Hj. Imas Aryumningsih, SE. Anggota DPRD Kab Subang 2004-2009 Fraksi Golkar
Subang, dobeldobel.com
Saat beberapa waktu yang bulan tahun 2008 lewat saya pernah melawat ke Subang untuk meliput berita tentang Pilkada dari seluruh pelosok Indonesia, saat itu khususnya di Kabupaten Subang. Figur wanita yang pertama kali bisa saya temui ini ternyata memang luar biasa lembutnya. Saya punya dosen yang sampe kini saya anggap guru besar saya, bang Yon Hotman, dia mengatakan, "Politisi wanita itu tidak pernah membunuh lawan politiknya, karena dia melahirkan seorang anak manusia. Wanita lebih sering memberi kesempatan buat lawan politiknya untuk berubah. Dan bila politisi wanita itu, kejam dan tak punya tepaselira, maka perlu dicurigai Jenis Kelaminnya...!"
Dan saya sangat setuju sekali dengan ucapan guru besar saya, Yon Hotman (mantan konsultan kampanye pilpresnya SBY di tahun 2004), apalagi ketika saya menemui dan mewawancarai Ibu Hj.Imas. Figur seorang ibu yang lembut, namun sekaligus juga pengusaha dan profesional sangat kental dalam sosok kesehariannya. Sesibuk apapun Hj. Imas, dia masih menyempatkan diri untuk menerima telpon dari saya. Itulah persepsi awal saya terhadap sang tokoh.
Beberapa waktu yang lalu saya mewawancarai Imas Aryumningsih via telepon. Saya menangkap, bahwa sepertinya dia tidak pernah berhenti (atau menyerah) karena situasi apapun. Terbukti dia mengungkapkan, bahwa pengabdiannya kepada masyarakat Subang bukan hanya melalui dunia politik saja. Sekarang pun ia masih tetap berhubungan dengan rakyat Subang, dan akan terus begitu hingga akhir hayatnya.
Luar biasa sekali semangat juang wanita paruh baya yang tetap cantik dan keibuan ini dalam memandang dunia. Semangat pantang menyerah demi rakyat inilah yang sebenarnya mendorong saya untuk terus mengejar figur dan menuliskan profilnya. Bahkan saya tergerak akan menuliskan mini biografinya. Karena selain masih kurangnya informasi yang bisa saya dapatkan dari berbagai nara sumber, saya juga melihat potensi bahwa sang tokoh mempunyai peluang besar di waktu mendatang. Pertimbangan saya bukan berdasarkan karena Imas adalah seorang pengusaha yang cukup sukses saja, namun lebih kepada semangat juang dan pengabdiannya kepada masyarakat yang tak pernah kendur sedikitpun.
Diapun menegaskan bahwa kekalahannya pada Pilkada 2008 adalah dsebabkan beberapa faktor. Pertama masalah roda partai yang tidak begitu berjalan. Dan dugaan penulis pun selama mengamati perpolitikan di Subang memang seperti itu. Terlebih lagi mekanisme kaderisasi yang terpecah dalam pilkada kemarin karena kemungkinan kurang solidnya dukungan penuh dari kader buat pilihan partai Golkar. Hal ini bisa dimaklumi, karena saat penulis lakukan penelitian, konflik kepentingan di internal partai Golkar di wilayah kabupaten Subang tidaklah kecil untuk diabaikan. Dan tim sukses serta relawan di lingkar satu Hj. Imas Aryumningsih sendiri tidak cukup solid dan cepat tanggap membaca hal tersebut. Ketidaksiapan di tubuh internal partai untuk hanya memberikan satu dukungan kepada satu kandidat Bupati, ini memang sarat dengan banyak kepentingan. Namun begitu, Imas Aryumningsih mengatakan bahwa ia tidaklah terlalu kecewa, bahkan ia puas. Hal ini dikarenakan dia telah berjuang semaksimal mungkin namun menggunakan segala sumberdaya yang ada dari dirinya sendiri dan bukan dari menipu rakyat dengan menggunakan fasilitas negara. Tanpa bermaksud memojokkan lawan, Imas menilai "incumbent" ditengarai sangat besar kemungkinannya menggunakan fasilitas negara untuk kampanye pilkada meraka. Jadi saat mereka menangpun, tentunya tidaklah selepas dan selega kekalahan saya. Hj. Imas memastikan bahwa ia benar-benar merogoh koceknya sendiri untuk kampanye yang lalu.
Dan selain itu secara jujur Imas Aryumningsih mengungkapkan bahwa sangatlah berat melawan incumbent yang memang mempunyai basis massa cukup besar di beberapa wilayah tertentu. Penulis setuju dengan kenyataan di lapangan, namun begitu sebenarnya bila mekanisme instrumen kendaraan partai Golkar dan berkolaborasi dengan partai lain (misalnya PAN atau PKS) terwujud, maka kemenangan bisa diraih. Secara teknis dan kecakapan SDM di lingkar terdekat Hj. Imas memang belum begitu mahir dan ahli melakukan lobby dan taktik komunikasi melawan sang incumbent.
Bagi dirinya, Hj. Imas katakan bahwa, perjuangannya tidak akan pernah selesai dan berhenti sampai di tahun kemarin. "Saya akan tetap berhubungan dengan rakyat Subang, walaupun dengan kapasitas saya sebagai pengusaha yang selalu berhubungan dengan mereka setiap hari", tambahnya bersemangat. Dan saya pun merasakan api semangatnya melalui telepon selular saya. Dan saya berkesimpulan, bahwa sang wanita bersemangat baja ini memang pantas disebut tokoh masyarakat Kabupaten Subang. Sepertinya ini sangat penting untuk ditiru kaum muda, agar tak mudah menyerah dalam meraih cita. Hal inipun yang menyebabkan dia memilih Primus Yustisio sebagai teman tandemnya pada Pilkada Bupati dan Wabup Subang lalu. Figur tokoh muda yang punya semangat dan mampu meraih simpati pemilih pemula memang masih merupakan nilai tambah yang tak bisa dipungkiri. Biar begitu, memang nasib belum berpihak kepada pasangan Imas & Primus. Tapi bisa jadi pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga buat Imas. Bahkan saya pun pernah mengatakan kepada Hj. Imas, agar memperhatikan strategi komunikasi dari semua lini, termasuk internet salah satunya. Kampanye via televisi, radio, koran dan majalah serta tabloid akan terasa mempunyai impact lebih besar bila disinergikan dengan iklan kampanya media laur ruang (seperti baliho, spanduk, mini banner, dll) dan juga media internet (misalnya website, blogs, bbs, dll).
---------------------------------------------------------------------------------
Berikut kutipan berita dan tulisan tentang Hj. Imas Aryumningsih
http://www.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=55266
Hj. Imas Aryumningsih, S.E. Berikan Kesempatan kepada Orang Lain
TAK ada kesan kecewa sedikit pun di wajahnya, pascakekalahannya pada pemilihan Bupati dan Wabub Subang. Raut wajahnya tetap ceria dan ramah. Ditambah bahasa tubuh yang tampak siap menolong siapa pun yang membutuhkannya, membuat perempuan yang satu ini tampil sebagai perempuan berkarisma, juga berbesar hati.
"Tidak ada yang harus disesali karena semuanya telah terjadi dan saya ikhlas," kata Hj. Imas Aryumningsih, S.E. dengan nada santai ketika ditemui usai mengikuti sidang pemilihan Ketua DPRD pergantian antarwaktu, Jumat (23/1) sore. Bahwa keikhlasan itu bukan sekadar kalimat dibuktikannya dengan aktivitasnya, langsung kembali mengabdi pada rakyat lewat kapasitasnya sebagai anggota dewan di DPRD Subang.
Banyak orang terpuruk setelah mengalami kegagalan. Jika itu yang terjadi pada istri H. Oe Cardinata ini mungkin orang juga akan memakluminya. Bayangkan, pertarungannya untuk "mengurus" rakyat Subang benar-benar menguras tenaga, juga materi yang tidak sedikit. Pada Pemilu 2004, Imas terpilih sebagai anggota DPRD Subang mewakili konstituennya di wilayah Kecamatan Binong yang selama ini menjadi tempat tinggalnya. Bukan secara kebetulan ia terpilih, namun lebih sebagai bentuk kepercayaan yang diberikan rakyat. Raihan suara untuknya pada pemilu lalu sangat besar, hanya beda tipis dengan perolehan suara untuk bupati dan wabup sekarang, Eep dan Ojang
Latar belakang ibu dari Ariya Nata Susanda, seorang dokter, ini terbilang unik. Semula ia adalah pedagang beras yang memulai usahanya dari nol. Kemudian ia dikenal juga sebagai pengusaha jasa konstruksi, dan hingga kini aktif di organisasi Gapensi sebagai Dewan Penasihat HKTI dan organisasi sosial lainnya.
Kehidupan sejahtera yang dikecapnya, tidak membuatnya terlena. Imas ingin semua orang menikmati kesejahteraan yang sama dengannya. Latar belakang inilah yang membuat perempuan kelahiran Subang, 19 Agustus 1951 ini memutuskan ikut bermain di arus politik. "Dengan kekuatan, kesehatan dan rezeki yang diberikan Yang Mahakuasa, kita harus melakukan yang terbaik untuk masyarakat," kata sarjana ekonomi lulusan Universitas Al-Ghifari, Bandung ini.
Bakat kepemimpinannya boleh jadi merupakan warisan dari ayahnya, almarhum H.Sulaeman, mantan Kepala Desa Tanjungwangi, Kec.Cijambe, Subang. Ia mengaku dididik orang tuanya dengan disiplin tinggi, dan dibiasakan melakukan segala sesuatu secara total, tidak setengah-setengah. "Juga sering diminta mengenyampingkan kepentingan sendiri demi kepentingan orang banyak,"katanya.
Di lain sisi, Imas sadar bahwa perjuangan itu tidak selamanya berhasil, bahkan terkadang disalahartikan. "Mudah-mudahan saja apa yang telah dan akan saya lakukan selama ini menjadi suatu amal kebaikan dan berguna bagi orang lain,"katanya.
Kapok maju lagi ? Jika kemudian ia tidak mencalonkan diri lagi pada Pemilu Legislatif 2009, bukan berarti ia kapok pada pengalaman terdahulu. "Saya ingin memberikan kesempatan kepada orang lain,"katanya tegas.
Di luar kariernya sebagai pengusaha dan politisi, sosok Imas adalah sosok ibu rumah tangga yang sangat mencintai keluarganya. Walaupun tempat tinggalnya jauh dari tempatnya bekerja, namun ia bertahan tidak pindah."Kita boleh berperan di bidang lain, tetapi tetap harus ingat kodrat sebagai wanita dalam rumah tangga", katanya, sekaligus pesan bagi kaumnya. (JU-14)***
---------------------------------------------------------------------------
Perjalanan karir, dan cita-cita besarnya untuk membangun Subang
http://imas-aryumningsih.blogspot.com/
Diawali sebagai pedagang beras, Hj. Imas Aryumningsih kemudian mencoba keberuntungannya di dunia konstruksi. Sebagai pemborong yang telah menangani proyek-proyek penting di kabupaten subang maupun di luar. Semuanya mengalir secara alamiah, meskipun saat melakoninya tidak semudah yang dibayangkan. Semakin sukses dan di kenal masyarakat, akhirnya ia berlabuh dalam dunia politik.
Kehadiran Hj. Imas Aryumningsih di panggung politik bukan sekedar euforia demokrasi yang sekarang ini tengah mewabah di semua kalangan, apalagi sekedar tuntutan mencari hajat hidup, atau untuk memenuhi ambisi politik dan kekuasaan.
Beliau hadir di pentas politik karena terdorong oleh bisikan hati melihat ketidakadilan dan kenistaan pada diri rakyat akibat tumbal kekuasaan.
Oleh karena itu tak ada cara lain, Ia akan berjuang untuk memegang kendali kepemimpinan di pemerintahan. Sebagai wanita, tentu saja Hj. Imas Aryumningsih akan memperjuangkan kaumnya dan memberikan tempat sesuai kapasitas dan kapabilitasnya.
Pergaulannya yang sangat luas, mulai dari rakyat jelata sampai orang yang berkedudukan tinggi, telah membuka mata hatinya bahwa ada sesuatu yang harus diperjuangkan untuk tanah kelahirannya. Dari sana Hj. Imas Aryumningsih punya tekad ingin berbuat banyak pada masyarakat. namun tidak terlalu efektif dan sering tidak membuahkan hasil akibat mentok dalam permainan kekuasaan. Hanya satu pikiran dalam benaknya, bila kekuasaan telah digenggamnya Hj. Imas Aryumningsih ingin terjun membela kebenaran dan berbuat kebajikan bagi rakyat dan kekuasan itu harus jalankan dengan cara amanah.
Menurut Hj Imas Aryumningsih, banyak hal yang perlu di review termasuk menyangkut berbagai kebijakan. Sentuhan nurani dan pikiran yang bersih ingin Beliau tempatkan dihati rakyat. Sebaliknya pikiran kotor dan moral yang bobrok harus dibuang jauh-jauh.
Hj. Imas Aryumningsih pernah merasakan hidup sulit seperti rakyat kebanyakan. Tetapi Beliau bersyukur karena almarhum orang tuanya adalah lurah sepuh di sebuah desa di Subang ini, telah membekali banyak hal tentang hidup. Dan hasilnya, Hj.Imas Aryumningsih dapat tumbuh dan berkembang karena mendapat tempaan luar dalam. Beliau belajar banyak dari Orang tuanya bagaimana berhubungan dengan rakyat, bagaimana mengangkat harkat derajat rakyat dan bagaimana pula seharusnya memimpin rakyat.
-----------------------------------------------------------------------------
Imas kecil, Sekolah di SDN Tanjung Wangi. Ia Lulus Tahun 1963. kemudia Imas kecil melanjutkan sekolah menengah pertamanya di SMPN II Subang dan Lulus Tahun 1966. Setamat dari SMP, kegigihannya dalam belajar dan ketekunannya menimba ilmu, pada tahun itu ia melanjutkan sekolahnya di SMAN 204 Subang yang kini dikenal dengan nama SMUN 1 Subang dan Lulus Tahun 1969.
Berhasil meniti karir setelah menikah dan bekerja dengan bidang yang berhubungan dengan kesejahteraan atau ekonomi sebagai pengusaha, Pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi, Hj Imas melanjutkan sekolahnya dan duduk di bangku kuliah di Fakultas Ekonomi(FE) - Universitas Al-Ghifari Lulus Tahun 2006.
-----------------------------------------------------------------------------
Profil Tokoh Hj. Imas Aryumningsih, SE.
Ibunda Yang bernama lengkap Hj, Imas Aryumningsih, SE, ini lahir Di Subang pada tanggal 19 Agustus 1950 adalah Putri ke 2 dari 6 bersaudara Hasil Pernikahan Pasangan H. Sulaeman dan Hj. Unengsih.
Hj Imas Aryumningsih Menikah dengan H. Oe Cardinata dan di karuniai 3 orang putra. yakni; dr. Ariya Nata Susanda, Agus Jayadinata(Alm), dan Ariya Mohammad Darwis(Alm).
Kini, ibunda yang berpofesi sebagai pengusaha dan anggota dewan ini bertempat tinggal di jl : Jln. Raya Tambakdahan No.182 RT.6/7 Kelurahan Tambakdahan Kecamatan Binong Kab.Subang.
Subang, dobeldobel.com
Saat beberapa waktu yang bulan tahun 2008 lewat saya pernah melawat ke Subang untuk meliput berita tentang Pilkada dari seluruh pelosok Indonesia, saat itu khususnya di Kabupaten Subang. Figur wanita yang pertama kali bisa saya temui ini ternyata memang luar biasa lembutnya. Saya punya dosen yang sampe kini saya anggap guru besar saya, bang Yon Hotman, dia mengatakan, "Politisi wanita itu tidak pernah membunuh lawan politiknya, karena dia melahirkan seorang anak manusia. Wanita lebih sering memberi kesempatan buat lawan politiknya untuk berubah. Dan bila politisi wanita itu, kejam dan tak punya tepaselira, maka perlu dicurigai Jenis Kelaminnya...!"
Dan saya sangat setuju sekali dengan ucapan guru besar saya, Yon Hotman (mantan konsultan kampanye pilpresnya SBY di tahun 2004), apalagi ketika saya menemui dan mewawancarai Ibu Hj.Imas. Figur seorang ibu yang lembut, namun sekaligus juga pengusaha dan profesional sangat kental dalam sosok kesehariannya. Sesibuk apapun Hj. Imas, dia masih menyempatkan diri untuk menerima telpon dari saya. Itulah persepsi awal saya terhadap sang tokoh.
Beberapa waktu yang lalu saya mewawancarai Imas Aryumningsih via telepon. Saya menangkap, bahwa sepertinya dia tidak pernah berhenti (atau menyerah) karena situasi apapun. Terbukti dia mengungkapkan, bahwa pengabdiannya kepada masyarakat Subang bukan hanya melalui dunia politik saja. Sekarang pun ia masih tetap berhubungan dengan rakyat Subang, dan akan terus begitu hingga akhir hayatnya.
Luar biasa sekali semangat juang wanita paruh baya yang tetap cantik dan keibuan ini dalam memandang dunia. Semangat pantang menyerah demi rakyat inilah yang sebenarnya mendorong saya untuk terus mengejar figur dan menuliskan profilnya. Bahkan saya tergerak akan menuliskan mini biografinya. Karena selain masih kurangnya informasi yang bisa saya dapatkan dari berbagai nara sumber, saya juga melihat potensi bahwa sang tokoh mempunyai peluang besar di waktu mendatang. Pertimbangan saya bukan berdasarkan karena Imas adalah seorang pengusaha yang cukup sukses saja, namun lebih kepada semangat juang dan pengabdiannya kepada masyarakat yang tak pernah kendur sedikitpun.
Diapun menegaskan bahwa kekalahannya pada Pilkada 2008 adalah dsebabkan beberapa faktor. Pertama masalah roda partai yang tidak begitu berjalan. Dan dugaan penulis pun selama mengamati perpolitikan di Subang memang seperti itu. Terlebih lagi mekanisme kaderisasi yang terpecah dalam pilkada kemarin karena kemungkinan kurang solidnya dukungan penuh dari kader buat pilihan partai Golkar. Hal ini bisa dimaklumi, karena saat penulis lakukan penelitian, konflik kepentingan di internal partai Golkar di wilayah kabupaten Subang tidaklah kecil untuk diabaikan. Dan tim sukses serta relawan di lingkar satu Hj. Imas Aryumningsih sendiri tidak cukup solid dan cepat tanggap membaca hal tersebut. Ketidaksiapan di tubuh internal partai untuk hanya memberikan satu dukungan kepada satu kandidat Bupati, ini memang sarat dengan banyak kepentingan. Namun begitu, Imas Aryumningsih mengatakan bahwa ia tidaklah terlalu kecewa, bahkan ia puas. Hal ini dikarenakan dia telah berjuang semaksimal mungkin namun menggunakan segala sumberdaya yang ada dari dirinya sendiri dan bukan dari menipu rakyat dengan menggunakan fasilitas negara. Tanpa bermaksud memojokkan lawan, Imas menilai "incumbent" ditengarai sangat besar kemungkinannya menggunakan fasilitas negara untuk kampanye pilkada meraka. Jadi saat mereka menangpun, tentunya tidaklah selepas dan selega kekalahan saya. Hj. Imas memastikan bahwa ia benar-benar merogoh koceknya sendiri untuk kampanye yang lalu.
Dan selain itu secara jujur Imas Aryumningsih mengungkapkan bahwa sangatlah berat melawan incumbent yang memang mempunyai basis massa cukup besar di beberapa wilayah tertentu. Penulis setuju dengan kenyataan di lapangan, namun begitu sebenarnya bila mekanisme instrumen kendaraan partai Golkar dan berkolaborasi dengan partai lain (misalnya PAN atau PKS) terwujud, maka kemenangan bisa diraih. Secara teknis dan kecakapan SDM di lingkar terdekat Hj. Imas memang belum begitu mahir dan ahli melakukan lobby dan taktik komunikasi melawan sang incumbent.
Bagi dirinya, Hj. Imas katakan bahwa, perjuangannya tidak akan pernah selesai dan berhenti sampai di tahun kemarin. "Saya akan tetap berhubungan dengan rakyat Subang, walaupun dengan kapasitas saya sebagai pengusaha yang selalu berhubungan dengan mereka setiap hari", tambahnya bersemangat. Dan saya pun merasakan api semangatnya melalui telepon selular saya. Dan saya berkesimpulan, bahwa sang wanita bersemangat baja ini memang pantas disebut tokoh masyarakat Kabupaten Subang. Sepertinya ini sangat penting untuk ditiru kaum muda, agar tak mudah menyerah dalam meraih cita. Hal inipun yang menyebabkan dia memilih Primus Yustisio sebagai teman tandemnya pada Pilkada Bupati dan Wabup Subang lalu. Figur tokoh muda yang punya semangat dan mampu meraih simpati pemilih pemula memang masih merupakan nilai tambah yang tak bisa dipungkiri. Biar begitu, memang nasib belum berpihak kepada pasangan Imas & Primus. Tapi bisa jadi pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga buat Imas. Bahkan saya pun pernah mengatakan kepada Hj. Imas, agar memperhatikan strategi komunikasi dari semua lini, termasuk internet salah satunya. Kampanye via televisi, radio, koran dan majalah serta tabloid akan terasa mempunyai impact lebih besar bila disinergikan dengan iklan kampanya media laur ruang (seperti baliho, spanduk, mini banner, dll) dan juga media internet (misalnya website, blogs, bbs, dll).
---------------------------------------------------------------------------------
Berikut kutipan berita dan tulisan tentang Hj. Imas Aryumningsih
http://www.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=55266
Hj. Imas Aryumningsih, S.E. Berikan Kesempatan kepada Orang Lain
TAK ada kesan kecewa sedikit pun di wajahnya, pascakekalahannya pada pemilihan Bupati dan Wabub Subang. Raut wajahnya tetap ceria dan ramah. Ditambah bahasa tubuh yang tampak siap menolong siapa pun yang membutuhkannya, membuat perempuan yang satu ini tampil sebagai perempuan berkarisma, juga berbesar hati.
"Tidak ada yang harus disesali karena semuanya telah terjadi dan saya ikhlas," kata Hj. Imas Aryumningsih, S.E. dengan nada santai ketika ditemui usai mengikuti sidang pemilihan Ketua DPRD pergantian antarwaktu, Jumat (23/1) sore. Bahwa keikhlasan itu bukan sekadar kalimat dibuktikannya dengan aktivitasnya, langsung kembali mengabdi pada rakyat lewat kapasitasnya sebagai anggota dewan di DPRD Subang.
Banyak orang terpuruk setelah mengalami kegagalan. Jika itu yang terjadi pada istri H. Oe Cardinata ini mungkin orang juga akan memakluminya. Bayangkan, pertarungannya untuk "mengurus" rakyat Subang benar-benar menguras tenaga, juga materi yang tidak sedikit. Pada Pemilu 2004, Imas terpilih sebagai anggota DPRD Subang mewakili konstituennya di wilayah Kecamatan Binong yang selama ini menjadi tempat tinggalnya. Bukan secara kebetulan ia terpilih, namun lebih sebagai bentuk kepercayaan yang diberikan rakyat. Raihan suara untuknya pada pemilu lalu sangat besar, hanya beda tipis dengan perolehan suara untuk bupati dan wabup sekarang, Eep dan Ojang
Latar belakang ibu dari Ariya Nata Susanda, seorang dokter, ini terbilang unik. Semula ia adalah pedagang beras yang memulai usahanya dari nol. Kemudian ia dikenal juga sebagai pengusaha jasa konstruksi, dan hingga kini aktif di organisasi Gapensi sebagai Dewan Penasihat HKTI dan organisasi sosial lainnya.
Kehidupan sejahtera yang dikecapnya, tidak membuatnya terlena. Imas ingin semua orang menikmati kesejahteraan yang sama dengannya. Latar belakang inilah yang membuat perempuan kelahiran Subang, 19 Agustus 1951 ini memutuskan ikut bermain di arus politik. "Dengan kekuatan, kesehatan dan rezeki yang diberikan Yang Mahakuasa, kita harus melakukan yang terbaik untuk masyarakat," kata sarjana ekonomi lulusan Universitas Al-Ghifari, Bandung ini.
Bakat kepemimpinannya boleh jadi merupakan warisan dari ayahnya, almarhum H.Sulaeman, mantan Kepala Desa Tanjungwangi, Kec.Cijambe, Subang. Ia mengaku dididik orang tuanya dengan disiplin tinggi, dan dibiasakan melakukan segala sesuatu secara total, tidak setengah-setengah. "Juga sering diminta mengenyampingkan kepentingan sendiri demi kepentingan orang banyak,"katanya.
Di lain sisi, Imas sadar bahwa perjuangan itu tidak selamanya berhasil, bahkan terkadang disalahartikan. "Mudah-mudahan saja apa yang telah dan akan saya lakukan selama ini menjadi suatu amal kebaikan dan berguna bagi orang lain,"katanya.
Kapok maju lagi ? Jika kemudian ia tidak mencalonkan diri lagi pada Pemilu Legislatif 2009, bukan berarti ia kapok pada pengalaman terdahulu. "Saya ingin memberikan kesempatan kepada orang lain,"katanya tegas.
Di luar kariernya sebagai pengusaha dan politisi, sosok Imas adalah sosok ibu rumah tangga yang sangat mencintai keluarganya. Walaupun tempat tinggalnya jauh dari tempatnya bekerja, namun ia bertahan tidak pindah."Kita boleh berperan di bidang lain, tetapi tetap harus ingat kodrat sebagai wanita dalam rumah tangga", katanya, sekaligus pesan bagi kaumnya. (JU-14)***
---------------------------------------------------------------------------
Perjalanan karir, dan cita-cita besarnya untuk membangun Subang
http://imas-aryumningsih.blogspot.com/
Diawali sebagai pedagang beras, Hj. Imas Aryumningsih kemudian mencoba keberuntungannya di dunia konstruksi. Sebagai pemborong yang telah menangani proyek-proyek penting di kabupaten subang maupun di luar. Semuanya mengalir secara alamiah, meskipun saat melakoninya tidak semudah yang dibayangkan. Semakin sukses dan di kenal masyarakat, akhirnya ia berlabuh dalam dunia politik.
Kehadiran Hj. Imas Aryumningsih di panggung politik bukan sekedar euforia demokrasi yang sekarang ini tengah mewabah di semua kalangan, apalagi sekedar tuntutan mencari hajat hidup, atau untuk memenuhi ambisi politik dan kekuasaan.
Beliau hadir di pentas politik karena terdorong oleh bisikan hati melihat ketidakadilan dan kenistaan pada diri rakyat akibat tumbal kekuasaan.
Oleh karena itu tak ada cara lain, Ia akan berjuang untuk memegang kendali kepemimpinan di pemerintahan. Sebagai wanita, tentu saja Hj. Imas Aryumningsih akan memperjuangkan kaumnya dan memberikan tempat sesuai kapasitas dan kapabilitasnya.
Pergaulannya yang sangat luas, mulai dari rakyat jelata sampai orang yang berkedudukan tinggi, telah membuka mata hatinya bahwa ada sesuatu yang harus diperjuangkan untuk tanah kelahirannya. Dari sana Hj. Imas Aryumningsih punya tekad ingin berbuat banyak pada masyarakat. namun tidak terlalu efektif dan sering tidak membuahkan hasil akibat mentok dalam permainan kekuasaan. Hanya satu pikiran dalam benaknya, bila kekuasaan telah digenggamnya Hj. Imas Aryumningsih ingin terjun membela kebenaran dan berbuat kebajikan bagi rakyat dan kekuasan itu harus jalankan dengan cara amanah.
Menurut Hj Imas Aryumningsih, banyak hal yang perlu di review termasuk menyangkut berbagai kebijakan. Sentuhan nurani dan pikiran yang bersih ingin Beliau tempatkan dihati rakyat. Sebaliknya pikiran kotor dan moral yang bobrok harus dibuang jauh-jauh.
Hj. Imas Aryumningsih pernah merasakan hidup sulit seperti rakyat kebanyakan. Tetapi Beliau bersyukur karena almarhum orang tuanya adalah lurah sepuh di sebuah desa di Subang ini, telah membekali banyak hal tentang hidup. Dan hasilnya, Hj.Imas Aryumningsih dapat tumbuh dan berkembang karena mendapat tempaan luar dalam. Beliau belajar banyak dari Orang tuanya bagaimana berhubungan dengan rakyat, bagaimana mengangkat harkat derajat rakyat dan bagaimana pula seharusnya memimpin rakyat.
-----------------------------------------------------------------------------
Imas kecil, Sekolah di SDN Tanjung Wangi. Ia Lulus Tahun 1963. kemudia Imas kecil melanjutkan sekolah menengah pertamanya di SMPN II Subang dan Lulus Tahun 1966. Setamat dari SMP, kegigihannya dalam belajar dan ketekunannya menimba ilmu, pada tahun itu ia melanjutkan sekolahnya di SMAN 204 Subang yang kini dikenal dengan nama SMUN 1 Subang dan Lulus Tahun 1969.
Berhasil meniti karir setelah menikah dan bekerja dengan bidang yang berhubungan dengan kesejahteraan atau ekonomi sebagai pengusaha, Pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi, Hj Imas melanjutkan sekolahnya dan duduk di bangku kuliah di Fakultas Ekonomi(FE) - Universitas Al-Ghifari Lulus Tahun 2006.
-----------------------------------------------------------------------------
Profil Tokoh Hj. Imas Aryumningsih, SE.
Ibunda Yang bernama lengkap Hj, Imas Aryumningsih, SE, ini lahir Di Subang pada tanggal 19 Agustus 1950 adalah Putri ke 2 dari 6 bersaudara Hasil Pernikahan Pasangan H. Sulaeman dan Hj. Unengsih.
Hj Imas Aryumningsih Menikah dengan H. Oe Cardinata dan di karuniai 3 orang putra. yakni; dr. Ariya Nata Susanda, Agus Jayadinata(Alm), dan Ariya Mohammad Darwis(Alm).
Kini, ibunda yang berpofesi sebagai pengusaha dan anggota dewan ini bertempat tinggal di jl : Jln. Raya Tambakdahan No.182 RT.6/7 Kelurahan Tambakdahan Kecamatan Binong Kab.Subang.
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan