Kenapa Kita Cepat Naik Darah di Tempat Bau? Ternyata Otak Kita Langsung ‘Korslet’ Begitu Cium Kotoran!
Dari larangan makan bawang ke masjid sampai riset soal gas limbah, bau ternyata bukan sekadar gangguan hidung — tapi juga gangguan iman dan akal. Dari bau tinja sampai sampah busuk, semuanya ternyata punya efek langsung ke amygdala — pusat pengendali emosi yang bisa bikin orang normal mendadak ngamuk.

Hal ini sangat mengganggu hubungan sosial dengan keluarga dan tetangganya karena selama sebulan terakhir dia sering teriak marah dan cenderung mengamuk karena suasana rumah yang penuh bau busuk dari berbagai sumber.
Mulai bebauan tak sedap dari hewan kucing peliharaan yang masuk rumah tanpa pengawasan ketat, sehingga kadang mengundang kucing liar masuk tanpa izin. Lagian mana ada kucing liar masuk pake izin dan ketuk pintu?
Hingga bau busuk sampah yang lupa untuk dikeluarkan dari dapur atau kamar mandi yang kurang bersih.
Sidik pun menanyakan hal tersebut terkait ketidakstabilan emosinya selama sebulan dua terakhir yang terganggu.
Pertanyaan Sidik Warkop ini jadi sangat menarik — karena menyentuh dua bidang sekaligus: dalil syariat Islam dan penjelasan ilmiah modern tentang pengaruh bau busuk terhadap kondisi emosional dan kejiwaan manusia.
Mari kita bahas keduanya secara runtut dan mendalam.
DALIL SYARIAT ISLAM
1. Kebersihan dan Bau Busuk dalam Islam
Islam menempatkan kebersihan (ṭahārah) sebagai bagian dari iman.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"At-thahur syathrul iman"“Kebersihan adalah sebagian dari iman.” (HR. Muslim no. 223)
Artinya, segala bentuk bau tidak sedap, baik dari najis, sampah, maupun bangkai, dianggap bertentangan dengan fitrah manusia yang suci dan berpotensi mengganggu kesucian lahir-batin.
2. Larangan Menimbulkan Bau Tidak Sedap di Lingkungan
Rasulullah ﷺ juga menegaskan:
“Barang siapa makan bawang putih atau bawang merah, maka janganlah ia mendekati masjid kami, karena malaikat merasa terganggu oleh apa yang mengganggu manusia.” (HR. Bukhari no. 855 dan Muslim no. 564)
Makna syar’i: bau busuk tidak hanya mengganggu manusia secara fisik dan sosial, tapi juga mengganggu dimensi spiritual — karena malaikat menjauh dari tempat yang bau busuk.
Ini menunjukkan bahwa bau memiliki dimensi ruhani dan psikologis dalam Islam.
3. Bau Busuk dan Gangguan Jiwa
Al-Qur’an memberi isyarat bahwa lingkungan yang najis dan kotor adalah tanda kehancuran akal dan hati manusia:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah [2]: 222)
Demikian juga:
“Dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah.” (QS. Al-Muddatsir [74]: 4–5)
Tafsirnya (menurut Ibnu Katsir):
Penyucian diri termasuk dari najis dan bau busuk, karena hal itu memengaruhi kebersihan hati dan akal, yang jika dibiarkan akan menimbulkan kekacauan batin (qalb) dan pikiran (‘aql).
Dalam tasawuf, keadaan batin yang kotor diibaratkan seperti bau busuk spiritual (riyah rukhaniyyah) yang dapat membuat seseorang gelisah, marah, depresi, atau kehilangan kendali diri.
DALIL ILMU PENGETAHUAN MODERN
1. Olfactory System dan Emosi
Secara ilmiah, indra penciuman (olfactory system) memiliki hubungan langsung dengan limbic system — bagian otak yang mengatur emosi, memori, dan perilaku.
Ketika seseorang mencium bau busuk (misalnya dari amonia, hidrogen sulfida, atau asam butirat), sinyal tersebut langsung dikirim ke:
- Amygdala → mengatur rasa takut, marah, dan stres.
- Hippocampus → mengatur memori emosional.
- Hypothalamus → mengatur respons hormonal (kortisol, adrenalin).
Akibatnya, paparan bau busuk memicu stres ekstrem, iritasi, kecemasan, bahkan gangguan mental jangka panjang.
Sumber ilmiah:
- Herz, R. S. (2009). "The Emotional Distinctiveness of Odor-Evoked Memories." Chemical Senses, 29(3): 217–224.
- Zald, D. H., & Pardo, J. V. (1997). "Emotion, Olfaction, and the Human Amygdala." The Journal of Neuroscience, 17(21): 7035–7045.
2. Bau Busuk dan Gangguan Neuropsikiatri
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan kronis terhadap bau busuk dan polutan berbau kuat (seperti dari sampah, limbah, atau tinja) dapat menyebabkan:
- Gangguan kecemasan dan depresi
- Iritasi otak (neuroinflammation)
- Gangguan fungsi kognitif dan emosional
Penelitian terkait:
- Hutter et al., 2018 (Environmental Research): penduduk di sekitar tempat pembuangan sampah mengalami peningkatan gangguan emosional dan insomnia hingga 30%.
- Kim et al., 2016 (Toxicological Research): paparan hidrogen sulfida dari kotoran hewan dapat menyebabkan gangguan neurobehavioral, termasuk ledakan emosi dan depresi.
3. Efek Psikologis Langsung
- Bau busuk memicu reaksi fight-or-flight, meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan adrenalin.
- Dalam jangka panjang, stres sensorik dari bau kuat bisa membuat seseorang “tidak tahan secara mental”, bahkan muncul reaksi ekstrem: marah, panik, atau seperti “gila mendadak”.
KESIMPULAN
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Syariat Islam | Bau busuk adalah simbol ketidak-sucian yang mengusir malaikat, mengganggu hati, dan berpotensi menimbulkan kegelisahan batin. |
Ilmu Pengetahuan | Bau busuk memengaruhi sistem limbik otak, memicu stres emosional, gangguan kejiwaan, bahkan perubahan perilaku ekstrem. |
Keterpaduan Makna | Islam melarang najis dan bau busuk bukan hanya karena najis itu haram, tapi juga karena dampak biologis dan psikologisnya nyata — menjaga kebersihan berarti menjaga akal dan jiwa tetap waras. |
Kalimat penutup yang bisa jadi renungan:
“Ketika lingkungan kita bau, hati pun bisa busuk; dan ketika hati busuk, kewarasan pun perlahan ikut membusuk.”. [■]
“Ketika lingkungan kita bau, hati pun bisa busuk; dan ketika hati busuk, kewarasan pun perlahan ikut membusuk.”. [■]


Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan