contoh iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Analisa Intelijen Komedik Kenapa SP Memilih Cak Imin Jadi Paslon bagi ARB

banner

Surya Paloh Sudah Pasti Tahu, Jika Cak Imin Bakal Diperiksa KPK, Justru Itu Alasan Utama Kenapa Harus Memilihnya Jadi Paslon Capres Anies Baswedan

kandidat-kandidat.com, Selasa 5 September 2023, 10:57 WIB, DikRizal

Republika/Alfian ChoirSuasana panggung tempat rencana deklarasi Anies Baswedan-Cak Imin di Hotel Majapahit Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023)


JAKARTA, bksOL - Berbagai asumsi dan analisa mulai berguliran di media sosial dan juga media online, termasuk wawancara khusus lngsung dengan Anies Baswedan dan Cak Imin. Tak kurang para tokoh penting dari semua partai pendukung koalisi Perubahan dan Persatuan, ikut berikn pernyataan terkait Capres Anies yang akhirnya memilih Cak Imin alias Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapresnya di pilpres 2024 mendatang.


Baca juga: Analisa Intelijen; PKS Tetap dalam Koalisi Perubahan dan Persatuan Dukung Capres Anies Baswedan








Penentuan capres sebagai kandidat penentunsiapa pemimpin bangsa ini selama 5 tahun ke depan di pilpres 2024, memang merupakan hal yangbtidak sederhana. Namun hal ini menjadi wacana selama 10 tahun lalu sebelum pemilu 2014 dimulai. Apalagi letika track record capres Jokowi di 2014 dimulai dengannperjalanan krirnya sebagai Walikota Solo lalu kemudian jadi Gubernur DKI setengah periode demi meraih posisi jabatan penting strategis sebagai presiden di 2014 lalu.



Adalah Surya Paloh yang justru pernah jadi pendukung pencapresan Jokowi satu dekade silam, kini berharap ingin kembali menuai panen suksesnya melalui bakal calon yang justru berseberangan dengan presiden Jokowi, sebagai suksesornya kelak. Meskipun Jokowi tidak setuju dan berseberangan dengannya.




Alasan kenapa dipilihnya Anies Baswedan sebagai capres 2024 adalah bukti kejeniusan seorang Surya Paloh dalam bermain politik tingkat elit dalam penentuan siapa kelak pemimpin bangsa ini dengan mekanisme demokrasi. Secara matematik politik di atas kertas, Surya Paloh baru berhasil memperoleh kursi kekuasaan parlementer di DPR RI hingga 58 kursi anggota dewan sejak tahun 2019 lalu. Sedangkan sebelumnya, NasDem hanya memperoleh 35 kursi DPR di tahun 2014.






Lonjakan kenaikan jumlah peroleh kursi selama 5 tahun sejak 2014 ke 2019 dikarenakan keberhasilannya mengangkat Jokowi sebagai capres di tahun 2014. Namun setelah pemilu 2019, ketika isyu denga hashtag #2019GantiPresiden menjadi sedemikian viral, maka Surya Paloh sepertinya harus memeras otak lebih keras lagi, agar jumlah perolehan kursinya di tahun 2024 meningkat pesat bukan cuma di DPR RI tapi juga di DPRD Provinsi dan di DPRD Kabupaten/Kota.





Tak bisa dipungkiri, keberhasilannya memperoleh kursi di DPR pada pemilu 2019 lalu hingga 58 kursi bisa jauh berbeda denganmperolehan kursi di DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Ini yang dibacanya sebagai tahtangan sekaligus peluang, agar keluatan basis massa di akar rumput semakin kokoh dan meluas.





Itulah sebabnya terobosan langkah politiknya mgengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden di pilpres 2024, sedangkan Anies tak punya kendaraan partai sama sekali, merupakan langkah yang berani dan penuh kontroversi justru di kalangan elit politiknya sendiri. Dimana karakter pribadi para anggota DPR RI nya sendiri, cenderung tidak pro kepada ulama Muslim.





Surya Paloh nemandang perlu untuk mengubah citra dari partai Nasdem yang terpuruk di level DPRD Provinsi juga DPRD Kapupaten/Kota.

Pada pokoknya masih belum penulis lengkapi tapi analisanya adalah Cak Imin sengaja dipasangkan dengan Anies justru untuk menarik suara PKB di Jateng dan Jatim masuk dalam koalisi Perubahan dan Persatuan.

 



Terlepas dari jeratan kasus hukumnya, sosok Cak Imin nantinya, namun yang terpenting adalah dukungan PKB nya dulu dari Jateng dan Jatim demi memperkuat koalisi. Itu lah yang terpenting bergabungnya PKB sehingga koalisi dari partai seberang yakni PDIP dan tak bisa berkutik atau kesulitan mengatur strategi ulang demi dapatkan mitra koalisi baru.

Sedangkan masalah pendaftaran capres nanti pas jelang menit terakhir, tergantung gerak cepat KPK. Ketika Cak Imin gak bisa bergerak krena harus dan diwajibkan mengikuti penyidikan KPK bahkn juga kemungkinan masuk ke tingkat yang lebih pentinh, baru lah cawapres yang akan didaftarkan langsung diganti secara kilat dan instan memanggil nama Ketum Partai Demokrat, AHY.

 



Namun kali ini tentunya dukungan KOALISI Perubahan dannPersatuan yang lebih besar, yakni dari Partai Nasdem, PKS, PKB, Partai Ummat dan juga Partai Demokrat, yang kembali ke dalam koalisi seperti di awal kesepakatan.

Wallahu a’lam bishowaab.[*.*]
(masih bersambung…)
Reporter: DikRizal


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama
Kandidat Calon Walikota Bekasi, Heri Koswara