Capres Dari Mekarwangi, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi: Menelusuri Jejak Samsuri Menuju Panggung Nasional

Bagi sebagian orang, nama Samsuri mungkin masih terdengar asing di kancah politik nasional. Namun, bagi jaringan aktivis lokal dan simpatisan PCN, pria kelahiran Cirebon, 27 April 1976 ini adalah simbol kegigihan.
Berbekal latar belakang pendidik dan aktivis organisasi, ia meniti jalannya dari ruang kelas SMA swasta di Bekasi hingga ke kursi Ketua Umum partai yang ia dirikan sendiri pada 2019.
Dari Kelas Sejarah ke Ruang Politik
Samsuri adalah lulusan STAIC Cirebon untuk gelar sarjana pendidikan agama Islam, dan meraih gelar Magister Administrasi dari Institut STIAMI Jakarta.
Sebelum terjun ke politik, ia mengajar sejarah Indonesia—sebuah bidang yang membentuk pandangannya tentang persatuan, kedaulatan, dan perlawanan terhadap korupsi.
“Guru sejarah itu selalu belajar dari masa lalu. Tapi yang penting adalah berani mengubah masa depan,” ujarnya dalam pidato deklarasi.
Karier politiknya dimulai sebagai calon wakil bupati Cirebon lewat PDIP pada 2008. Enam tahun kemudian, ia maju sebagai calon legislatif DPR RI dari PKPI di dapil X Jawa Barat, meski gagal merebut kursi Senayan.
Kegagalan itu tak membuatnya mundur. Justru, ia membentuk kendaraan politik sendiri: Partai Cinta Negeri.
Visi yang Menjanjikan, Janji yang Menggantung
Visi PCN—terwujudnya kehidupan bangsa yang bertaqwa, aman, sejahtera, adil dan berdaulat—terdengar gagah.
Misinya mencakup 10 poin, mulai dari memberantas korupsi, mencerdaskan bangsa, membangun ekonomi kerakyatan, hingga memberi uang pensiun untuk semua warga senior NKRI.
Namun, janji-janji ini memerlukan landasan kebijakan yang kuat, dan di sinilah pertanyaan muncul: sejauh mana PCN punya kapasitas politik dan sumber daya untuk mewujudkannya?
Dukungan Penuh, Tapi dari Siapa?
Deklarasi yang dibacakan Ketua Bidang Litbang PCN, Suwarno, menyebut tekad penuh seluruh struktur partai dari pusat hingga ranting, bahkan di luar negeri, untuk memenangkan Samsuri.
Ia diberi wewenang penuh memilih calon wakil presidennya sendiri. Namun, di luar lingkar internal PCN, belum ada partai besar lain yang resmi menyatakan dukungan.
Dalam sambutannya, Samsuri menyerukan persatuan dan keharmonisan, serta mengajak lembaga survei memasukkan namanya dalam radar politik nasional.
Tapi dalam percaturan Pilpres, elektabilitas tak hanya ditentukan oleh niat dan deklarasi, melainkan juga oleh mesin politik, jaringan nasional, dan figur cawapres yang bisa mengangkat nama.
Jejak Bekasi
Meski lahir di Cirebon, akar Samsuri tertanam kuat di Bekasi. Alamat domisilinya di Jalan H. Nilam, Kelurahan Mekarwangi, Cikarang Barat, menjadi titik balik perjalanan politiknya.
Antara Idealisme dan Realitas Politik
Majunya Samsuri sebagai capres 2029 menempatkannya di barisan tokoh politik idealis yang berusaha menembus tembok partai besar.
Majunya Samsuri sebagai capres 2029 menempatkannya di barisan tokoh politik idealis yang berusaha menembus tembok partai besar.
PCN memang memiliki semangat, tetapi medan Pilpres adalah permainan angka: suara, logistik, dan koalisi. Pertanyaan besar yang kini menggantung: apakah PCN bisa menjembatani jarak antara visi besar dan realitas politik yang keras?
Di akhir acara deklarasi, Samsuri menutup pidatonya dengan ucapan tegas, “Bismillahirrahmanirrahim, saya siap.”
Di ruangan yang penuh simpatisan, kalimat itu disambut sorak dan doa bersama.


Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan