Jibang, H. Bambang Supriyadi, Caleg PPP No. 1 Dapil Bekasi Barat & Medan Satria
bekasi-online.com, Jumat 19 Juni 2009, 22:29 WIB
Jibang, H. Bambang Supriyadi, caleg PPP yang akhirnya dapat nomor urut 1 dari daftar pencalegan DPRD Kota Bekasi. (Foto: DokPri)
BEKASI, bksOL -- Berkunjung dan perkenalan pertama dengan sang caleg P3 yang ternyata sudah terjun dari tahun 1987 ini membuat yakin bahwa masih ada caleg-caleg yang berorientasi pada profesionalitas kaderisasi kepartaian.
Caleg DPRD II Kota Bekasi dari PPP, Jibang atau H. Bambang Supriyadi yang sedang mengadakan pertemuan di kediamannya di wilayah Harapan Baru Regency, juga menambahkan bahwa sebenarnya hal inilah yang dilakukan oleh PPP sebagai dasar prinsip dakwah dan kampanyenya. Caleg No 1 dari dapil Bekasi Barat dan Medan Satria ini juga berkeinginan merubah image (citra) tentang partai berlambang Ka'bah ini.
H. Bambang Supriyadi ingin mengubah citra PPP yang tadinya sebagai partainya umat Islam untuk orang tua menjadi partainya umat Islam dari kalangan generasi muda.
Bersamaan dengan itu pula hadir Ikhwan Yusuf, Ketua Karang Taruna RW 22 Kotabaru, yang berpendapat bahwa awalnya pertama dari partai PPP yang masih berjalan dalam koridor dakwah yang berbasis agamis dan nasionalis. Setelah itu dia melihat figur tokoh yang akan menjadi caleg bagi lingkungannya.
Kemudian beberpa bulan setelah pileg berlalu, hampir saja bksOL tidak pernah berhubungan dengannya. Namun pada satu Jum'at setelah sholat Jum'atan di Masjid At-Taqwa di dekat kediamannya, bksOL bertemu dengannya dan saling bersalam tegur sapa.
Mulanya ia hanya memperhatikan dan menanyakan mengapa model rambut wartawan bksOL kini berubah lagi, dari gondrong, sekarang agak pendek tapi jigrig (berdiri) kaya jagoan Dragon Ball. "Biasa pak bergaya penampilan baru aja biar rambutnya bisa lebih bernafas!" ujar bksOL mencoba berkelit.
Dan tak dinyana ia menanyakan segala hal tentang pilpres dan perkembangan hasil keputusan MK serta kesepakatan antara KPU dan MK di pusat.
Dari obrolan ringan itulah akhirnya bksOL meminta dia untuk mendiskusikannya lebih serius, tanpa basa-basi bksOL bilang, "Enaknya kalau kita bahas masalah serius isyu ini dengan minum kopi pak!?" dan ia mengangguk setuju, diajaknya saya masuk ke halaman rumahnya.
Saat dia mengungkapkan keprihatinannya terhadap terpilihnya caleg baik dari partainya sendiri maupun dari partai lain, tak ada kesan karena ia sakit hati. Hanya sangat disayangkan, bahwa di tingkat penyelenggara (baca: KPU dan instansi terkait) masih saja ada oknum-oknum yang memancingnya untuk ikut "bermain" dengan oknum-oknum lain agar dia bisa menjadi dan terpilih sebagai anggota dewan.
Tak ada basa-basi, dari awal ia menangkap gelagat bahwa sang petugas itu sudah menawarkan iming-iming yang tentunya harus ia bayar dengan kontan, langsung saat itu pula ia menolak secara halus dan tegas. Karena sejatinya kemenangan baginya adalah kemenangan hasil dari pilihan rakyat, bukan karena adanya permainan tingkat tinggi di penyelenggara. Dan ia sangat menyayangkan itu. Biar begitu dia tetap berharap bahwa si oknum tidak melakukan hal yang serupa kepada caleg selain dirinya.
Ada satu hal penting yang perlu kita jadikan pelajaran dalam pileg lalu itu. Jibang menyikapi bahwa para caleg yang kebetulan juga menjabat sebagai Ketua Partai, alangkah baiknya bila mau menyerahkan jabatannya sementara kepada wakil atau Pengurus Partai yang aktif yang tidak sedang mencalegkan diri.
Bagi Jibang, AD & ART dari PPP di tingkat pusat sendiri masih belum mengatur tentang keharusan seorang caleg yang menjabat menjadi Ketua Partai di tingkat terkecil (DPC) untuk menyerahkan jabatannya sementara waktu kepada wakil atau pengurus yang tidak mencalegkan diri.
Padahal ini sangat penting apalagi menyangkut etos kerja dan kedisiplinan serta etika keorganisasian agar tidak terjadi benturan kepentingan pribadi dengan kepentingan partai atau kelompok.
H. Bambang, sang pengusaha yang juga punya niatan ingin membuka usaha RM Nasi Kucing di wilayah Kota Bekasi dan Jakarta Timur ini, menambahkan, bahwa belum berjalannya roda keorganisasian di PPP khususnya DPC Kota Bekasi karena mandulnya produktifitas kader pengurus partai hingga ke tingkat PAC.
Seandainya masing-masing PAC sudah diberikan bekal kemampuan menghasilkan pendapatan ekonomis baik dengan bantuan permodalan atau peningkatan keahlian dan ketrampilan dalam hal berdagang, maka Jibang yang semula merencanakan program ini akan digalakkan bila dia terpilih menjadi anggota dewan, dengan menghidupkan program pemberdayaan kader dengan pelatihan wirausaha mikro di tingkat terkecil PAC.
Bisa dengan menggunakan kantor PAC, dimana kader-kader pengurus yang selama ini tidak pernah digaji dan hanya sebatas kerja sukarela, maka mereka bisa mendapatkan penghasilan ekonomis dan pada akhirnya akan meningkatkan loyalitas kepada partai dan sang kader mampu menularkan kepada masyarakat lingkungannya.
Tentunya hal itu sangat berdampak positif baik bagi kantor dan partai itu sendiri, juga kepada lingkungan kader partai. Ini yang disebut oleh H. Bambang sebagai profesionalitas manajemen proyek dalam mengelola manajemen organisasi partai.
Karena bagi H. Bambang, DPC Kota Bekasi yang dianggapnya mandul dan mati suri atau paling baik bisa disebut dengan jalan terseok-seok, dikarenakan tidak adanya loyalitas kader pengurus yang mau rela berkorban demi partai tanpa mendapatkan apa-apa, sementara para caleg dan pengurus selalu mendapatkan proyek dari tingkat yang lebih tinggi, dan mereka yang di bawahnya tak kebagian sedikitpun nikmatnya.
Dengan memberikan ketrampilan dan kesempatan berwirausaha di tingkat PAC, setidaknya mengurangi beban kerja organisasi partai dan secara perlahan partai bisa berkembang bagaikan kepompong, yang kelak pada waktunya ia akan berubah menjadi kupu-kupu.
Mendengar hal ini, bksOL mencoba menterjemahkan dan menganalisa serta memancing pertanyaan, apakah yang diutarakannya itu karena dia ingin memajukan partai dan mau menerima kesempatan bila ia nanti dipilih menjadi salah satu pengurus inti di DPC Kota Bekasi?
Dan dengan tersenyum simpul penuh rahasia, H. Bambang hanya menjawab, "Itu kan masih jauh, Muscab saja paling cepat tahun 2011 atau 2012. Tak ada lah keinginan dan ambisi pribadi saya ke sana. Tapi memang sudah beberapa PAC yang datang ke rumah saya dan mengeluhkan beragam permasalahan mereka kepada saya, agar bagaimana kita bisa mencari solusi dan jalan keluarnya...!" ujarnya diplomatis dan hati-hati.
Reporter: Dik Rizal, Editor: Nur Muhammad
======================
Biodata:
Nama : H. Bambang SupriyadiTTL: Kudus, 19 Mei 1962
Agama: Islam
Status: Menikah
Istri: Hj. Wiji Ningsih
Anak: 2
- Ajeng Karina Siwie (London School)
- Roro Arindhi Dwi Pangestika (Al Azhar-SMA)
Riwayat Pendidikan:
- STM Listrik lulus tahun 1981
Riwayat Organisasi
- Sekretaris OSIS SMP
- Bendahara OSIS STM
- SPSI
- Tokoh Pemuda
- Karang Taruna
- Pengurus RT
- Pengurus RW
- Ketua RW
- Majelis Pakar DPC PPP
Riwayat Pekerjaan:
1 Juli 1982 – sekarang sebagai Karyawan Yamaha Indonesia
Alamat Rumah:
Jl. Soka Merah, Blok E2 No. 9, Harapan Baru Regency, Bekasi Barat Kota Bekasi
Telp.: wa.me/+628129425451
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan