Pemerintah Pesimistis Ekspor 2014 Membaik
bekasi-online.com
JAKARTA, Tempo.co - Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan kinerja ekspor Indonesia pada 2014 menghadapi banyak tantangan. Penurunan ekspor minyak seiring dengan anjloknya lifting minyak dari target pemerintah dalam APBN 2014 sebanyak 870 ribu barel per hari cukup berdampak pada neraca perdagangan.
"Lifting akan di bawah 870 ribu barel per hari, deviasinya jauh. Padahal konsumsi BBM setiap tahun meningkat. Artinya, impor BBM akan semakin tinggi," kata Bambang dalam paparannya dalam rapat kerja nasional Kementerian Perdagangan, Rabu, 12 Maret 2014. (baca: Penguatan Rupiah Belum Berdampak terhadap Ekspor)
Bambang mengatakan tekanan ekspor terjadi pada sektor mineral. Adanya larangan ekspor mineral mentah membuat pemerintah diperkirakan kehilangan pendapatan sebesar US$ 5 miliar. "Itu termasuk olahan, setengah olahan, dan ore. Perlu langkah untuk menutup kinerja ekspor yang melemah," ujarnya.
H.M. Pariyo Kartoutomo dgn latar belakang komoditi ekspor gunung batu zeolite |
Tingginya ekspor manufaktur disebabkan nilai tukar rupiah yang terdepresiasi sehingga daya saingnya membaik. Bambang meminta Kementerian Perdagangan memastikan kekuatan ekspor manufaktur tetap berjalan untuk menutup pengurangan pendapatan akibat pelarangan ekspor mineral.
Keyakinan sektor manufaktur terus tumbuh juga terlihat dari semakin banyaknya FDI yang masuk di sektor itu. Menurut dia, ini menjadi modal untuk industri manufaktur Indonesia meningkatkan ekspornya. "Jika Perdagangan bisa menjaga ekspor, trade surplus akan terjaga, dan itu bisa menjaga stabilisasi rupiah."
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengaku optimistis kinerja perdagangan akan membaik seiring perbaikan ekonomi dunia. Namun dia mengakui pelemahan ekonomi Cina akan berdampak pada perdagangan Indonesia. "Secara keseluruhan akan dilihat memang ada strukturnya yang harus diperbaiki," ujarnya.
Lutfi mengatakan pihaknya akan menyisir pasar baru untuk menggenjot ekspor non-tradisional. Beberapa negara yang dibidik adalah Afrika Selatan dan Amerika Selatan. Selain itu, Kementerian Perdagangan juga akan membidik pasar tunai seperti di Yordania dan Aljazair. "Pasar tunai di negeri ini tidak terkoneksi perbankan internasional secara menyeluruh," katanya.
ANGGA SUKMA WIJAYA - TEMPO
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan