Banyak Yang Rela Gadaikan Harta Atau Jual Ternak Demi Setor Dana Ratusan Ribu s/d Puluhan Juta Rupiah, Eh Ketipu
kandidat-kandidat.com - Selasa 1 Juli 2025, 17:15 WIB, NurM SidRizKantor komunitas minat baca novel criticism, Sapeken (Foto: Istri)

Alih-alih mendulang cuan, mereka justru gigit jari. Tabungan jutaan rupiah raib tanpa jejak.
Untuk memulai, anggota diminta menyetor minimal Rp400 ribu sebagai "modal membaca".
Semakin besar setorannya, semakin banyak novel yang bisa dibaca, semakin besar pula "keuntungan" yang dijanjikan.
Tak hanya itu, aplikasi ini mengadopsi pola mirip skema Ponzi dan multi-level marketing.
Anggota lama didorong merekrut anggota baru sebagai downline. Imbalannya? Bonus tambahan yang menggiurkan. Bahkan ada tawaran "investasi kilat" dengan janji pengembalian berlipat ganda hanya dalam 3 hingga 10 hari.
Aplikasi ini dibawa ke Sapeken oleh seorang warga berinisial H. Dengan bahasa yang meyakinkan, H menawarkan aplikasi tersebut tak hanya di pulau utama, tapi juga ke pulau-pulau tetangga seperti Sepangkur Kecil.
Banyak warga tergiur
Tak sedikit yang rela menggadaikan harta atau menjual ternak demi menyetor dana, dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.
Awalnya, semuanya tampak berjalan lancar. Saldo naik, penarikan berhasil. Namun dalam hitungan bulan, aplikasi mendadak tidak bisa diakses.
Layanan berhenti
Dana tak bisa ditarik. Kritik demi kritik memenuhi grup-grup percakapan warga.
Suasana berubah
Ketika dimintai pertanggungjawaban, H berdalih bahwa ia pun korban. Ia mengaku hanya perpanjangan tangan dari seseorang bernama Aminah, yang disebut-sebut sebagai "manajer pusat" di Jakarta.
"Saya juga ditipu," kata H kepada warga yang mendatanginya. Namun penjelasan itu tak cukup meredam amarah.
Hingga kini, belum ada langkah hukum atau pengembalian dana kepada ratusan korban di kepulauan tersebut.
Aplikasi Criticsme lenyap seperti ditelan ombak. Warga hanya bisa menatap layar ponsel kosong sambil menyesali kepercayaan yang salah alamat. [■]


إرسال تعليق
Silakan beri komentar yang baik dan sopan