Kedua anak lelakiku Nur Muhammad Rizal dan adiknya Abdullah Abubakar dengan Ketiga Saudara Perempuannya
Lulu Ammantsura rahimahallah, Aminatiz Zahira, dan si bungsu cantik Aisyah Ratu Bilqis, mereka sangat mencintai adik dan abangnya, Nur Muhammad Rijal (Bang Ijal) dan Abdullah Abubakar (Dedek Bubu).
Terkait masalah pendidikan anak, maka kita pasti akan bicara tentang parenting dan cinta kasih di tengah keluarga inti.
Namun ternyata faktor usia dan masa muda saat masih lajang, juga jadi pertimbangan kesehatan psikologis keluarga.
Apabila masa muda kita habiskan untuk waktu sia-sia, maka wajar kita kesulitan bagaimana mendidik anak kita agar tak jadi generasi sia-sia di masa dewasa dan tua kita.
Sebagai contoh, seorang ibu alkoholik yang terbiasa minuman keras dari remaja, tidak mungkin bisa menyusui anaknya dengan ASI.
Kenapa, karena kebiasaan dengan minuman keras, si ibu pasti akan menyusui anaknya dengan susu formula dalam wadah botol yang keras, jadi bayi tak pernah merasakan wadah lunak, ASI.
Istri pertama, Inike Kusumawati itu hobby banget menyusui kedua anaknya, baik Nur Muhammad Rijal maupun Lulu Ammantsura. Bahkan saking hobinya, si sulung Rijal disusui sampai usianya 3 tahun dan si kecil Lulu disusui hingga usia 5 tahun.
Dan bagaimana menyapih kedua anakku dari nenen ummu nya? Istriku membuat parutan pare dan membasuhnya ke sekitar pabrik ASI nya. Jadi ketika Rijal kecil berusia 3 tahun hendak minta jatah ASI nya pasti langsung disodori istriku, lalu dengan sendirinya dia melepeh lidahnya karena susunya pahit.
Demikian pula Lulu rahimahallah, hanya saja dia baru bisa melepeh dengan mulutnya setelah berusia 5 tahun. Hal ini bisa dimaklumi, karena cinta istriku kepada anak-anaknya begitu luar biasa. Baginya menyusui adalah ibadah yang paling mudah dan paling dia nikmati prosesnya.
Itu semua bisa jadi karena alasan masa muda istriku yang diisi dengan lelahnya bekerja keras dan jarang aku temui istriku bermalas-malasan. Selalu saja ada yang dia kerjakan, agar rumahnya tetap bersih dan rapih.
Itu semua bisa jadi karena alasan masa muda istriku yang diisi dengan lelahnya bekerja keras dan jarang aku temui istriku bermalas-malasan. Selalu saja ada yang dia kerjakan, agar rumahnya tetap bersih dan rapih.
Tapi ketika masa muda kita isi hal yang bermanfaat, ternyata tidak membuat kita bisa mendidik anak kita untuk jadi generasi bermanfaat. Hanya setidaknya kita bisa memberikan contoh keberhasilan lebih mudah.
Jika memberi contoh yang baik saja susah bagaimana bisa mengajari hal baik pada anak?
Kita melarang anak kita merokok, tapi kita setiap hari mengepulkan asap rokok saat anak kita masih bayi hingga jadi remaja kecil yang pada akhirnya tahu apa itu lokomotif uap atau kepala kereta api batubara bukan dari pelajaran sejarah, tapi dari gaya hidup bapaknya.
Buat kalian yang belum pernah punya anak, mulailah dengan memiliki binatang peliharaan sebagai ajang latihan untuk berinteraksi dan mengasah tanggung jawab.
Jika dengan binatang peliharaan saja kita tidak bisa bertanggungjawab, bagaimana mungkin dengan anak bayi, anak kecil dan anak remaja hingga mereka beranjak dewasa?
Berhasil memelihara binatang saja, belum tentu jadi patokan bahwa bisa mendidik anak jadi tumbuh dewasa dengan baik. Pernah dengar ada orang bilang;
"Saya ini pelihara monyet dan sukses di usaha hiburan topeng monyet. Tapi sayang, anak saya tetap aja nakal, suka membantah dan gak nurut kayak monyet saya."
Padahal saya perlakukan anak saya sama dengan monyet saya." (to be continued). [■]


Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan