iklan header
iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Untung Manohara Nggak Mirip Megawati....!

Siapa yang Pertama, Siapa yang Terakhir?
Simbolisasi Pendaftaran Capres-Cawapres dan Nomor Urut




Bekasi, dobeldobel.com

Coba kita ingat ke belakang, siapakah calon presiden dan calon wakil presiden yang Lebih Cepat, Lebih Baik yang juga artinya paling duluan deklarasi dan daftarkan diri ke KPU?



Siapa lagi kalau bukan pasangan JK-Wiranto, selaku pasangan capres-cawapres yang paling dulu mendeklarasikan diri (Minggu-10/05/2009) serta yang pertama kali mendaftarkan diri di KPU.(Sabtu-16/05/2009).





Dan pasangan ini pun saling mengkonversi motto atau jargon kampanye mereka. Yang satu maunya "cepet aje", yang satu lagi maunya "pake hati nurani dong", istilah keponakan dan anak-anak saya, dan jadilah jargon kampanye yang lumayan "keren", yakni: "Lebih Cepat, Lebih Baik dan Berkarya dengan Hati Nurani".



Namun saat mendapatkan nomor urut pilpres, mereka berdua hanya dapat no. 3. Terlepas dari masalah klenik atau seperti kata sang president, SBY, bahwa setiap nomor adalah barokah.



Saya menilainya ini sebuah simbolisasi. Tanpa bermaksud mengurangi rasa hormat ataupun menafikan, jargon kampanye "Lebih Cepat, Lebih Baik" sepertinya jadi nggak matching dengan nomor urut 3. Istilahnya kalau dalam balap formula satu, yang lebih cepat tentunya yang lebih baik, tapi tentunya bukan yang dapat nomor urut terakhir dong...! (Just kidding... Percaya lah Pak JK dan Pak Wiranto... ini bukan bermaksud yang tidak-tidak... tapi pastinya yah yang iya-iya saja...!).



Sayangnya deklarasi pasangan capres-cawapres JK-Wiranto ini seperti tidak didukung penuh oleh petinggi Golkar. Atau memang loyalitas kader-kader elit partai Golkar memang bisa dibilang "masih-harus" dipertanyakan, atau "lebih" dekat dengan incumbent? Siapapun tahu bila partai Golkar cenderung adalah partainya penguasa (pemerintah). Jadi ada kemungkinan mereka sebagian ada yang berhati-hati untuk menentukan pilihannya ke selain penguasa atau "calon" presiden berikutnya yang berpotensial, intinya "pragmatis" gitu deh.(Sekali lagi maaf neh pak JK dan pak Wiranto... faktanya begitu sih)



Bersamaan dengan itu, (maksudnya takdir dan isyarat dari Tuhan), kita lihat hasil survei jauh-jauh hari sebelum deklarasi yang menunjukkan bahwa hasil JK-Wiranto memang jatuh pada urutan kedua, setelah SBY-Boediono, kemudian disusul oleh Megawati. Seperti tulisan berikut ini: (Rumah Sejuta Ide)



Survei dilakukan LRI pada tanggal 3 hingga 7 Mei 2009 lalu di 33 provinsi di Indonesia dengan jumlah responden 2.066 orang. Pemilihan responden menggunakan teknik sampling multi-stage cluster dan kuesioner dibuat secara terstruktur. Tingkat kepercayaan survei ini diklaim mencapai 95 persen dengan margin error 2,2 persen.
Menurut hasil survei ini, SBY masih menempati posisi pertama. Namun dalam soal kemajuan, JK-Wiranto menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dalam survei ini SBY dipasangkan dengan Hidayat Nur Wahid (HNW). Hasilnya: SBY – HNW dipilih 36,2 persen, JK – Wiranto 27,6 persen, Mega-Prabowo 19,1 persen, dan sisanya 17,1 persen belum menentukan pilihan.
Kalau SBY memilih profesional sebagai cawapres dalam hal ini Budiono (Gubernur BI), hasilnya tak jauh berbeda, yakni SBY – Boediono dipilih 32,1 persen responden, JK – Wiranto 27,3 persen, Megawati-Prabowo 20,2 persen (hasil survei lengkap dapat dilihat di sini).
Yang menarik dari survei ini adalah popularitas JK – Wiranto yang naik secara signifikan. Apa artinya? Pasangan JK – Wiranto, walau tidak diunggulkan, bisa jadi ancaman bagi kubu incumbent atau dalam bahasa gaulnya ‘kuda hitam’. [a]
Lalu bagaimana denganpasangan capres-cawapres, SBY-Boediono? Pasangan Incumbent dan Gubernur Bank Indonesia ini mendeklarasikan diri di Gedung Sabuga, Bandung lokasi pendeklarasian SBY-Boediono, telah disulap menjadi tempat yang cukup mewah, Jumat (15/5). Warna merah, putih dan biru terlihat sangat dominan di dalam gedung tersebut.



Kalau dalam deklarasi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden sebelumnya yang tidak dapat dukungan penuh, maka SBY-Boediono NYARIS tidak mendapat dukungan dari koalisi partai-partainya. Yakni PKS, PPP, PAN dan PKB. Tapi yang jelas tetap bersikukuh berkoalisi adalah PKB. Kemudian PPP dan yang hampir masuk kategori "mau menarik dukungan" yakni PAN dan PKS (dikabarkan tidak akan hadir), toh "Akhirnya Datang Juga" di acara perhelatan deklarasi capres-cawapres itu.



Padahal jauh-jauh hari deklarasi ini sudah digambarkan meniru gaya pilpres AS, Barrack Obama & Joe Biden. Ada warna merah putih birunya dan pakaian batik yang berwarna merah menyala. Wah kalau begini urusannya, masak seh semua orang gak melihat (bukan hanya intelijen saja), bahkan orang idiot aja tahu kalau kayaknya ada nuansa asing dari "sono" yang begitu mempengaruhi deklarasi sang capres, yang konon diisyukan "neoliberalis" ini.



Sekalipun SBY yang mempunyai popularitas tertinggi dalam survei dan pernah menyatakan kepada media massa (saat popularitasnya merosot), "I don't care about my popularity", SBY juga mempunyai "threaten" dari DPR RI untuk pertanyaan-pertanyaan tentang APBN. Belum lagi demo-demo dan tulisan-tulisan blogs yang kontra terhadap deklarasi di Bandung itu, tapi akhirnya semua bisa disterilkan sebelum dimulai.



Namun hebat dan uniknya deklarasi SBY-Boediono adalah dibacakannya deklarasi oleh Gubernur Jabar (semua orang tahu Gubernur Heryawan dukunganPKS). Sedangkan deklarasi pasangan capres-cawapres lain, paling tinggi, hanya didukung oleh walikota saja (untuk PDIP dan Gerindra), bahkan deklarasi JK-Wiranto, tidak dihadiri oleh Gubernur DKI, bukan? Maka sejatinya deklarasi capres-cawapres SBY-Boediono adalah unjuk kekuatan.



Pada pokoknya.... saat mendaftarkan diri di KPU setelah JK-Wiranto, maka SBY-Boediono terdaftar di urutan kedua. Pasangan SBY-Boediono mendaftarkan diri sebagai Capres dan Cawapres, di kantor KPU Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, pada hari Sabtu (16/5/2009). Lalu mereka mendapatkan nomor urut pilpres, sama persis dengan saat pendaftaran, kemudian saat giliran pendeklarasian diri, yakni nomor urut 2. Kebetulan yah? (Tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini! Atau memang ada kebetulan dalam kehidupan kah?)



Lalu bagaimana dengan Megawati dan Prabowo?

Pasangan Capres-cawapres Mega-Pro lah yang paling akhir mendeklarasikan diri dan mendaftarkan diri, tapi akhirnya mendapatkan nomor urut ke-1. Artinya apa neh? Kalau dari sisi kita selaku penonton maka angka 1 adanya di sebelah kiri, tapi kalau dari sisi mereka sendiri bisa jadi mereka merasa ada di sebelah kiri atau sebelah paling kanan. (maksud loh?)

Temen saya yang dari kalangan pengajian bilang (dan ia tak mau disebutkan namanya), anggap saja ini pertanda. Kalau Kubu Mega-Pro akan mengusung sistem perekonomian yang sosialis (bisa dibaca kerakyatan)... Tapi buat saya pribadi, itu adalah wacana saja dan asumsi perkiraannya semata.



Yang jelas hanya deklarasi pasangan capres-cawapres Megawati-Prabowo yang dihadiri puluhan ribu pendukungnya pada hari Minggu, 24 Mei 2009. Dan uniknya mereka dalam deklarasi selalu di tempat kumuh, mulai dari TPA Bantargebang, kemudian tempat kumuh di Sumatera Selatan. Kalau deklarasi menyebabkan kemacetan di daerah jalan satu arah Kota Bandung, karena berbagai sebab, seperti demo dan proses sterilisasi, maka jalan raya di area kumuh TPA Bantargebang juga macet total karena dihadiri massa pendukung yang menyemut.



Sekalipun pasangan capres-cawapres Mega-Prabowo dapat dukungan dari mantan petinggi militer, tapi perlu diingat juga bahwa membludaknya pengunjung deklarasi di tempat kumuh tidaklah menggambarkan dukungan suara yang sesungguhnya (floating mass), bahkan kemungkinan besar alasan mereka untuk ke tempat deklarasi itu adalah karena kemudahan mereka (rakyat kecil) untuk bisa melihat langsung tokoh nasional secara langsung dan bukan hanya melalui televisi seperti biasanya.



Bagaikan pepatah yang berbunyi, tak ada gajah yang tak bengkak? Huwaduh apa pula ini maksudnya. Floating Mass yang menjadi kebanggaan para tim sukses kampanye sebagai tolok ukur keberhasilan kampanye mereka ternyata bukanlah hal yang bisa diNILAI. Kerana, seperti halnya buih di lautan, semakin banyak tampak, justru semakin besar kehampaan yang bisa diraih. (Maaf bang Direktur Kampanye Mega Center, Ente bangga dengan hadirnya puluhan ribu pendukung di Bantar Gebang? Sementara, saya lihat sendiri wawancara di TV-One, bagaimana para pendukung yang rata-rata dari rakyat kecil saat ditanya mereka kebanyakan menjawab nggak kurang nggak lebih dari, "...kan kalo bisa ngeliat langsung jauh lebih enak daripada cuman bisa ngeliat di tipi.." (dan saya nggak tertawa sedikitpun mendengarnya... sudah maklum kok!)



Justru yang bikin saya geli, adalah bagaimana penampilan sang walikota Mochtar Mohamad, kebetulan juga salah satu direktur Mega-Center, di televisi saat di depan kamera dan reporter TV-One yang menanyakan sampai sejauh mana Mega atau Prabowo ke tempat acara berlangsung, ia cuma tersebyum-senyum kayak orang kebingungan. Justru yang ditanya oleh sang reporter adalah, para pendukung Mega-Pro yang beratribut bukan PDIP atau Gerindra. Uniknya justru pakaian mereka beratribut PAN, dan ternyata menurut pengakuan Anggota DPRD Kota Bekasi dari PAN, Thamrin Usman, bahwa yang hadir pada acara tersebut bukan dari wilayah Kota Bekasi, namun dari Kabupaten Tangerang. (Hualah... kok aneh???) Sayang saya nggak sempat menanyakan langsung ke DPP PAN ataupun DPD Banten atau DPC Tangerang.



Dan itulah hebatnya deklarasi Mega-Pro yang terbilang sukses itu untuk tingkat daerah. Dan akhirnya pasangan Mega-Pro justru mendapatkan nomor urut 1 sebagai Capres-cawapres di KPU. Luarbiasanya Megawati dan SBY sempat bersalaman 2 kali pada saat penentuan nomor urut di KPU itu, Minggu, 31 Mei 2009 | 02:46 WIB. Walaupun mungkin terkesan mereka bersalaman dipaksakan... (hehehehe kapan lagi bisa saling tatap muka setelah sekian tahun saling sindir menyindir dan ledek meledek dalam kampanye terbuka mereka)



Tapi kalau mau tahu apa persamaan dari masing-masing pasangan capres-cawapres? Ya... mereka bertiga sama-sama mau mengangkat masalah Manohara sebagai bagian dari wacana ranah kampanye politik mereka. Mulai dari Prabowo (ada yang punya ide dijodohin saja ma Prabowo? Huwaduh?), JK dan SBY, termasuk Boediono pun ikutan campur tangan "peduli" dengan masalah Manohara (emang apa urusannya Gubernur Bank ngurusin si Manohara? Apa karena mau jadi cawapres kali yah? Huahahahaha tawa si kunyuk!).



So... Kasus Manohara Mau Diseret ke Ranah Politik? Silahkan aja... lha wong Manohara bukan capres atau cawapres kok, cuma istri pangeran dari Malysia aja... Untung Manohara nggak mirip Megawati (jadi saya ingat tulisan temennya kawan saya, Dika Raditya, si Kambing Jantan). Abis belum ada satupun kabar berita Megawati yang berkaitan dengan masalah Manohara.... hehehehehe!

Sidik Rizal

























----------------------------------------------------------------------------

BIODATA CAPRES GOLKAR-HANURA

----------------------------------------------------------------------------



BIODATA JK

Nama : Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla

Lahir : Watampone, 15 Mei 1942

Agama : Islam

Jabatan Kenegaraan :

  • Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Persatuan Nasional (1999-2000)

  • Menteri Koordinator Kesejahteraan Sosial Kabinet Gotong Royong (2001-2004)

  • Wakil Presiden RI (2004-2009)

Isteri : Ny. Mufidah Jusuf (menikah tahun 1967)

Anak :

  • Muchlisa Jusuf

  • Muswirah Jusuf

  • Imelda Jusuf

  • Solichin Jusuf

  • Chaerani Jusuf

Pendidikan :

  • Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanudin Makasar (1967)

  • The European Institute of Business Administration Fountainebleu, Prancis (1977)

Karir :

  • Direktur Utama NV. Hadji Kalla (1968-2001)

  • Direktur Utama PT. Bumi Karsa (1969-2001)

  • Komisaris Utama PT. Bukaka Teknik Utama (1988-2001)

  • Direktur Utama PT. Bumi Sarana Utama (1988-2001)

  • Direktur Utama PT. Kalla Inti Karsa (1993-2001)

  • Komisaris Utama PT. Bukaka Singtel International (1995-2001)

  • Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI (1999-2000)

  • Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (2001-2004)

Organisasi :

  • Ketua IKA-UNHAS (1992 s/d sekarang)

  • Ketua Umum KADIN Sulawesi Selatan (1985-1998)

  • Anggota MPR-RI (1988-2001)

  • Ketua Harian Yayasan Islamic Center AI-Markaz (1994 s/d sekarang)

  • Anggota Dewan Penasehat ISEI Pusat (2000 s/d sekarang)

  • Ketua Umum DPP Partai Golkar (2004-2009)

Alamat Kantor : Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat

Alamat Rumah : Jl. Brawijaya Raya No. 6, Jakarta Selatan

BIOGRAFI

Muhammad Jusuf Kalla (lahir di Wattampone Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942) adalah seorang pengusaha dengan bendera "Kalla Group" yang meliputi bisnis berbagai jaringan di beberapa bidang. Jusuf Kalla adalah wakil Presiden Republik Indonesia saat ini. Anak dari pasangan pengusaha Haji Kalla dan Athirah ini pertama kali menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Abdurrahman Wahid. Jusuf Kalla kembali diangkat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada pemerintahan Megawati Soekarnoputri (Presiden RI yang ke-5).

Jusuf bersaudara 16 orang. Semasa menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin hingga menjadi sarjana, Jusuf sempat menjabat Ketua Umum HMI dan KAMI Ujung Pandang, serta Ketua Senat Fakultas Eekonomi Universitas Hasanuddin.

NV Haji Kalla Trading Company adalah satu dari sedikit perusahaan keluarga yang mampu bertahan hingga generasi kedua. Ayah Jusuf memulai usahanya dengan membuka perusahaan tekstil di Kota Bone, Sulawesi Selatan. Pindah ke Ujung Pandang, ia mendirikan tujuh firma seiring dengan nasionalisasi perusahaan asing. Itulah awal kegiatan mereka di bidang impor ekspor.

Jusuf mulai sepenuhnya menangani usaha warisan ayahnya pada tahun 1967. Usaha pertokoan dibenahi, sambil mengurus jatah sandang pangan. Ekspor dihidupkan kembali, dengan usaha bidang angkutan sebagai basis, bermodalkan 10 bis. Pada tahun 1977, Jusuf mulai berdagang mobil. Kebetulan saat itu Kantor Gubernur Sulawesi Selatan memerlukan sejumlah kendaraan. Kedutaan Jepang yang dihubunginya menjelaskan, impor mobil bisa dilakukan dalam jumlah minimal lima buah. Ketika PT Astra ditunjuk sebagai penyalur mobil Toyota di Indonesia, NV Haji Kalla menjadi agen untuk Sulawesi. Hingga kini perusahaan itu hampir memonopoli pasaran mobil di Indonesia bagian Timur.

Dalam menangani keenam perusahaan tersebut, Jusuf dibantu oleh adik, ipar, atau temannya. Ia lebih menyukai pegawai yang mantan aktivis, daripada lulusan dengan nilai tinggi tetapi tanpa pengalaman berorganisasi. Banyak di antara saudaranya menjadi dokter, insinyur, ekonom, tetapi hanya yang lelaki bergerak di bidang bisnis. Jusuf Menikah dengan Mufidah pada tahun 1967 dan kini menjadi ayah dari lima anak.

Dengan terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden RI yang ke-6, maka Jusuf Kalla menjadi Wakil Presiden RI yang ke-10. Bersama-sama dengan Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama kali dipilih secara langsung oleh rakyat. Jusuf Kalla juga menjabat sebagai ketua umum Partai Golkar saat ini menggantikan Akbar Tandjung sejak Desember 2004.

---------------------------------------------------------------

BIODATA



Nama : Wiranto



Lahir : Yogyakarta, 4 April 1947



Agama : Islam



Isteri : Hj. Rugaiya Usman, SH



Ayah : R.S. Wirowijoto



Ibu : Suwarsijah



Pendidikan :



Akademi Akademi Militer Nasional, lulus 1968

Sussar Para 1968

Sussarcab Infantri 1969

Susjur Dasar Perwira Intelijen 1972

Suslapa Infantri 1976

Suspa Binsatlat 1977

Sekolah Staf dan Komando TNI AD 1984

Lemhanas 1995 (Peserta Terbaik)

Pangkat Militer :



Letnan Dua 1968

Letnan Satu 1971

Kapten 1973

Mayor 1979

Letkol 1982

Kolonel 1989

Brigjen TNI 1993

Mayjen TNI 1994

Letjen TNI 1996

Jenderal TNI 1997

Karir Militer :



Korps Kecabangan Infantri 1968

Komandan Peleton Yonif 713 Gorontalo, Sulawesi Selatan

Komandan Yonif 712 1982

Karo Tiknik Dirbang 1983

Kadep Milnik Pusif 1984

Kepala Staf Brigade Infanteri IX, Jawa Timur 1985

Wakil Asisten Operasi Kepala Staf Kostrad, Jakarta 1987

Asisten Operasi Divisi II Kostrad, Jawa Timur

Ajudan Presiden 1989-1993

Kasdam Jaya 1993-1994

Pangdam Jaya 1994-1996

Panglima Kostrad 1996-1997

Kepala Staf Angkatan Darat 1997-1998

Panglima ABRI 1998-1999

Karir Menteri :



Menhankam/Pangab 1998 (Kabinet Pembangunan VII)

Menhamkan/Pangab/Panglima TNI 1998-1999 (Kabinet Reformasi Pembangunan-Habibie)

Menko Polkam, 1999-2000 (Kabinet Persatuan Nasional-Gus Dur)

Organisasi Olahraga :



Ketua Umum Federasi Karatedo Indonesia (FORKI)

Ketua Umum Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI)

BIOGRAFI



Wiranto pernah menjadi ajudan presiden Soeharto pada tahun 1987-1991. Setelah sebagai ajudan presiden, karir militer Wiranto meningkat ketika menjabat sebagai Kasdam Jaya, Pangdam Jaya, Pangkostrad, dan KSAD. Selepas KSAD, ia diangkat oleh presiden Soeharto menjadi Pangab (sekarang menjadi Panglima TNI) pada tahun 1998. Pada masa itu terjadi pergantian kepemimpinan nasional dan ia tetap dipertahankan sebagai Pangab di era Presiden B.J. Habibie.



Setelah Abdurrahman Wahid (Gus Dur) manjabat sebagai presiden keempat Indonesia. Ia dipercaya sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, meskipun kemudian dinonaktifkan dan mengundurkan diri. Setelah memenangi Konvensi Partai Golongan Karya (Golkar), Wiranto mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilu 2004 bersama pasangan kandidat wakil presiden Salahuddin Wahid.



Pada tanggal 21 Desember 2006, ia mendirikan Partai Hati Nurani Rakyat (Partai Hanura) dan menjadi ketua umum partai HANURA.



========================================




BIODATA CAPRES DEMOKRAT-GUBERNUR BI

---------------------------------------------------------------



BIODATA SBY

Nama : Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono

Lahir : Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949

Agama : Islam

Jabatan : Presiden Republik Indonesia ke-6

Istri : Kristiani Herawati, putri ketiga (Alm) Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo

Anak : Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono

Ayah : Letnan Satu (Peltu) R. Soekotji

Ibu : Sitti Habibah

Pendidikan :

  • Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973

  • American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976

  • Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976

  • Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983

  • On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983

  • Jungle Warfare School, Panama, 1983

  • Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984

  • Kursus Komando Batalyon, 1985

  • Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989

  • Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS

  • Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS

Karier :

  • Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)

  • Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)

  • Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)

  • Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)

  • Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)

  • Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)

  • Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)

  • Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)

  • Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)

  • Dosen Seskoad (1989-1992)

  • Korspri Pangab (1993)

  • Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)

  • Asops Kodam Jaya (1994-1995)

  • Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)

  • Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)

  • Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)

  • Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda

  • Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)

  • Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)

  • Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)

  • Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid)

  • Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Sukarnopotri) mengundurkan diri 11 Maret 2004

Penugasan : Operasi Timor Timur 1979-1980 dan 1986-1988

Penghargaan :

  • Adi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)

  • Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan Intelek), 1973

  • Satya Lencana Seroja, 1976

  • Honorour Graduated IOAC, USA, 1983

  • Satya Lencana Dwija Sista, 1985

  • Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989

  • Dosen Terbaik Seskoad, 1989

  • Satya Lencana Santi Dharma, 1996

  • Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996

  • Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996

  • Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998

  • Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998

  • Wing Penerbang TNI-AU, 1998

  • Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998

  • Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999

  • Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999

  • Bintang Dharma, 1999

  • Bintang Maha Putera Utama, 1999

  • Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003

  • Bintang Asia (Star of Asia) dari BusinessWeek, 2005

  • Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama dari Sultan Brunei

  • Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio, 2006

Alamat : Jl. Alternatif Cibubur Puri Cikeas Indah No. 2 Desa Nagrag Kec. Gunung Putri Bogor 16967

BIOGRAFI

Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono (lahir 9 September 1949 di Pacitan, Jawa Timur). Karier militernya terhenti ketika ia diangkat Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1999. Ia juga menjadi salah seorang pendiri Partai Demokrat. Pangkat terakhir Susilo Bambang Yudhoyono adalah Jenderal TNI sebelum pensiun pada tanggal 25 September 2000. Di masyarakat Yudhoyono populer dengan nama "SBY". SBY lahir di lingkungan sebuah Pondok Pesantren Tremas, yang jaraknya 15 kilometer dari Kota Pacitan, Jawa Timur. Ibunya Siti Habibah putri salah seorang pendiri Pondok Pesantren Tremas, dan ayahnya, R Soekotjo adalah seorang bintara Angkatan Darat yang bertugas di Koramil di kecamatan berbeda.

SBY sekolah di Sekolah Rakyat Desa Purwoasri, Kecamatan Kebonagung dan lulus dari sekolah SR dengan nilai terbaik pada tahun 1962. Kemudian ia melanjutkan ke SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. SBY aktif di Pijar Sena sebuah kompi pelajar serbaguna. SBY juga menjadi editor, menulis artikel seputar sekolah, puisi, hingga menulis cerpen di majalah dinding sekolah. Kegiatan-kegiatan itu masih berlanjut saat ia di SMA 271, sebutan untuk SMA Negeri Pacitan hingga ia lulus dari SMA tahun 1968.

Setelah SMA, SBY meneruskan ke Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PG-SLP) di Malang, Jawa Timur. Di Malang, ia mempersiapkan fisik, mental, dan intelektualnya agar tahun depan bisa lulus ujian penyaringan Akabri tingkat daerah di Jawa Timur, dan tingkat pusat di Bandung. Menjelang akhir tahun 1969 SBY mendaftar di Malang lalu pergi tes lanjutan di Bandung. Ia berhasil lulus dan dikirim ke Magelang untuk mengikuti pendidikan awal tahun 1970.

Pada 11 Desember 1973 SBY mengakhiri masa pendidikan akademi militer sebagai lulusan terbaik dan menyandang pangkat letnan dua infantri. Ia juga mendapat penghargaan Bintang Adhi Makayasa. Artinya, sebagai yang terbaik atau setara dengan summa cum laude dari antara teman seangkatan di segala hal. Mulai hal kepribadian, fisik, mental, dan akademis.

Sesudah berpangkat Letnan Satu SBY tahun 1976 terpilih mengikuti pendidikan Ranger School dan Airborne School di Fort Benning, Amerika Serikat. Ketika SBY telah bertugas di Mabes TNI-AD yang berpangkat kapten infantri, ia mendapat kesempatan kembali untuk sekolah ke Amerika Serikat pada tahun 1982-1983. Dia juga mengikuti kursus infantery officer advanced course sekaligus mengikuti praktek kerja on the job training di Divisi 82 Lintas Udara Angkatan Darat AS, tahun 1983.

Pada Oktober 1999 sebagai Kaster TNI jenderal berbintang tiga, SBY diminta presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk menjabat Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) pada Kabinet Persatuan Nasional. Tidak lama menjabat Mentamben ia dipromosikan menjadi Menko Polsoskam menggantikan pejabat lama Wiranto yang mengundurkan diri. Pada 10 Agustus 2001 di masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri, SBY diangkat menjadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) pada Kabinet Gotong Royong.

SBY menjadi Presiden Indonesia yang ke-6, terpilih dalam pemilihan umum secara langsung oleh rakyat pertama kali Pemilu 2004. Ia mulai menjabat pada tanggal 20 Oktober 2004 bersama Jusuf Kalla sebagai wakil presiden Indonesia

---------------------------------------------------------------

BIODATA BOEDIONO

Nama : Dr. Boediono

Lahir : Blitar, Jawa Timur, 25 Februari 1943

Agama : Islam

Isteri : Herawati

Anak : Dua orang

Pendidikan :

  • S1 : Bachelor of Economics (Hons.), University of Western Australia (1967)

  • S2 : Master of Economics, Monash University, Melbourne, Australia (1972)

  • S3 : Doktor Ekonomi Bisnis Wharton School University of Pennsylvania, Amerika Serikat (1979)

Pekerjaan :

  • Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada

  • Direktur III Bank Indonesia Urusan Pengawasan BPR (1996-1997)

  • Direktur I Bank Indonesia Urusan Operasi dan Pengendalian Moneter (1997-1998)

  • Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999)

  • Menteri Keuangan Kabinet Gotong Royong (2001-2004)

  • Menteri Koordinator bidang Perekonomian menggantikan Aburizal Bakrie pada Reshuffle I Kabinet Indonesia Bersatu (2005-2009)

Alamat : Jalan Mampang Prapatan XX No.26, Jakarta Selatan

BIOGRAFI

Dr. Boediono (lahir di Blitar, Jawa Timur25 Februari 1943) adalah seorang pengajar yang merupakan Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia saat ini. Boediono adalah Menteri Keuangan Indonesia dalam Kabinet Gotong Royong (2001-2004). Sebelumnya pada Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999), Boediono menjabat Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Boediono juga pernah menjabat sebagai Direktur Bank Indonesia pada masa pemerintahan Soeharto. Saat ini ia mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Boediono memperoleh gelar S1 ("Bachelor of Economics (Hons)") dari Universitas Western Australia pada tahun 1967. Lima tahun kemudian, gelar "Master of Economics" diperoleh dari Universitas Monash. Kemudian pada tahun 1979 Boediono mendapatkan gelar S3 (Ph.D) dalam bidang ekonomi dari "Wharton School", Universitas Pennsylvania.

Saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan perombakan (Reshuffle) Kabinet Indonesia Bersatu pada 5 Desember 2005, Boediono menggantikan Aburizal Bakrie menjadi Menteri Koordinator bidang Perekonomian.



============================================

BIODATA CAPRES PDIP - GERINDRA

---------------------------------------------------------------



BIODATA MEGAWATI

Nama : Dr. Hj. Megawati Soekarnoputri

Nama Lengkap : Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri

Lahir : Yogyakarta, 23 Januari 1947

Agama : Islam

Suami : Taufik Kiemas

Anak : Tiga Orang

Karir :

  • Anggota DPR/MPR RI, 1987-1992

  • Anggota DPR/MPR RI, 1999

  • Wakil Presiden RI, 1999-2001

  • Presiden Ke-5 RI, 2001-2004

Pendidikan :

  • SD Perguruan Cikini Jakarta, 1954-1959

  • SLTP Perguruan Cikini Jakarta, 1960-1962

  • SLTA Perguruan Cikini Jakarta, 1963-1965

  • Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, 1965-1967 (tidak selesai)

  • Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1970-1972 (tidak selesai)

Organisasi :

  • Aktivis GMNI, 1965-1972

  • Ketua Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Cabang Jakarta Pusat

  • Ketua Umum DPP PDI hasil Munas 1993, 22 Desember 1993-1998

  • Peserta Konvensi Wanita Islam International di Pakistan, 1994

  • Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Hasil Kongres 1998 di Sanur, Bali, 1998 - April 2000

  • Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Hasil Kongres PDIP di Semarang, Jawa Tengah, April 2000-2005

  • Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, 2005-2009

Penghargaan :

  • “Priyadarshni Award” dari lembaga Priyadarshni Academy, Mumbay, India, 19 September 1998

  • Doctor Honoris Causa dari Universitas Waseda, Tokyo, Jepang, 29 September 2001

Alamat Kantor : Jalan Medan Merdeka Selatan No 6 Jakarta 10110

Alamat Rumah :

  • Resmi : Jalan Teuku Umar 27-A, Jakarta Pusat

  • Pribadi : Jl. Kebagusan IV No 45 RT 010 RW 04, Kel. Kebagusan Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan

BIOGRAFI

Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri (lahir di Yogyakarta pada 23 Januari 1947) adalah Presiden Indonesia periode 23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004. Megawati adalah anak kedua Presiden Soekarno. Ia Biasa dikenal dengan nama Megawati Soekarnoputri.

Megawati Soekarnoputri ini memulai pendidikannya, dari SD hingga SMA di Perguruan Cikini, Jakarta. Sementara, ia pernah belajar di dua Universitas, yaitu Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung (1965-1967) dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972).

Sebagai pendatang baru dalam kancah politik pada tahun 1987, saat itu Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menempatkan Megawati sebagai salah seorang calon legislatif dari daerah pemilihan Jawa Tengah untuk mendongkrak suara.

Masuknya Megawati ke kancah politik menjadikannya terpilih menjadi anggota DPR/MPR. Ia merupakan presiden wanita pertama dan presiden kelima di Indonesia. Megawati dilantik menjadi presiden Indonesia pada tanggal 23 Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999-2001, Megawati menjabat sebagai Wakil Presiden

------------------------------------------------------------

Biodata Prabowo Subianto

Ini adalah Biodata salah satu kandidat Pemimpin Indonesia.



Prabowo Subianto

Biodata

Nama Lengkap : Prabowo Subianto

Tempat dan Tanggal Lahir : : Jakarta, 17 Oktober 1951

Agama : Islam

Pendidikan :

- SMA: American School In London, U.K. (1969)

- Akabri Darat Magelang (1970-1974)

- Sekolah Staf Dan Komando TNI-AD



Karir

- Perwira Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (1974-1998)

- Wiraswasta





Kursus/Pelatihan

- Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (1974)

- Kursus Para Komando (1975)

- Jump Master (1977)

- Kursus Perwira Penyelidik (1977)

- Free Fall (1981)

- Counter Terorist Course Gsg-9 Germany (1981)

- Special Forces Officer Course, Ft. Benning U.S.A. (1981)



Jabatan

- Ketua Umum HKTI periode 2004-2009

- Komisaris Perusahaan Migas Karazanbasmunai di Kazakhstan

- President Dan Ceo PT Tidar Kerinci Agung (Perusahaan Produksi Minyak Kelapa Sawit), Jakarta, Indonesia

- President Dan Ceo PT Nusantara Energy (Migas, Pertambangan, Pertanian, Kehutanan Dan Pulp) Jakarta, Indonesia

- President Dan Ceo PT Jaladri Nusantara (Perusahaan Perikanan) Jakarta, Indonesia

- Komandan Peleton Para Komando Group-1 Kopassandha (1976)

- Komandan Kompi Para Komando Group-1 Kopassandha (1977)

- Wakil Komandan Detasemen–81 Kopassus (1983-1985)

- Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1985-1987)

- Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1987-1991)

- Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I/Kostrad

(1991-1993)

- Komandan Group-3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (1993-1995) - Wakil Komandan Komando Pasukan Khusus (1994)

- Komandan Komando Pasukan Khusus (1995-1996)

- Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1996-1998)

- Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (1998)

- Komandan Sekolah Staf Dan Komando ABRI (1998)



Tanda Jasa/Penghargaan

- Bintang Kartika Eka Paksi Nararya (Prestasi)

- Satya Lencana Kesetiaan Xvi Tahun

- Satya Lencana Seroja Ulangan–III

- Satya Lencana Raksaka Dharma

- Satya Lencana Dwija Sistha

- Satya Lencana Wira Karya

- The First Class The Padin Medal Ops Honor Dari Kamboja

- Bintang Yudha Dharma Nararya



Keterangan Lain

- Keanggotaan Dalam Organisasi Politik

- Dewan Penasihat Organisasi Kosgoro

- Keanggotaan Dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

- Ketua Yayasan Pendidikan Kebangsaan (Universitas Kebangsaan)

- Ketua Majelis Perhimpunan Keluarga Mahasiswa Dan Alumni Supersemar

- Pendiri Koperasi Swadesi Indonesia (Ksi) Dengan 14 Cabang Di 4 Provinsi di Indonesia

- Ketua Yayasan 25 Januari

- Ketua Umum PB Ikatan Pencaksilat Seluruh Indonesia (IPSI)
Kandidat Calon Walikota Bekasi Heri Koswara

4 Komentar

Silakan beri komentar yang baik dan sopan

  1. Kalla: Indonesia Bukan Bangsa Martabak

    Palu, Kominfo Newsroom -- Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jumat (5/6), menegaskan bahwa Indonesia bukan bangsa martabak yang bisa dibanting kiri dibanting kanan oleh bangsa lain tanpa bisa melawan.

    ''Bang sa Indonesia punya harga diri dan memiliki martabat,'' kata Jusuf Kalla sebelum membuka Rakernas Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) bertema Bersatu untuk bangkit demi kejayaan Indonesia yang lebih bermartabat di Palu, Sulawesi Tengah.

    Untuk itu, pemuda Indonesia harus mampu menjadi pilar bangsa yang mampu menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat.

    '' Jangan sampai kita selalu ditindas oleh bangsa lain. Untuk berhasil selalu ada resiko, Jadi jangan takut,'' katanya.

    Selain membuka Rakernas KNPI, Wapres Jusuf Kalla selama berada di Provinsi Sulawesi Tengah akan mengunjungi pula Pondok Pesantren Madinatul Ilmi di Donggala dan deklarasi tim kampanye JK-WIN.

    BalasHapus
  2. Kalla-Wiranto: the beginning of the end?

    In the 1964 elections, this characterized the futile presidential campaign of Barry Goldwater, Arch conservative from Arizona, nobody thought he could win against the hugely popular Lyndon Baines Johnson who had inherited the US presidency from John F. Kennedy when the latter was assassinated on November 22, 1963. People predicted he would go down in the LBJ landslide, and that is what happened.

    jkwiranto.jpg

    Jusuf Kalla - Wiranto

    The same thing might be happening in the Indonesian presidential election of 2009. For unexplained reasons Jusuf Kalla gave up the Vice Presidential position he was lucky to get n 2004 and announced his own candidacy for the president against a president who is hugely popular by default. No rational argument could present a credible case for the other candidates in the 2009 presidential race. SBY is far from perfect but the other canidates are flawed. There are many good people in Indonesia but they are not candidates.

    If all the other parties banded together and entered into a coalition against SBY, they would have a chance with support from the ample coffers of the ex-Suharto people. In fair contest it would be an interesting race. But the candidacy of Kalla-Wiranto (Golkar and Hanura) weakens the non-SBY side. Another ticket is coming up from the Grand Coalition, possibly Megawati-Prabowo or Prabowo-Puan. Whoever is on the ticket, it will split the vote. In fact two tickets involving two generals with questionable records will accelerate the exit of four national figures from presidential politics.

    One thing you can say, though. This makes it easy for ordinary folks to vote. There is a real choice, not just echoes of the tired past. At least, if SBY goes for a progressive running mate.

    We pick SBY to win on the first ballot, unless he makes the wrong choice of running mate,

    BalasHapus
  3. MANOHARA’S CASE: MEGAWATI’S TEAM SAYS SUSILO LACKS FIRM LEADERSHIP
    Filed under: ARTICLE 04/06/2009, justice, politics, women — sjsandteam @ 01:35
    Tags: MANOHARA’S CASE: MEGAWATI’S TEAM SAYS SUSILO LACKS FIRM LEADERSHIP
    June 03, 2009 Febriamy Hutapea Jakarta Globe
    The campaign team of former President Megawati Sukarnoputri and retired Gen. Prabowo Subianto has criticized President Susilo Bambang Yudhoyono for what they said was his lack of firm leadership, including his failure to deal firmly with threats to the state, physical or conceptual.

    Campaign team member Tjahjo Kumolo launched a blistering attack at a discussion in the House of image Representatives, slamming Yudhoyono’s perceived indecisiveness, referring to unspecified “border issues.” The attack comes amid rising tension between Indonesia and neighboring Malaysia over a series of recent intrusions by Malaysian naval ships in the disputed Ambalat region in the Sulawesi Sea. The tension has been further heightened by the alleged mistreatment of Indonesian teenager Manohara by her husband, a member of the Malaysian royalty.

    “There are many examples that point to a lack of firm leadership,” Tjahjo said. “We need a firm and consistent leader.”
    He said that it did not matter if a candidate came from a military or civilian background. “For us, what is important is a brave leader who can take firm action by defining who our enemies and friends are,” he said, adding that enemies could be defined as countries as well as concepts that clashed with the state ideology, Pancasila.

    Tjahjo did not elaborate on what he meant by concepts that clashed with Pancasila. He said, however, that Yudhoyono, although a former military general, had not be firm in dealing with some cases. The consensus at the discussion was that the background of candidates was no longer relevant. Rather, strong leadership was widely seen as the key factor for the next president. Legislator Yuddy Chrisnandi, a member of the campaign team for Vice President Jusuf Kalla, said it was coincidence that Kalla’s running mate, Wiranto, was the former head of the Indonesian military. They just share the same vision, Yuddy said, adding that a good leader does not need a military background. End of report from Jakarta Global.

    Meanwhile Bernama News Agency from Malaysia reports the following news:

    JAKARTA, June 3 (Bernama) — All Malaysians in Indonesia were Wednesday advised to refrain from discussing or debating controversial issues that are being played up by the republic’s media now like the overlapping claim on Ambalat in the Sulawesi Sea and the issue of Manohara.

    Dr Junaidi Abu Bakar, the education attache at the Malaysian emmbasy here, said notices to the effect had been issued to Malaysian student leaders at 13 universities which had many Malaysian students. "My message to them is not to engage in debates on controversial matters with their Indonesian counterparts. Let the respective authorities handle these matters including the Ambalat issue and also that concerning Manohara," he told Bernama here.

    He added that they were also advised to take added precautions in their movements and to move around in groups so as to avoid any untowards incidents. "Should they need help, they can contact us at the embassy directly or the local authorities," he said, adding all the students had been updated on the contact details of embassy staff. Parents of students needing to contact him can do so through his handphone at 6281808811111 or e-mail him at drjunaidy_ab@yahoo.com.sg.

    The Ambalat issue has been around for sometime but the Manohara case broke out this week when the former model whose full name is Manohara Odelia Pinot, 17, returned to Indonesia on Sunday and claimed that her husband Tengku Temenggong Muhammad Fakhry of Kelantan had allegedly abused her.

    BalasHapus
  4. Diadu antara Prita Mulyasari, Manohara, Susilo Bambang Yudoyono, Megawati, Jusuf Kala

    4 Juni 2009

    Luar Biasa Pemberitaan antara Prita Mulyasari dan Manohara, bahkan berdasarkan pengechekan sepekan ini di GOOGLE TRENDS nama manohara berada pada urutan pertama dibandingkan Prita Mulyasari, Susilo Bambang Yudoyono, Megawati, Jusuf Kala.

    viz

    Entry Filed under: UMUM. Tag: ambalat, bantahan, bebas, Bebaskan Prita, berita, berita terbaru, berita terkini, blogger ditahan, Dakwaan, hak konsumen, Hakim, Hukum, info, informasi, jadi, jaksa, Jusuf Kala, kaka, kasus prita, kebebasan berpendapat, keluarkan, keluhan pelanggan, konsumen, kota, mail list prita, mal praktek, manohara, Megawati, mulyasari, omni, prita, Prita Mulyasari, prita omni, resmi, rs, rs omni, Rumah Sakit, sementara, Shalat, Sidang, Sujud, Susilo Bambang Yudoyono, Syukur, tahanan, UU ITE.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan beri komentar yang baik dan sopan

Lebih baru Lebih lama
Kandidat Calon Walikota Bekasi, Heri Koswara