H. SOFYAN USMAN, CALEG PPP no.1
DPR RI DAPIL JABAR VI, KOTA BEKASI DAN DEPOK
DPR RI DAPIL JABAR VI, KOTA BEKASI DAN DEPOK
Jakarta, webrizal.com
Sofyan Usman, adalah termasuk caleg dimana keluarganya juga ikut ambil bagian dalam kancah politik. Dimana dia pernah mengutarakan bahwa pada Pemilu 2009 ini, figur tokoh dengan dukungan suara terbanyak murni lah yang bisa menjadi calon anggota legislatif terpilih.
Itulah sebabnya, karena basis massa yang dimilikinya adalah majelis ta'lim para ibu yang kebetulan dibinanya dan sang Istri sebagai pimpinannya, maka dia mau meregenerasikan kepada istrinya, walaupun mulai dari tingkat DPRD.
Mantan anggota DPR RI dari fraksi PPP ini menambahkan tentang kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui MK pertengahan Desember 2008 lalu tentang pemilu dalam hal caleg terpilih adalah yang memperoleh suara terbanyak murni, maka kesimpulannnya bagi partai kami adalah harus menerima (keputusan) itu, (sekalipun) apapun perbedaan pandangan antara satu sama lain di DPP (PPP). Walaupun menerimanya ini dengan catatan. Karena tidak mungkin satu keputusan partai bisa serta merta merubah Undang-undang, kan butuh proses lama. Tidak ada KPU mengeluarkan Undang-Undang untuk menerapkan apa yang menjadi keputusan MK, setidaknya pemerintah mengeluarkan PERPU (Peraturan Pengganti Undang-Undang). Pembuat Undang-Undang adalah DPR dan Pemerintah, sementara DPR RI sedang reses. Jadi tentulah hal itu membutuhkan waktu yang lama dalam mempertimbangkan kembali keputusan MK tersebut. Jadi keputusan finalnya adalah DPP PPP menerima keputusan MK itu. Dan di sini artinya tidak ada lagi kelebihan ketua umum partai, sama haknya, sama peluangnya. Tidak ada lagi prioritas ketua umum partai harus jadi anggota dewan, tidak ada lagi! demikian tegasnya menyimpulkan. Dan bila jadi Ketua Umum tidak terpilih menjadi anggota dewan maka akan berbahaya baginya. Kalau ketua umum tidak jadi, berarti kredibilitasnya bagaimana?
Saat ditanyakan tentang potensial konflik, dengan tidak tersosialisasinya putusan MK ke jajaran horizontal partai, Sofyan menjelaskan, "Jangan sampailah terjadi antara satu caleg dengan caleg yang lain saling menjelekkan (padahal mereka ada dalam satu partai). Karena bila saling menjelekkan maka potensi konflik yang bisa terjadi akan sangat besar." Itulah sebabnya Sofyan Usman yang beristrikan Hj. Nina Lubena, caleg DPRD Jakarta Timur ini mengingatkan seperti dia pernah sampaikan kepada Ketua Cabang Kota Bekasi, bagaimana agar setiap dapil mengadakan pawai (parade) bersama terlebih dahulu dengan menampilkan calon DPR RI, DPRD Propinsi, dan DPRD II untuk dikenalkan kepada masyarakat, setelah itu barulah mereka bisa berkiprah masing-masing dengan menunjukkan kemampuan mereka. Karena kalau tidak diperkenalkan di masyarakat, maka ada kemungkinan, satu caleg dikenal sementara yang lain tidak dikenal. Hal ini dilakukan agar bisa menghindari potensi konflik yang mungkin terjadi.
Sofyan Usman, sebagai satu dari sekian politisi senior di tubuh partai ini menceritakan bahwa semenjak zaman J. Naro (alm.), Buya Ismail, Hamzah Haz dan yang terkini, Suryadharma Ali, ia telah berkiprah dan bersinergi dengan kepemimpinan mereka. Bukanlah satu kebetulan, bila ia menjadi Ketua Umum Angkatan Muda Ka'bah dan jaringan majelis ta'lim yang dikelolanya kemudian dari situlah P3 mendulang suara yang lumayan signifikan untuk wilayah Jawa Barat. Seringnya ia berkonsolidasi ke bawah khususnya wilayah Jawa Barat, dan kini untuk wilayah Kota Bekasi dan Depok, maka dia merasa tak akan ada hambatan sama sekali dengan jaringannya di tingkat bawah. Satu kebetulan, pengajian majelis ta'limnya, yakni Asy Syafaqoh memiliki ustadz-ustadz yang tinggal di wilayah Bekasi. Dan ia jarang sekali berkampanye melalui struktur partai, justru lebih sering dengan melalui jaringan pengajian majelis ta'limnya. Sebagai contoh dia menunjukkan Ketua Ranting partai, apakah ia memang bisa dikenal satu kelurahan. Buktinya di wilayah sini saja, Ketua tingkat Kecamatan Cakung, sampai sekarang saja tidak mampu menggerakkan orang sampai 100-200 orang saja. Tapi pengajian yang dikelolanya, majelis ta'lim ibu-ibu, mampu hadirkan 1500 orang. Seandainya setiap ibu-ibu diberi kartu nama 10 lembar, maka akan dapat tersebar 15.000 kartu yang sampai di tangan warga calon pemilih. Sedangkan diketahui bahwa pada tahun 2004, PPP hanya mencapai angka terbanyak sebesar 4000 suara dari satu kursi.
Dengan bantuan dari Pimpinan Majelis Ta'lim, Suryani Thaher (salah satu pimpinan Ath-Thahiriyah dan As Suryaniyah) yang mendatangkan 250 ustadzah dalam satu acara makan siang bersama di kediamannya, di komplek DPR RI, Cakung, Jakarta Timur, Sofyan berharap sebagian mendukung istrinya Hj. Nina Lubena di wilayah Jakarta Timur dan sebagian mendukung dirinya terpilih kembali dari wilayah Bekasi dan Depok.
H. Sofyan Usman memang memilih melakukan pendekatan strategis dengan mengandalkan suara wanita terutama ibu-ibu pengajian. Dan biaya yang paling murah adalah melalui pengajian tersebut, bila diukur secara finansial dalam hal kampanye tidak langsung. Saat dia masih mewakili daerah Bogor, selama tiga periode, dia tidak melalui struktur partai. Sekalipun ia pernah minta tolong struktur DPC dan Ranting untuk mengatur agenda acara pertemuan dengan calon konstituen, Tapi dari acara tersebutlah ia bertemu dengan seorang kyai yang memiliki pesantren, yang kemudian Sofyan memberikan bantuan membangun sebuah kolam ikan, dan ia bisa berkunjung ke pesantrennya. Dari sanalah akhirnya basis suara ia dapatkan. Karena itulah ia lebih sering untuk mendatangi majelis ta'lim-majelis ta'lim atau pesantren dibandingkan melalui struktur partai. Misalnya ada majelis ta'lim atau pesantren atau masjid yang meminta dibantu karpet gulung atau apalah, maka akan saya bantu biaya pengadaannya. Disamping Sofyan menganggap itu sebagai amal jariyah, jauh hal itu lebih bermanfaat daripada melalui kampanye di struktur partai. Jadi bagaimana melakukan kampanye sambil beramal, tuntasnya.
Pengajian Majelis Ta'lim Asy Syafaqoh yang dibinanya telah berdiri selama 5 tahun ini yang akhirnya memang direncanakan sebagai wadah untuk menangguk suara pendukung bagi istrinya dan dirinya. Karena satu periode lagi, Sofyan akan pensiun dari keanggotaan dewan, maka dia mencalonkan istrinya untuk DPRD, dengan harapan agar majelis ta'limnya tetap bisa terbina. Kalau sekadar memberi nafkah makan nasi sama garam, mungkin bisa ketemu, demikian dia mengistilahkan pengelolaan majelis ta'limnya.
Karena padatnya acara, wawancara untuk penulisan profilpun dilanjutkan kemudian lain hari. Wawancarapun kami akhiri mengingat waktu sholat asar telah masuk.
(Sidik Rizal).
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan