iklan banner gratis
iklan header iklan header banner iklan header banner
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Mahasiswa Protes Hari Santri Hanya Seremonial Tak Berdampak Positif

BEM PTNU Jabar: “Hari Santri Jangan Cuma Seremonial, Dana Hibahnya Mana Nih, Kang?

kandidat-kandidat.com | Rabu, 22 Okt 2025 - 16:24 WIB | NMR SRiz

Biasanya kalau Hari Santri, pejabat pada datang ke pesantren, foto bareng, makan nasi liwet, terus bilang, “Santri adalah pahlawan bangsa.” Habis itu… dana hibahnya tenggelam entah di mana, mungkin ikut nyantri di anggaran yang “belum cair”. kata Sidik Warkop.

 — KOTA BEKASI | Hari Santri Nasional tahun ini terasa agak beda di Jawa Barat.

Bukan cuma karena banyak yang posting ucapan di Instagram dengan pose pakai sarung, tapi juga karena suara mahasiswa NU yang mulai nyentil pemerintah daerah: “Ucapan udah banyak, hibahnya kapan?”

Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) Wilayah Jawa Barat menegaskan, Pemerintah Provinsi Jabar jangan cuma pinter bikin baliho ucapan Hari Santri, tapi harus segera merealisasikan dana hibah untuk pesantren dan masjid sebagaimana amanat Perda Nomor 1 Tahun 2021 tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Pesantren.

Realisasi dana hibah itu bukan bentuk belas kasihan, tapi tanggung jawab moral dan hukum. ungkap Muhamad Fikry, Ketua Bidang Media dan Informasi Publik BEM PTNU Jabar, dengan gaya santai tapi nadanya jelas nyentil.

“Pesantren itu bukan dekorasi acara tahunan, tapi benteng moral dan pendidikan umat,” imbuh Muhamad Fikry lagi.

Menurut Fikry, banyak pesantren di Jawa Barat yang sudah berpuluh tahun berdiri tanpa bantuan signifikan.

Sementara proyek taman tematik dan jalan berganti nama bisa keburu dikerjakan sebelum santri sempat menamatkan kitab kuningnya.

“Kalau pesantren dianggap penting, ya buktikan. Jangan cuma bangga bilang Jabar Juara Lahir Batin tapi pesantren masih berjuang di antara beton dan banjir,” ujarnya.

Lima Tuntutan yang Lebih Pedas dari Sambal Korek
BEM PTNU Jabar dalam pernyataannya menyampaikan lima tuntutan penting yang cukup membuat telinga pejabat kudu standby:
  1. Ingatkan Pemprov bahwa Perda Nomor 1 Tahun 2021 bukan hiasan dinding, tapi perintah hukum untuk memberikan fasilitasi dan bantuan keuangan bagi pesantren serta masjid.
  2. Desak Gubernur Jabar supaya segera cairkan hibah bertepatan dengan Hari Santri Nasional, biar perayaan nggak sekadar spanduk dan pantun.
  3. Dorong DPRD Jabar jalankan fungsi pengawasan agar dana hibah disalurkan adil, transparan, dan nggak cuma ke pesantren yang “dekat dengan kekuasaan.”
  4. Tolak pengalihan dana hibah jadi beasiswa individual, karena itu nggak menjawab kebutuhan pesantren yang lebih mendesak — seperti asrama bocor dan kitab robek.
  5. Kecam ketimpangan distribusi yang membuat banyak pesantren di daerah belum kebagian bantuan, padahal semua punya hak yang sama di mata perda.

Dari Santri, Untuk Negeri — Tapi Jangan Dibiarkan Sendiri
“Santri itu bukan cuma penerima ilmu, tapi penjaga nilai kebangsaan,” tambah Fikry.

“Kalau pemerintah masih ogah cairkan dana hibah, sama aja menunda keberkahan dan mematikan semangat ribuan santri yang tiap hari ngaji sambil ngopi sachet.”

Ia pun mengajak seluruh mahasiswa, santri, dan masyarakat Jabar untuk ikut mengawal pelaksanaan Perda Fasilitasi Pesantren agar nggak cuma jadi bahan kampanye.

“Sudah cukup banyak janji yang dibungkus doa, sekarang waktunya doa dibungkus aksi,” tutupnya.

Komentar SidikWarkop (Kolumnis BekasiOL)
Waduh, kang! Ini BEM PTNU ngomongnya santai tapi menohok.

Biasanya kalau Hari Santri, pejabat pada datang ke pesantren, foto bareng, makan nasi liwet, terus bilang, “Santri adalah pahlawan bangsa.”

Habis itu… dana hibahnya tenggelam entah di mana, mungkin ikut nyantri di anggaran yang “belum cair”.

"Bisa jadi ini karena Gubernur KDM beberapa waktu lalu menghilang beberapa postur dana hibah buat beberapa pesantren yang nilainya miliaran lebih. Ini bukti pemerintah provinsi emang gak benar-benar serius memperhatikan para santri di Jabar!" ujar Sidik Warkop sangat pedas.

Saya sih sepakat sama BEM PTNU. Kalau Perda udah jelas, ya tinggal dijalankan.

Tapi entah kenapa, di negeri ini antara komitmen dan realita kadang kayak ustaz sama sandal—sering ketuker pas pulang dari masjid.

Coba deh, kalau dana hibah pesantren cair sebelum akhir tahun, saya traktir kopi satu tong ke kantor gubernur.

Tapi kalau nggak cair juga? Ya sudah, mungkin nanti santri-santri bakal ngaji sambil baca naskah RAPBD. Siapa tahu barokahnya nyamperin pejabat yang lupa janji. [■] 

Reporter: NMR Redaksi - Editor: DikRizal/JabarOL
Kandidat Calon Walikota Bekasi Heri Koswara
iklan header

Post a Comment

Silakan beri komentar yang baik dan sopan

Lebih baru Lebih lama
Banner Iklan Kandidat square 2025