iklan banner gratis
iklan header iklan header banner
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Janji Manis Criticsme dan Nestapa Warga Sapeken Ditipu Aplikasi Online

Banyak Yang Rela Gadaikan Harta Atau Jual Ternak Demi Setor Dana Ratusan Ribu s/d Puluhan Juta Rupiah, Eh Ketipu

kandidat-kandidat.com - Selasa 1 Juli 2025, 17:15 WIB, NurM SidRiz
Kantor komunitas minat baca novel criticism, Sapeken (Foto: Istri) 


 SUMENEP — Ratusan warga di Kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terjerat janji manis aplikasi penghasil uang bernama Criticsme.

Alih-alih mendulang cuan, mereka justru gigit jari. Tabungan jutaan rupiah raib tanpa jejak.

Modusnya terlihat sederhana namun lihai: membaca novel digital selama 15 detik per judul, dengan iming-iming bayaran Rp 13 ribu per hari, tergantung besaran saldo deposito awal.


Untuk memulai, anggota diminta menyetor minimal Rp400 ribu sebagai "modal membaca".

Semakin besar setorannya, semakin banyak novel yang bisa dibaca, semakin besar pula "keuntungan" yang dijanjikan.

Tak hanya itu, aplikasi ini mengadopsi pola mirip skema Ponzi dan multi-level marketing.

Anggota lama didorong merekrut anggota baru sebagai downline. Imbalannya? Bonus tambahan yang menggiurkan. Bahkan ada tawaran "investasi kilat" dengan janji pengembalian berlipat ganda hanya dalam 3 hingga 10 hari.

Aplikasi ini dibawa ke Sapeken oleh seorang warga berinisial H. Dengan bahasa yang meyakinkan, H menawarkan aplikasi tersebut tak hanya di pulau utama, tapi juga ke pulau-pulau tetangga seperti Sepangkur Kecil.

Banyak warga tergiur
Tak sedikit yang rela menggadaikan harta atau menjual ternak demi menyetor dana, dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.

Awalnya, semuanya tampak berjalan lancar. Saldo naik, penarikan berhasil. Namun dalam hitungan bulan, aplikasi mendadak tidak bisa diakses.

Layanan berhenti
Dana tak bisa ditarik. Kritik demi kritik memenuhi grup-grup percakapan warga.

Suasana berubah
Ketika dimintai pertanggungjawaban, H berdalih bahwa ia pun korban. Ia mengaku hanya perpanjangan tangan dari seseorang bernama Aminah, yang disebut-sebut sebagai "manajer pusat" di Jakarta.

"Saya juga ditipu," kata H kepada warga yang mendatanginya. Namun penjelasan itu tak cukup meredam amarah.

Hingga kini, belum ada langkah hukum atau pengembalian dana kepada ratusan korban di kepulauan tersebut.

Aplikasi Criticsme lenyap seperti ditelan ombak. Warga hanya bisa menatap layar ponsel kosong sambil menyesali kepercayaan yang salah alamat. [■] 

Reporter: NMR - KotakRedaksi - Editor: DikRizal/JabarOL
Kandidat Calon Walikota Bekasi Heri Koswara
iklan header

Post a Comment

Silakan beri komentar yang baik dan sopan

Lebih baru Lebih lama
Banner Iklan Kandidat square 2025