Materi SUC, "Bekasi: Seni Sekarat, Proyek Sok Merakyat, Korupsi Menjerat"
kandidat-kandidat.com Sabtu 12 Juli 2025, 13:03 WIB, NurM SidRiz🎤 JUDUL: “Bekasi: Seni Sekarat, Proyek Sok Merakyat, Korupsi Menjerat”
🕐 DURASI: ±15 Menit
Struktur alur:
- Opening – perkenalan + keresahan umum
- Seni budaya = anak tiri
- Dunia pendidikan = padat teori, kosong ekspresi
- Dunia olahraga = anggaran jumbo, budaya nyungsep
- Korupsi = headline abadi
- Penutup = sindiran & harapan
🧩 NASKAH:
1. Opening – Perkenalan & Keresahan Umum (2 menit)
“Assalamualaikum, nama saya wartawan.
Bukan karena saya jago nulis… tapi karena saya gak lolos CPNS.”
“Saya nulis di portal Bekasi Online.
Iya… media yang kalau ngangkat berita seni, paling banter dibaca 17 orang — itu pun termasuk saya, mamah saya, dan wifi tetangga.”
“Sumpah ya, jadi wartawan budaya di Bekasi tuh kayak jadi guru ekskul kaligrafi… Ada, tapi dianggap pajangan!”
2. Seni Budaya: Anak Tiri dari Program Pemerintah (3 menit)
“Bekasi itu kota yang sibuk banget ngomongin pembangunan.
Tapi begitu ditanya: ‘Bangun seni kapan, Pak?’
Jawabnya: ‘Nanti, habis musrembang masjid dan pelebaran jalan.’”
“Waktu saya tanya ke dinas soal anggaran budaya, dia jawab:
‘Tenang… tahun ini ada anggaran buat festival angklung.’
Saya cek, ternyata festivalnya diunggah di TikTok 30 detik, terus hilang. Itu bukan festival, itu instastory!”
“Padahal Bekasi itu punya budaya, lho. Tapi kayak mantan yang udah nikah sama orang lain… kita cuma bisa liat dari jauh sambil nyesek:
‘Oh ya… dulu kita pernah punya Reog Mini.’”
3. Pendidikan: Sibuk UN, Lupa Kesenian (2.5 menit)
“Di sekolah, kesenian itu mapel yang nasibnya kayak jemuran musim hujan.
Ada, tapi gak pernah kering.”
“Anak SD di Bekasi diajarin Matematika sejak kelas 1, tapi nyanyi lagu daerah aja banyak yang blank.
Tanya: ‘Coba nyanyiin Jali-Jali?’
Jawabnya: ‘Gak ada di Spotify, Bang.’”
“Pendidikan kita fokus ke angka… nilai, ranking, UN.
Tapi gak pernah diajarin ekspresi.
Makanya pas gede, banyak yang stres.
Ekspresinya cuma dua: senyum di IG, ngeluh di status WA.”
4. Olahraga Oke, Budaya Loyo (2.5 menit)
“Saya pernah liat pengajuan anggaran:
Lomba Futsal RW = 150 juta.
Lomba Tari Kreasi RW = 3 juta, itu pun dikasihnya pensil warna.”
“Olahraga rame, karena bisa undang sponsor.
Seni?
Mau undang siapa? Indomie rasa Gamelan?”
“Anak-anak yang bakat gambar malah disuruh jadi editor YouTube.
Yang jago nari malah dipaksa ikut Pramuka.
‘Gak apa-apa ya, nari nanti aja. Yang penting bisa iket tali temali!’”
5. Korupsi: Headline Abadi (3.5 menit)
“Saya niatnya jadi wartawan budaya.
Tapi tiap minggu malah disuruh liput OTT!”
“Korupsi di Bekasi tuh konsisten.
Bahkan lebih rajin tampil daripada wayang orang.
Laporan seni dihapus, laporan korupsi: pinned post!”
“Kalau korupsi ini jadi acara TV, judulnya ‘Dosa-Dosa Bekasi: Episode Ke-77’
Host-nya: orang yang dulu pernah ditangkap juga.”
“Saya pernah nulis berita: ‘Festival Tari Topeng Berlangsung di Babelan.’
Tapi kalah viral sama berita: ‘Oknum Pejabat Cuci Uang Lewat Beli Kolam Ikan Cupang.’
Lah, seni kalah sama cupang!”
6. Penutup – Satir dan Harapan (1.5 menit)
“Saya gak anti pembangunan, ya…
Tapi kalau pembangunan cuma buat ngecor jalan tiap tiga bulan,
dan nyetak baliho tiap mau Musda,
seni gak akan punya tempat…”
“Coba bayangin:
Kalau Bekasi ngasih ruang buat seni,
mungkin anak-anak kita gak cuma jago nonton YouTube,
tapi juga bikin pertunjukan yang bikin bangga.”
“Tolonglah Bekasi…
Anggaran seni jangan ditaruh di baris terakhir.
Karena kalau terus gitu,
kita cuma punya satu jenis budaya:
‘Budaya Nyolong Anggaran.’”
“Terima kasih, saya wartawan budaya.
Masih nunggu berita seni bisa trending… sebelum berita OTT berikutnya naik lagi.”


إرسال تعليق
Silakan beri komentar yang baik dan sopan