Kongres Persatuan PWI 2025: Dua Ketua Umum Saling Sepakat, Kemelut Berakhir di Cikarang?

Baca juga: Wartawan Tak Lagi Sendiri: Dewan Pers dan Kejagung Sepakat Lindungi Pers
Sebuah titik temu yang bagi banyak kalangan di internal PWI terasa lebih mirip "gencatan senjata."
Kesepakatan itu tercapai pada Sabtu, 2 Agustus 2025, setelah serangkaian pertemuan alot yang disebut-sebut dimediasi secara intens oleh anggota Dewan Pers, Dahlan Dahi.
Ada dua hal krusial yang menjadi titik runding: pengganti anggota Steering Committee (SC) yang lowong, dan finalisasi peserta Kongres Persatuan PWI.
Kursi SC yang kosong pasca wafatnya Wina Armada Sukardi dan mundurnya Atal Depari menjadi isu sensitif.
Tarik ulur soal siapa yang berhak mengisi posisi itu berlarut-larut. Akhirnya, nama Marah Sakti Siregar dan Diapari Sibatangkayu Harahap disepakati sebagai pengganti.
Keduanya akan bergabung dengan lima anggota SC lainnya dalam mempersiapkan tata tertib dan menetapkan syarat-syarat calon Ketua Umum PWI.

"Soal SC sudah final, soal peserta juga. 39 provinsi dan cabang khusus Solo sudah clear. Tinggal teknis rapikan data," ujar Hendry kepada awak media.
Dengan ini, panitia disebut akan mulai mengirim undangan resmi kepada seluruh peserta pada 5 Agustus.
Baca juga: Danpaspampres Mayjen TNI Edwin Adrian Sumantha Ngomong Serius: Jangan Main-Main di Istana, Bang!
Agenda hari pertama akan difokuskan pada konsolidasi organisasi, memastikan semua pihak berada dalam kerangka persatuan yang utuh.
Hari kedua akan menjadi medan tempur sesungguhnya: pemilihan Ketua Umum dan Ketua Dewan Kehormatan PWI periode mendatang.
Baca juga: Mangkir Dipanggil Kapolsek, Kades Berdalih: Panggil Saya Kades Aja. Jangan Kapolsek. Ya Saya Gak Mau! (LAWAK?)
Bagi kalangan internal PWI, kesepakatan ini menjadi angin segar setelah kemelut panjang yang mencoreng citra organisasi wartawan tertua di Indonesia itu.
Baca juga: Deddy Hidayat: Pembekalan Densus88 POLRI tekankan apa saja yang harus dilakukan oleh FKDM di 56 Kelurahan dan 12 Kecamatan se kota Bekasi
Dualisme yang bermula dari Kongres Bandung dan pecahannya lewat KLB, telah memecah loyalitas di tubuh PWI hingga ke daerah-daerah.
Tak sedikit yang menyebut konflik ini lebih didasari ego figur dan perebutan legitimasi politik di lingkaran Dewan Pers.
Kini, dengan terbentuknya SC dan OC yang sudah “sepakat di atas kertas”, PWI diharapkan bisa menyudahi luka internalnya.
Namun pertanyaan besar masih menggelayut: benarkah Kongres Cikarang akan mengakhiri kemelut, atau ini hanya jeda sebelum perang babak baru dimulai?
Sumber BekasiOL menyebut, saat ini sudah ada tujuh nama yang digadang-gadang akan maju sebagai calon Ketua Umum PWI.
Beberapa di antaranya dikenal sebagai “orang lama” dengan basis jaringan kuat di daerah, sementara sisanya adalah figur-figur yang selama ini bersuara kritis atas arah organisasi.
Dinamika internal SC pun diyakini masih akan memanas saat menyusun draft tata tertib kongres, terutama menyangkut kriteria calon ketua umum dan proses pemilihannya.
Beberapa pihak di internal PWI pesimistis bahwa kesepakatan ini benar-benar murni demi persatuan.
“Jangan-jangan cuma gencatan senjata sementara, siapa pun yang kalah nanti tetap akan bikin kubu baru lagi,” ujar seorang pengurus PWI provinsi kepada BekasiOL.
Namun, setidaknya, Cikarang telah dipilih menjadi tempat di mana para jurnalis akan menentukan nasib organisasinya sendiri.
Sebuah kota industri yang kini menjadi panggung penentu, apakah PWI akan keluar dari bayang-bayang konflik, atau kembali terjebak dalam pusaran kepentingan segelintir elite.


Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan