H.USMAN, CALEG DPRD PPP NO.1 DAPIL BEKASI TIMUR
Sore hari Kamis sekitar jam 17.15 wib, saat kami menemui H. Usman di sebuah lapangan olahraga warga kampung Aren Jaya RW 07/RT01, sedang mengawasi persiapan pertemuan majelis dzikir berupa mimbar dan dekorasi buat tempat pertemuan para pemuka ulama dan jama'ah manaqib, yang rencananya akan dilaksanakan jam 8 malam Jum'at itu.
Kami pun sempat mengambil fotonya, dan H. Usman tak keberatan saat dia difoto hanya dengan kaus singlet putih dan sarungan serta kain selempang merah jambu. Mengenai selempang pink yang dikenakannya itu, ia sempat berujar, "Ini kan (warna yang) melambangkan kasih-sayang?" seolah bertanya kepada kami meminta persetujuan.
Bagi kami ini adalah hal pertama kali kami memfoto seorang caleg dalam pakaian yang seadanya dan tidak resmi, bahkan berkesan sekenanya dengan yang dia pakai. H. Usman, sang caleg bernomor 1 dari PPP wilayah Bekasi Timur ini, berkomentar, "Bagi saya sih nggak penting mau pakai baju apa, kan tidak pengaruh apa saya berhasil jadi anggota dewan atau nggak. Mungkin buat yang lain saat diambil fotonya pakaian itu penting, jadi harus repot-repot ganti pakaian resmi dulu. Wah ribet, kalau mau foto saya dalam keadaan begini, ya silahkan saja. Toh gak akan pengaruh kan, mau nanti saya berhasil jadi anggota dewan atau tidak?" sekali lagi ia beretorika kepada kami. Kami pun setuju, karena memang bukan itu tujuan dari para caleg diambil fotonya.
Dari hal itu, kami bisa mengambil kesimpulan , bahwa H. Usman, bukanlah termasuk orang yang terlalu serius dalam menanggapi beragam masalah, bahkan ia berkesan terbuka dan tak mau repot-repot membuat aturan protokoler. Sifat kesederhanaan dan santainya itu, membuat ia termasuk orang yang gampang untuk ditemui oleh siapapun, bahkan salah satu orang dekatnya mengatakan, bahwa siapapun yang telah bertemu H. Usman, maka akan seperti "kecanduan", artinya akan membuat mereka mau bertemu dan bertemu lagi. Sekali lagi kami menyetujui pernyataan tersebut, karena kami pun merasakan hal yang serupa, saat kami diterima dengan tawa canda ringan bahkan berkesan sangat hangat disambutnya.
Pertemuan Rutin Majelis Dzikir Jama'ah Manaqib H. Usman
Ketenangan jiwa sebagai sarana ibadah memang sangat dibutuhkan dalam peri kehidupan kita sehari-hari. Namun bagaimana kita bisa memperolehnya inilah yang menjadi pokok permasalahan. Rasulullah sendiri menjelaskan bahwa ketenangan hati itu bisa hadir hanya dengan dzikrullah, mengingat Allah. Sedangkan di dalam Al-Qur'an ada dua hal yang bisa menenangkan hati, satu yakni dzikir mengingat Allah dan lainnya adalah pasangan hidup (jaujah = istri atau suami) yang diciptakan untuk menenangkan diri kita.
Demikianlah alasan utama mengapa jama'ah majelis dzikir dari waktu ke waktu semakin membludak, karena masyarakat pada umumnya masih sering mengalami kegelisahan dan ketidaktenangan hati karena permasalahan dan kesulitan hidup yang kiat menghimpit. Hal inilah yang menjadi alasan bagi H. Usman untuk tetap menghidupkan majelis dzikir di wilayah tempat tinggalnya, khususnya Kampung Aren Jaya, Bekasi Timur.
Hampir setiap minggu dia memberikan dukungan (sponsor) kegiatan buat jama'ah manaqib yang tidak tanggung-tanggung. Bahkan bila ada pengajian untuk jama'ah manaqib yang hendak berkunjung ke Pondok Pesantren Barokatul Qodiri, asuhan KH. Junaedi Al-Baghdadi, ia tak segan untuk membantu menyediakan kendaraan bus besar hingga 4 buah agar para jama'ah bisa tiba ke sana. Dan tak kurang puluhan juta dia rogoh dari kantongnya demi kemaslahatan jama'ah agar bisa mengikuti kegiatan pengajian tersebut. Baginya ini merupakan tanggung jawab sebagai seorang muslim dalam membantu saudara-saudaranya seagama untuk beribadah dan beramal shalih.
