almarhum bapak pluralis nasional, Gus Dur turut hadir bersama beberapa tokoh masyarakat kota Bekasi, seperti Anggota DPRD Kota Bekasi, Ronny Hermawan dari Partai Demokrat, Ki Kusumo Ketua Umum Liong dan Barongsai dan jajaran muspida mulai dari Kapolres serta Dandim 0507 Bekasi.


Dalam perayaan akhir tutup tahun baru Cap Go Meh 2035 / 2011 ini warga Bekasi menunjukkan berbaurnya beragam budaya dan etnis tanpa pergesekan. Bahkan kemacetan yang terjadi akibat arak-arakan Tapekong pun dianggap biasa seperti kesibukan harian kota Bekasi.

Budaya merayakan Imlek dan Cap Go Meh sendiri diketahui memang di Bekasi telah ada semenjak jaman VOC masih berkuasa.

Warga berbaur dalam keramaian acara.

Akulturasi budaya dari negeri Tiongkok ini dengan budaya orang Bekasi asli begitu mudah menyatu karena seperti kebanyakan hari raya lainnya yang menyebarkan kegembiraan rakyat yang bisa dirasakan suasananya oleh siapa saja.


Bahkan tampak Ronny Hermawan memandu dan menggoyang Toa Pe Kong untuk Ruwat Bumi.

Ronny Hermawan, anggota DPRD Kota Bekasi menegaskan, "Dalam perayaan ini tampak bahwa pluralisme di Bekasi sudah diterima jauh sebeblum Indonesia merdeka. Dan saat ini pun tampak, bahwa banyak warga di sekitar turut bergembira dan terhibur dengan kegiatan perayaan Cap Go Meh." Ronny menambahkan, "Perayaan Cap Go Meh kali ini diikuti bukan saja oleh masyarakat kota Bekasi, tapi juga Kabupaten Bekasi bahkan ada kesenian seperti Reog Ponorgo.


Sementara itu di tempat yang sama, Ki Kusumo yang juga berada satu panggung dengan Yenny Wahid mengatakan, "Setidaknya kita bisa merasakan semangat persatuan bagi warga masyarakat Kota Bekasi masih terlihat dalam perayaan Cap Go Meh kali ini. Dan untuk itu kita mendapatkan ilmu tentang keberagaman bangsa kita. Cap Go Meh sendiri mempunyaimakna yang dalam, dimana diharapkan semoga kesejahteraan dan kemakmuran yang melimpah ruah diberikan kepada seluruh rakyat pada awal tahun ini."

Ramai disambut gembira semua warga sekitar Klenteng Hok Lay Kiong

Paranormal yang juga produser film ini menambahkan, "Untuk memahaminya kita memerlukan ilmu. Sedangkan ilmu untuk mendapatkan ilmu seperti ini salah satunya adalah kesantunan kita kepada lingkungan kita. Jika kita sopan dan santun dan bertenggang rasa, maka kita akan bisa memahami arti dan makna dari perayaan Cap Go Meh tahun ini,"

Hal ini bisa dimaklumi, karena pada arak-arakan Toa Pe Kong bisa diserupakan dengan acara Ruwat Bumi seperti budaya daerah lainnya dimana diharapkan keberkahan dan kesejahteraan bisa menyebar kepada seluruh rakyat dan bumi tanah tempat berpijak menjadi lebih subur menghasilkan dengan berlimpah.

Reog Ponorogo juga memeriahkan Cap Go Meh

Paranormal yang juga ahli beladiri kungfu aliran Winchun ini menambahkan, "Sesuai dengan tema perayaan Cap Go Meh tahun ini, dengan semangat perayaan Cap Go Meh, kita tingkatkan kebersamaan untuk mencapai manfaat bagi kehidupan bermasyarakat, dan masyarakat pasti bisa mendapatkan hikmahnya."

Pada parade barongsai dan liong, tokoh masyarakat, Ronny Hermawan juga ikut memanggul tapekong dan menggoyang-goyang tandu tapekong. Hal ini bermakna agar dewa akan menyebarkan kesejahteraan ke setiap warga masyarakat dan daerah yang dilalui parade barongsai dan liong.


Semakin kencang ayunan tapekong, maka semakin tersebar luas berkah yang dibagikan. Itulah sebabnya, meski dengan sedikit kepayahan, Ronny menyempatkan diri untuk menggoyang tandu tapekong bersama peserta pengusung tandu Toa Pe Kong lainnya.

Perayaan Cap Go Meh Bekasi kali ini memang cukup meriah, sedikitnya diikuti oleh lebih dari sepuluh barongsai, beberapa liong (naga) dan tentunya seni budaya daerah seperti Gambang Kromong (Tanjidor) Betawi atau Tanjidor dan juga Reog Ponorogo. [■]

Reporter: DikRizal, Editor: AbuMuhammad

Kandidat Calon Walikota Bekasi Heri Koswara

Post a Comment

Silakan beri komentar yang baik dan sopan

Lebih baru Lebih lama
Kandidat Calon Walikota Bekasi, Heri Koswara