iklan header
iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

KAMPANYE KREATIF CAPRES Bergaya Rekayasa Produk Iklan Terkenal

Bagaimana Memenangkan Perhatian Publik?
(Sekali Lagi Masih dalam Etika Beriklan)






Jakarta, dobeldobel.com

Dan kali ini saya mencoba membandingkan dua iklan antara kubu JK-Wiranto dan Mega-Pro. Produk Iklan terkenal terkadang memang bisa membantu pembentukan proses asosiasi dalam benak para pemilihnya, yang lebih sering adalah proses menggelitik dan menghiburnya sehingga alam bawah sadar manusia untuk gampang merekamnya dalam memori.



Sehingga setiap kali dia melihat sesuatu yang sering dia temui di depan matanya, maka itulah yang diharap oleh sang pembuat kreatif iklan agar berhasil mendapatkan posisi paling depan dalam benak pemirsanya.



Ini yang disebut dengan positioning. So what is the important point? masalah pentingnya adalah menangkap apa yang tertjadi dan sering diingat di tengah masyarakat. Dalam pembahasan kali ini kita akan mengenyampingkan proses pembuatan kreatifnya, dan juga proses pembahasan masalah yang bersifat dampak destruktifnya. Namun begitu saya masih menerima komentar baik itu komentar negatif maupun kritik positif.



Yang sering jadi kesulitan dalam proses brainstorming (urun-rembug) adalah pencarian awal akan original idea dalam suatu produk iklan.



Padahal kalau anda mau menggunakan logika terbalik, tinggal anda balik saja apa seh yang menjadi kecenderungan masyarakat? (Dan ini harus anda dapatkan melalui survey dan riset tentunya).



Coba bandingkan iklan kedua kandidat yang sama-sama menggunakan produk terkenal dan menempati posisi teratas di benak orang Indonesia pada masanya sendiri tentunya.



Tapi inti dari kedua pesan telah disepakati sebagai salah satu iklan yang cerdik dalam hal memancing perhatian pemirsanya. Anda tidak setuju? Mungkin bisa kita bahas hal ini lebih lanjut!



Sidik Rizal
Kandidat Calon Walikota Bekasi Heri Koswara

2 Komentar

Silakan beri komentar yang baik dan sopan

  1. SMS VS STMJ = SBY VS JK

    Pada saat yang sama di inbox FB saya terdapat dua pesan ajakan; Pertama,; Ayo main SMS (Semuanya Mendukung Sby); Kedua, Ayo minum STMJ (Semuanya Tetap Memilih Jk) agar tetap fit untuk lebih cepat dan lebih baik. Cukup menggelikan dan kreatif. Nampaknya politik pilpres kali ini memasuki ruang multidisipliner dan multidimensional, apa saja hal-hal baru dapat dijadikan media kampanye, seperti fenomena jilbab loro, sehingga pendekatan agama pun muncul membahas jilbab karena jilbab telah menjadi media komoditi politik menarik simpati massa pemilih.

    Cerita SMS vs STMJ ini pun berlanjut sebagai contoh kecil kampanye simbol , penggunaan simbol ini cukup penting agar mudah diingat oleh pemilih termasuk penggunaan singkatan kata sebagai tagline kampanye, semuanya dilakukan untuk membangun citra terbaik. Muncullah singkatan JK-WIN, SBY Berbudi, dan Mega Pro, dari ketiga singkatan ini sangat nampak tiada seorang pun menyangka muncul tagline SBY Berbudi, dalam beberapa hari tagline ini adalah paling bagus, tapi siapa nyana ternyata pencitraan ini kebablasan, terkesan berlebihan, ternyata bagi sebagian warga palembang maknanya pembohong, akhirnya berubah menjadi SBY-Boediono. Tagline JK-WIN juga berubah, karena kuatir tidak bisa mengingatkan orang Jawa, nama itu terkesan asing, sehingga perlu merubahnya menjadi JK-Wiranto, sebutan nama Wiranto tentu berkesan nama Jawa. Sedangkan Mega Pro, tidak berubah Cuma diembeli satu kata menjadi Mega Pro Kerakyatan.

    Tagline singkatan itu tidak muncul begitu saja tetapi menggambarkan realitas psikologis yang sedang berkembang. JK-Win muncul karena dilandasi realitas psikologis dari slogan JK agar selalu bersemangat lebih cepat lebih baik, akhirnya JK-Win, JK Winner (Pemenang). SBY Berbudi muncul dilandasi realitas psikologis di mana SBY dicitrakan sebagai sosok tenang, gelenggem, berwibawa, dan santun, pencitraan ini dibangun dengan harapan mereka bisa dizolimi lagi lalu muncul simpati rakyat untuk kembali memilihnya. Padahal saat ini SBY dengan konsultan tim suksesnya The Fox di sejumlah media paling gencar melakukan serangan perlawanan.

    SMS juga terlahir pada landasan realitas itu, selama ini memang Cuma SBY saja yang membuka media SMS untuk menerima aspirasi dan pengaduan masyarakat bersama Ibu Ani Yudhoyono. Sedangkan istilah STMJ muncul karena realitas saat JK melakukan kunjungan ke Semarang pabrik jamu Sido Muncul.. Nah, jika kedua singkatan ini dibandingkan, hasilnya luar biasa, memang hidup ini tidak ada yang kebetulan, apa yang kita lakukan maka simbol yang dipakai secara tidak sadar menggambarkan realitas yang ada, pemakaian akronimnya memang terkesan dipaksakan SMS (Semuanya Memilih/Mendukung Sby) dan STMJ (Semuanya Tetap Memilih Jk). Namun jika ditelusuri lebih jauh SMS terasa beraroma asing (Short Message Sending) seperti asal akronim itu, sedangkan STMJ beraroma lokal, jamu jawa, Susu Telur Madu Jahe. Pendukung JK memakai singkatan ini sebagai pemahaman bahwa JK sangat konsen di dalam mengunggulkan produk dalam negeri, sebagai bentuk perlawanan kepada SMS yang pro barat atau neoliberalisme.

    BalasHapus
  2. ewekw.. oh ya.. ada kontes STMJ jg neh

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan beri komentar yang baik dan sopan

Lebih baru Lebih lama
Kandidat Calon Walikota Bekasi, Heri Koswara