Ada hal menarik yang menjadi perhatian penulis saat menghadiri majelis dzikir yang dihadiri lebih dari 600 orang lebih pada malam Jum'at pertama bulan November itu, yakni pesan dakwah disampaikan Ustadz Batu, tentang 4 hal yang menjadi pengelompokan manusia yang hidup di dunia.
Kelompok pertama, adalah mereka yang mulia hidup di dunia, mulia hidup di akhirat. Mereka inilah, orang-orang yang kaya, makmur, punya segalanya, namun masih sempat beribadah dan beriman kepada Allah, maka kelak di akhirat nanti mereka akan mendapatkan kemuliaan seperti yang dijanjikan Allah s.w.t. Karena Allah tidak akan pernah mengingkari janjinya kepada hamba-hambanya, khususnya kepada hamba-hambaNya yang dicintaiNya.
Kelompok yang kedua, adalah mereka yang hidup mulia di dunia, namun terhina di akhirat. Mereka inilah yang semasa hidup di dunia, mendapatkan semua yang dibutuhkan manusia selama hidup dunia, berupa kekayaan, harta melimpah, derajat yang tinggi, anak yang banyak, jabatan yang tinggi, namun tidak ada secuilpun atau sedikit sekali amal ibadahnya yang menunjukkan keimanannya kepada Allah s.w.t dan Rasulullah s.a.w. Kelak mereka akan terhina saat mati dan kembali kepada Allah di akhirat nanti.
Kelompok yang ketiga, adalah mereka yang di dunia terhina karena hidup dalam kemiskinan, tidak punya jabatan, posisi yang tidak tinggi, dan tidak ada amal ibadah sedikitpun serta tidak memiliki keimanan kepada Allah s.w.t. maka mereka inilah yang akan mendapatkan kehinaan saat di akhirat nanti. Sungguh satu kerugian yang sangat besar, sudah terhina dalam kehidupan dunia, terhina pula di kehidupan akhirat.
Kelompok yang keempat, adalah kelompok yang paling banyak dan sangat mirip dengan kehidupan rakyat miskin kebanyakan baik di wilayah Bekasi khususnya maupun Indonesia pada umumnya. Mereka ini adalah yang mempunyai kehidupan yang tidak mulia saat di dunia, namun karena keimanan dan amal ibadah serta amal shalihnya, maka mereka akan dimuliakan oleh Allah s.w.t. di akhirat nanti. Mereka inilah yang akan mendapatkan keberuntungan dan nikmat yang tiada taranya saat di akhirat nanti, berupa surga yang tidak terkirakan.
Kyai Haji Drs. Abdul Raqib Al Musyaddad pun tak mau kalah dalam menyampaikan pesan dakwahnya yakni tentang 4 hal mnaieng hubungan kita dengan baginda Rasulullah s.a.w. hal tersebut pun terdengar unik, yakni manusia pertama yang "Ketemu, Ketemu", manusia kedua yang "Ketemu, Tidak Ketemu", manusia ketiga yang "Tidak Ketemu, Ketemu" dan jenis manusia keempat yang "Tidak Ketemu, Tidak Ketemu".
Manusia jenis pertama, yakni "Ketemu, Ketemu". Mereka ini adalah para sahabat dan orang beriman yang hidup semasa hidup Rasulullah s.a.w. dan bertemu dengan beliau. Karena keimanannya kepada Allah dan Rasulullah s.a.w. mereka bukan saja hidup bersama dan bertemu (ketemu) dengan Rasulullah saat di dunia, namun nanti di akhirat mereka akan bertemu (ketemu) dengan Rasulullah sebagai orang yang sangat mereka cintai.
Dan untuk manusia jenis kedua, yakni "Ketemu, Tidak Ketemu" adalah mereka yang bertemu dengan Rasulullah bahkan berhubungan sangat dekat dengan Muhammad Rasulullah s.a.w., misalnya pamannya sendiri Abu Thalib, Abu Lahab dan Abu Jahal namun karena kekafiran atau tidak adanya iman kepada Allah dan RasulNya, maka di akhirat nanti mereka "tidak bisa" bertemu (ketemu) dengan Rasulullah s.a.w.
Untuk jenis manusia yang ketiga adalah mereka yang "Tidak Ketemu, Ketemu", kelompok mereka yang seperti adalah, kita (bila kita beriman kepada Allah dan Muhammad Rasulullah s.a.w. sementara kita tidak pernah melihat dan bertemu dengan Rasulullah), maka "pasti" dan Wallahi (demi Allah), demikian Kyai Raqib menegaskan, bahwa kita akan bertemu dengan Rasulullah di akhirat nanti.
Yang paling rugi adalah kelompok manusia yang keempat, yakni mereka yang "Tidak Ketemu, Tidak Ketemu", mereka adalah orang-orang yang suka sekali melakukan maksiat dan suka berbuat dosa, dan bahkan tidak beriman kepada Allah s.w.t dan Muhammad Rasulullah, maka jangan harap mereka akan bisa mendapatkan syafaatnya Rasulullah ataupun bertemu dengan Rasulullah di akhirat nanti. Di dunia mereka tidak bertemu dengan Rasulullah, dan di akhirat nanti juga tidak akan pernah bisa bertemu dengan Rasulullah. Mereka inilah kelompok orang yang paling merugi.
Sungguh pesan-pesan yang disampaikan oleh para ulama dan imam manaqib itu telah memberikan ruh atau semangat baru serta pencerahan kepada para jama'ah. Majelis Dzikir yang lebih banyak dihadiri oleh kaum ibu dan tidak sedikit pula beserta anak-anak mereka itu, memang dilanda suasana haru biru, apalagi saat dzikir yang diakhiri dengan do'a dan pembacaan Surat Al-Fatihah berulang-ulang yang ditujukan barokahnya kepada para nabi, malaikat, wali-wali dan ulama-ulama serta orang-orang shaleh itu, telah membuat semakin khusyuk bagi setiap mereka yang hadir. Kemudian tak lupa mereka mengakhiri do'a mereka untuk mendukung H. Usman sebagai salah satu tokoh warga masyarakat di wilayah kampung Aren Jaya, BekasiTimur agar bisa dimudahkan jalannya menempuh pencalonan diri menjadi anggota legislatif DPRD Kota Bekasi. Acara pun berakhir jam 00.15 dini hari.
(Sidik Rizal)
==================================================
H. USMAN bin H. JUMADIN
CALEG PPP, DPRD Kota Bekasi dapil Bekasi Timur
Nama Lengkap:
H. Usman
TTL: Surabaya, 7 Februari 1968
Agama: Islam
Status: Menikah
Istri: Hj. Iyah
Anak:
1- M. Yakub (Kuliah di Jayabaya-Jakarta)
2- M. Yunus (SMA Al Muhajirin Bekasi)
3- Siti Fadhillah (SD)
Alamat:
Kp. Rawa Aren, RT 07.7 RW.01, Aren Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Riwayat Pendidikan:
- SD Negeri 1, Aren Jaya, lulus 1983
- SMP Negeri 2, Bekasi, lulus 1985
- SMA - PGRI, Tambun Bekasi lulus tahun 1988
Riwayat Pekerjaan:
- Pengusaha Limbah Barang Bekas
- Pemilik CV Enam Bersaudara
- Koordinator Ponpes Barokatul Qodiri, Wilayah Bekasi Timur.
Riwayat Organisasi:
- Ketua GPK (Gerakan Pemuda Ka'bah) Wilayah Kota Bekasi
- Dewan Pakar LP2L
Olahraga:
- Futsal,
- Badminton,
- Sepakbola (ada 4 PS di Bekasi Timur yang di bawah pembinaannya).
Visi :
- Membangun sumber daya manusia yang seutuhnya dengan syariat ajaran Islam.
Misi:
- Mensyiarkan agama Islam dengan dakwah bil hal, menggiatkan pengajian majelis Dzikir dan meningkatkan kualitas dan kuantitas Jama'ah Manaqib khususnya di wilayah Bekasi Timur.
- Meningkatkan Sumber Daya Manusia, khususnya di bidang ketenagakerjaan, karena bidang inilah yang sangat dikuasai.
Program:
- Menggiatkan kegiatan pengajian Majelis Dzikir di seluruh wilayah Kota Bekasi, khususnya Bekasi Timur
- Menggiatkan kegiatan olahraga yang bersifa merakyat seperti, Futsal, Badminton, dan Sepak Bola untuk tingkat daerah hingga tingkat yang lebih tinggi.
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan