iklan header
iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Indah Rusdiniarti: Perempuan Tak Pantas Kredit Bank?

Perlakuan Tak Adil, Mispersepsi Kesetaraan Gender
bagi Pengusaha Kecil di Kota Bekasi

bekasi-online.com, Selasa 21 April 2009, 14:13 WIB

Indah Rusdianarti (duduk paling kiri foto) menemani suami Supratman (tengah baju putih), sesama caleg PKPI di kampanye Kota Bekasi.(Foto: DR)


BEKASI,  bekasiOL -- Melihat kebijakan dan tindakan nyata pemerintah daerah khususnya di Kota Bekasi, nampak jelas bahwa pemdakot belum sepenuhnya memberikan apresiasi yang selayaknya untuk wanita pengusaha. Bahkan kami dapati masih kurangnya dukungan bahkan dari lembaga instansi keuangan di bawah otoritas pemdakot Bekasi.

Buktinya, kalau pada beberapa bulan terakhir ini, karena target untuk memperoleh proyek prestise Adhipura, sekalipun memang berhasil dengan baik (Walikota Bekasi mendapatkan piagam Ahipura tahun 2009 ini) dengan jajaran aparatnya via Dinas terkait, telah melakukan pelanggaran dan merugikan beberapa pengusaha kecil seperti yang terjadi di wilayah Bekasi Timur.


Hj. Indah Rusdiniarti

Hal ini disebabkan, pemkot mengeluarkan kebijakan untuk merevitalisasi Pasarbaru Kota Bekasi dekat terminal Kota Bekasi, dan itu sudah memakan korban dengan digusurnya para pedagang yang menyewa kios-kios dan lapak-lapak di sekitaran Pasarbaru. Bahkan beberapa muslimah pengusaha yang ikut jadi korban kegiatan yang sangat tidak pro rakyat itu.

Sungguh ironis di satu sisi, Kota Bekasi mendapatkan piagam penghargaan Adhipura, tapi pemdakotnya juga melakukan kebijakan yang isinya kurang mendukung rakyat bahkan malah mengusir dan menzhalimi rakyat, setidaknya itu hasil pengamatan dari tim advokasi pembela para pengusaha lapak dan penyewa kios pasarbaru yang digusur.

Menyikapi ini, saya mencoba mewawancarai seorang tokoh wanita, Indah Rusdiniarti. Wanita beranak 3 ini, yang juga mantan caleg dari satu partai ini, ia begitu memprihatinkan apa yang kini tengah terjadi di Kota Bekasi. dan ia mengungkapkan bahwa hal masih terjadi diskriminasi gender di Kota Bekasi, karena kenyataan di lapangan para muslimah pengusaha sektor real skala ekonomi kecil masih belum mendapatkan bantuan kucuran kredit dari pihak lembaga Keuangan seperti Bank atau yang lain sebagainya.

Bantuan dari luar negeri yang sangat diharapkan juga dirasakan masih sampai ke tangan para pengusaha UKM, khususnya para muslimah. Yang lebih menyakitkan lagi menurut Indah, Pemdakot malah memporakporandakan bangunan semangat berusaha dari para pengusaha yang tergusur di wilayah revitalisasi.


Indah, sebagai seorang muslimah yang juga pengusaha kerajinan tas dengan buatan tangan ini, menyatakan bahwa ia sangat sedih sekali dengan kondisi para muslimah yang ada di kota Bekasi.

Di samping mereka harus menjadi ibu rumah tangga, melayani suami dan mendidik anaknya di rumah, kadang mereka harus terpaksa mencari uang untuk meningkatkan penghasilan rumah tangganya.

Seperti beberapa pedagang lapak yang bermodalkan secukupnya dan berdagang sayur di Pasarbaru Kota Bekasi. Bukannya mendapatkan bantuan kucuran dana dalam bentuk kredit usaha rakyat (KUR), eh malah mereka digusur.

Sudah tempatnya sulit buat mereka untuk buka usaha dagang, kemudian tidak jarang karena sulitnya memperoleh kredit usaha permodalan, terpaksa mereka meminjam uang kepada rentenir, yang justru semakin hari semakin mempersulit mereka.

Sejatinya, sebagian besar roda perekonomian kota bekasi, digulirkan oleh muslimah pengusaha mikro.

Fakta yang cukup mengejutkan team redaksi dobeldobel.com ini dipaparkan oleh Indah Kusdiniarti, yang bergabung dengan ALISA Khadijah Khusus Bekasi pada tahun 2007. Selanjutnya dalam perbincangan hangat di halaman rumah yang asri berbaur dengan suara burung peliharaan, Indah Kusdiniarti memaparkan tentang peranan muslimah pengusaha yang tergabung dalam ALISA Khadijah.

“Kita tidak akan bisa seperti Khadijah” serius Indah. Namun ”Dalam setiap gerak langkah kita, cara berpikir dan bertindak kita, mengambil panutan Khadijah, istri Nabi SAW,” lanjutnya.

Namun sebagai wanita, yang secara kodrati menjadi penjaga rumah tangga, jikalau memiliki kemampuan, waktu, dan diijinkan suami (ini yang paling penting dan digarisbawahi olehnya), maka kesempatan itu harus dimanfaatkan untuk membuktikan bahwa sebagai muslimah, mereka mampu berbuat dalam mendukung suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga, dalam hal ini tentunya suami dan anak-anak.

Selanjutnya ia memaparkan tentang jejak langkah meniti kehidupan yang telah dilaluinya semenjak 1963 ketika lahir, sekolah, dan bekerja di Jakarta.

Peran wanita dalam perkonomian sungguh tidak dapat dipandang sebelah mata. Betapa dengan kemampuannya, dan kemauannya setelah selesai dengan aktifitas mengurus suami dan keluarga, maka waktu luang tersebut dapat dimanfaatkan dengan berkarya, misalkan saja dengan menyusun manik-manik mote menjadi kerajinan tangan, misalkan tas tangan. Belum lagi mereka yang berjibaku menunjang perekonomian keluarga dengan berdagang kaki lima.

”Saya menyumbangkan waktu dengan terjun ke bidang sosial”, kenang Indah. Menurutnya, Tuhan sudah sedemikian baik, memberikan anugerah suami, anak yang hebat, rejeki, dan kesempatan untuk beribadah ke Tanah Suci.

Saya pikir semuanya sudah cukup, tinggal saya mencurahkan perhatian buat keluarga dan ke sesama kaum wanita yang juga pengusaha bekerja untuk keluarga.

Namun kadang perjuangan kaum wanita baik yang pengusaha dan pekerja di wilayah kota Bekasi tidak mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat. Memang pihak keluarga khususnya suami-suami mendukung, tapi mungkin alangkah lebih baiknya bila pihak pemerintah daerah melalui instansi dinas terkait.

Misalnya dari lembaga keuangan dengan turunnya bantuan KUR (Krediut Usaha Rakyat) yang bisa mendapatkan bantuan kredit usaha dengan plafon minimal 5 juta rupiah.

Persyaratan untuk memperoleh KUR sendiri ternyata bagaikan jauh panggang dari api. Kalau di tingkat nasional dan iklan-iklan program pemerintah yang mengatakan memberikan kemudahan dalam pemberian bantuan kredit lunak untuk usaha rakyat, pada kenyataanya sulit (kalau tidak mau dibilang dipersulit) dalam prosedur perolehannya.

Mulai dari persyaratan yang aneh dan memperberatlah, sampai persyaratan agunan yang sangat mustahil untuk bisa dipenuhi oleh pengusaha lemah.

Lebih jauh lagi, Indah yang punya teman seangkatan Mat Solar di SMA 35 ini, menambahkan saat ditemui di kediamannya, Jl. Margahayu Raya, bahwa pemdakot bukannya membantu para wanita muslim pengusaha yang ada di kota Bekasi malah justru menghalanginya dalam banyak bentuk kebijakan.

Misalnya pemda dan instansi terkait di tingkat kantor dinas, kantor Urusan Peranan Wanita dan KB dijadikan satu ruang di gedungnya, seolah-olah dan memang kenyataannya begitu, pandangan pemdakot bahwa peranan wanita itu identik dengan urusan KB (Keluarga Berencana).

Ini kan sama saja dengan mendefinisikan bahwa urusan perempuan adalah sebagai mesin pembuat anak. Dan ini sangat menyinggung rasa kewanitaan saya. Seolah tidak terbayang pemerintah kota bahwa peranan wanita itu bisa lebih dari sekadar memproduksi anak dan urusan KB.

Tidakkah pemdakot dan instansi terkait tahu bahwa betapa banyak wanita muslimah yang jadi pengusaha membantu suaminya untuk membiayai rumah tangga, mulai dari tingkat terendah yang bermodalkan seadanya hingga ke level yang tinggi beromzetkan ratusan juta rupiah per bulannya?

Sungguh sangat disayangkan, kalau ini tidak ditanggapi mulai dari pemahaman yang benar oleh pemdakot, bahwa peranan wanita itu sangatlah penting dan sangat mampu nuntuk turut berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan secara tidak langsung juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui basis usaha kecil dan menengah, demikian pungkas wanita yang juga pernah menjadi caleg dari partainya Menteri Peranan Wanita, Meuthia Hatta.


Reporter: SidikRizal, Editor: InekeKusumawati

-----------------------

BIODATA Hj. INDAH RUSDINIARTI

Nama Lengkap: Hj. Indah Rusdiniarti

Tempat/Tgl Lahir: Jakarta, 5 Januari 1963
Nama Suami: H. Supratman, SE.
Jumlah Anak:
3 orang anak, 2 putra, 1 orang putri
Pendidikan
-SD, SMP dan SMA : SMA 35 Jakarta
Terakhir: D1 Sekretari

Pekerjaan Terakhir:
Sekretaris Manajer Bank Swasta
Asisten Manajer Cabang

Usaha:
Kerajinan Tangan Tas Mote Plastik Perempuan untuk ekspor

Alamat:
Jl. Margahayu Raya, Blok D no. 5 Bekasi Timur 17115

Telp.: +62.21.8804831
Hp.: +628158040884

Kandidat Calon Walikota Bekasi Heri Koswara

Post a Comment

Silakan beri komentar yang baik dan sopan

Lebih baru Lebih lama
Kandidat Calon Walikota Bekasi, Heri Koswara