Aburizal Bakrie akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Golkar periode 2009-2014. Ical, begitu ia kerap disapa, terpilih sebagai pemenang setelah diketahui bahwa 269 suara mencalonkannya sebagai ketua umum dalam Musyawarah Nasional (Munas) partai itu di Hotel Labersa, Kampar, Pekanbaru, Rabu 7 Oktober 2009.
Pesaing terdekat Aburizal, Surya Paloh yang meraih cukup banyak suara juga. Dua calon lainnya Yuddy Chrisnandy dan Tommy Soeharto belum mendapat suara.
Penetapan Aburizal sebagai ketua umum itu sesuai dengan ketentuan Pasal 39 Tata Tertib soal mekanisme pencalonan. Di situ disebutkan bahwa calon yang maju harus didukung 30 persen suara. Jumlah pemilih dalam Munas ini 538 yang terdiri dari DPD I, DPD II, DPP dan Organisasi Massa (Ormas) yang bernaung di bawah Golkar.
Tiap pemilih hanya mengajukan satu calon. Dalam pasal itu disebutkan bahwa bila ada bakal calon yang didukung 50 persen lebih suara, maka bakal calon itu langsung ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Dari total pemilih itu, yang ikut mencontreng 537 suara. Satu suara tidak mencontreng karena perwakilan yang dikirim ke sana tidak sah. Dari jumlah 537 itu satu suara tidak sah. Jadi jumlah suara yang dhitung 536. Jumlah 50 persen plus satu dari jumlah itu adalah 269 suara.
Telah diprediksi banyak pihak bahwa dalam bursa pemilihan Ketua Umum Partai Golkar akan menempatkan Aburizal Bakrie sebagai calon kuat yang duduk disitu. Dalam Musyawarah Nasional VIII Partai Golkar di Pekanbaru, Riau, yang berakhir Kamis (08′10) dini hari, Aburizal Bakrie terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar untuk periode kepemimpinan 2009-20015. Ical, sapaan akrab Aburizal Bakrie, menyingkirkan saingan terberatnya yaitu Surya Paloh yang meraih total suara 239 suara terpaut 56 suara lebih sedikit dibanding Ical. Saat perolehan suara Ical sudah mencapai 50 persen plus satu, pendukungnya berteriak dan memberikan selamat. Penghitungan suara selesai dilakukan pada pukul 03.30 WIB. Sementara itu, ada tiga nama yang disebut-sebut akan menduduki posisi sekretaris jenderal Golkar. Antara lain mantan Ketua DPR Agung Laksono, Jenderal Purnawirawan Luhut Panjaitan, dan mantan anggota DPR Indra Utoyo.
Adakah penuntasan masalah lumpur Lapindo bisa terselesaikan pasca terpilihnya Ical ?
Setelah Aburizal dipastikan keluar sebagai pemenang, suasana Ballroom Hotel Labersa terlihat meriah. Para pendukung Aburizal bergembira, saling berangkulan dan bertepuk tangan. Pendukung Aburizal yang terlihat di ruang itu antara lain Akbar Tanjung, Agung Laksono,Theo Sambuaga dan beberapa petinggi Golkar lainnya.
Kemenangan Aburizal itu sesungguhnya sudah bisa diprediksi sejak kemarin, ketika sejumlah pengurus daerah tingkat I menyampaikan pemandangan umum dalam Munas ini.
Dari 34 Dewan Pimpinan Daerah (DPD I) yang hadir dalam Munas itu, 20 daerah yang secara terbuka mencalonkan Aburizal sebagai ketua umum. Delapan organisasi massa yang berhimpun di Golkar yakni AMPI, KPPG, MDI, Kosgoro MKGR, HWK, Satkar Ulama dan AMPG juga secara tegas mencalonkan Aburizal.
Dalam pemandangan umum itu juga 7 DPD secara terbuka mencalonkan Surya Paloh, dan 7 DPD lainnya belum menentukan pilihan. (TVOne)
--------------------------------------------
Berita terkait lainnya:
Aburizal Bakrie Ketua Umum Golkar 2009-2015
Aburizal Bakrie akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Golkar periode 2009-2014. Ical, begitu ia kerap disapa, terpilih sebagai pemenang setelah diketahui bahwa 269 suara mencalonkannya sebagai ketua umum dalam Musyawarah Nasional (Munas) partai itu di Hotel Labersa, Kampar, Pekanbaru, Rabu 7 Oktober 2009.
Pesaing terdekat Aburizal, Surya Paloh yang meraih cukup banyak suara juga. Dua calon lainnya Yuddy Chrisnandy dan Tommy Soeharto belum mendapat suara.
Penetapan Aburizal sebagai ketua umum itu sesuai dengan ketentuan Pasal 39 Tata Tertib soal mekanisme pencalonan. Di situ disebutkan bahwa calon yang maju harus didukung 30 persen suara. Jumlah pemilih dalam Munas ini 538 yang terdiri dari DPD I, DPD II, DPP dan Organisasi Massa (Ormas) yang bernaung di bawah Golkar.
Tiap pemilih hanya mengajukan satu calon. Dalam pasal itu disebutkan bahwa bila ada bakal calon yang didukung 50 persen lebih suara, maka bakal calon itu langsung ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Dari total pemilih itu, yang ikut mencontreng 537 suara. Satu suara tidak mencontreng karena perwakilan yang dikirim ke sana tidak sah. Dari jumlah 537 itu satu suara tidak sah. Jadi jumlah suara yang dhitung 536. Jumlah 50 persen plus satu dari jumlah itu adalah 269 suara.
Setelah Aburizal dipastikan keluar sebagai pemenang, suasana Ballroom Hotel Labersa terlihat meriah. Para pendukung Aburizal bergembira, saling berangkulan dan bertepuk tangan. Pendukung Aburizal yang terlihat di ruang itu antara lain Akbar Tanjung, Agung Laksono,Theo Sambuaga dan beberapa petinggi Golkar lainnya.
Kemenangan Aburizal itu sesungguhnya sudah bisa diprediksi sejak kemarin, ketika sejumlah pengurus daerah tingkat I menyampaikan pemandangan umum dalam Munas ini.
Dari 34 Dewan Pimpinan Daerah (DPD I) yang hadir dalam Munas itu, 20 daerah yang secara terbuka mencalonkan Aburizal sebagai ketua umum. Delapan organisasi massa yang berhimpun di Golkar yakni AMPI, KPPG, MDI, Kosgoro, MKGR, HWK, Satkar Ulama dan AMPG juga secara tegas mencalonkan Aburizal.
Dalam pemandangan umum itu juga 7 DPD secara terbuka mencalonkan Surya Paloh, dan 7 DPD lainnya belum menentukan pilihan.
Sumber : VIVAnews
Tim sukses sedang menggagas dan menggalang kekuatan agar Aburizal Bakrie terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar menggantikan HM Jusuf Kalla pada musyawarah nasional (Munas) Partai Golkar di Riau, Selasa (6/10).
Hal itu dikemukakan salah seorang anggota tim sukses pemenangan Aburizal Bakrie yang juga Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Ridwan, di Raha, Kabupaten Muna, Minggu.
Ridwan yang juga Bupati Muna ini mengatakan, peluang Aburizal Bakrie untuk menduduki kursi Ketua Umum DPP Partai Golkar cukup besar karena berdasarkan perhitungan sementara, dari 536 suara yang akan diperebutkan, 390 di antaranya sudah mengarah kepada Menko Kesra ini.
“Itu artinya sekitar 75 persen suara dukungan kepada Aburizal Bakrie,” ujar Ridwan seraya menambahkan, dari sekian kandidat, pemaparan visi dan misi Aburizal Bakrie dapat diterima kalangan partai karena berkomitmen untuk mengembalikan kebesaran Partai Golkar di masa depan.
Ridwan juga mengakui bahwa kandidat lain seperti Tommy Soeharto dan Surya Paloh sedang menggalang dukungan di berbagai daerah, tetapi khusus Partai Golkar Sultra tetap solid untuk memberikan dukungan kepada Aburizal Bakrie, kecuali DPD II Partai Golkar Kabupaten Konawe yang belum jelas arahnya.
Ridwan juga menegaskan, dukungan pengurus Partai Golkar dari Kawasan Timur Indonesia (KTI) terhadap Aburizal Bakrie cukup besar, sekitar 50 sampai 60 persen. (*an/ham)
Aburizal: Golkar Anti Oposisi
BalasHapusJika Aburizal Bakrie terpilih jadi ketua umum Partai Golkar dalam Munas di Pekanbaru, posisi Partai Golkar semakin jelas, yakni memilih untuk berdampingan dengan pemerintah. Aburtizal justru menilai usulan menjadi oposisi adalah wacana dan tawaran orang yang berpikiran cupet atau sempit.
“Pemikiran oposisi itu cupet dan Partai Golkar tidak bisa bersenang-senang di atas kegagalan pemerintah,” terang Aburizal dalam jumpa pers di lokasi Munas, Hotel Labersa, Riau, Rabu
Menurut Aburizal, Partai Golkar justru sudah harus membiasakan diri memposisikan diri sebagai partai yang mandiri, agar bisa menentukan arah yang tepat bagi kemajuan bangsa.
“Kalau Golkar punya sikap yang mandiri, pemikirannya mandiri, pendanaannya
mandiri, Golkar akan bisa mengkritik pemerintah kalau kebijakannya kurang baik. Tetapi kalau ternyata bagus program pemerintah itu, seperti PNPM, kita harus dukung,” jelas Aburizal.(*bbs/z)
Aburizal Pilih di Luar Kabinet
Anggota Dewan Penasehat Partai Golkar Aburizal Bakrie mengatakan jika dia terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar dalam Munas mendatang, pihaknya memilih berkiprah di luar kabinet. “Saya akan di luar kabinet, mengurus partai,” kata Aburizal kepada wartawan di Blitar Senin saat ditanya kemungkinan peran yang akan diambil setelah kabinet SBY-Boediono terbentuk.
Menurut Aburizal, Partai Golkar tidak mengharamkan anggotanya masuk dalam komposisi kabinet SBY-Boediono jika anggota itu dipilih SBY sebagai menteri atas dasar kemampuannya. “Partai Golkar tidak melarang anggotanya mendukung kabinet SBY-Boediono. Jadi dipersilakan kepada mereka untuk membantu Presiden kalau memang dibutuhkan,” katanya.
Menurut tokoh Golkar yang biasa disapa Ical itu, Partai Golkar tidak akan memerankan posisinya sebagai oposisi murni sehingga menolak tawaran SBY masuk di kabinet. “Kalau kami melakukan kritik, itu adalah kritik yang konstruktif. Kalau oposisi, ya oposisi yang konstruktif,” tambahnya.
Aburizal mengatakan bahwa meskipun Partai Golkar tidak melarang anggotanya masuk kabinet mendatang, untuk diri pribadi, dia memilih mendukung SBY dari luar kabinet. “Dengan demikian Partai Golkar tidak terlalu dekat dengan pemerintah tapi juga tidak terlalu jauh,” tutur Ical.
Diperkirakan Partai Golkar akan menyelenggarakan Musyawarah Nasional pada Oktober mendatang sebelum SBY membentuk kabinet pemerintahan 2009-2014. Dengan demikian kepengurusan baru Partai Golkar sudah terbentuk sebelum pemerintahan SBY -Boediono menyusun kabinet.(*z/an)
Aburizal Yakin Jadi Ketum
BalasHapusAnggota Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie, tidak memandang pencalonan kader muda Yuddy Chrisnandi sebagai pesaing bagi dirinya untuk merebut kursi ketua umum Partai Golkar.
Usai menghadiri rapat di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa, Aburizal yang juga Menko Kesejahteraan Rakyat ini menilai sampai saat ini tidak ada pesaing kuat bagi dirinya dalam bursa pencalonan ketua umum Partai Golkar. “Tidak ada,” ujar Aburizal ketika ditanya siapa pesaing kuatnya untuk bertarung memperebutkan kursi ketua umum partai berlambang Pohon Beringin tersebut.
Ia juga menyampaikan keyakinannya untuk memenangkan pemilihan ketua umum Partai Golkar. Dukungan yang telah didapatnya sebanyak 448 pengurus daerah di tingkat kabupaten/kota dari 515 DPD Partai Golkar di seluruh Indonesia. Tanpa menyebut nama, ia juga mengungkapkan, tim suksesnya tersebar di seluruh Indonesia. “Kalau dalam surat resminya sudah 448 dari 515 DPD. Tapi bisa saja kan keadaan berubah pada saat Munas,” ujarnya.
Mengenai sikapnya terhadap pemerintah mendatang apabila terpilih sebagai ketua umum Partai Golkar, Aburizal menyampaikan pandangan berbeda dari Yuddy Chrisnandi yang ingin Golkar menjaga jarak dengan pemerintah.
Berdasarkan alasan tidak ada oposisi murni dalam sistem presidensial yang dianut Indonesia, Aburizal mengatakan, Golkar akan mendukung pemerintah apabila kebijakan pemerintah dinilai baik oleh partai. “Tapi dia akan kritik pemerintah apabila kebijakannya salah,” ujarnya.
Meski berjanji tetap independen, Aburizal mengatakan, jika ia terpilih sebagai ketua umum Partai Golkar, ia akan mengizinkan kader partai yang terpilih oleh presiden sebagai menteri dalam kabinet mendatang.
Namun, Aburizal mengaku sampai saat ini tidak mendapatkan janji kursi kabinet untuk Partai Golkar dari Susilo Bambang Yudhoyono yang telah diumumkan Komisi Pemilihan Umum meraih suara terbanyak pada Pemilu Presiden 2009. “Belum tahu, yang tahu kan Presiden sendiri. Presiden kan belum menentukan siapa-siapa, apalagi saya, tahu apa saya,” ujarnya.(*an)
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan