iklan header
iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Wawancara Ekslusif Capres 2009 dengan Sidik Rizal

Jangan Harap Mereka Bisa Terbuka
Tapi di Sini Mereka Blak-Blakan!


Ide gila? Nggaaaak juga. Mencari dan mengejar tokoh-tokoh capres ini memang susah bukan main, tapi tidak mustahil. Mau nggak mau saya harus bergerilya dan mencari akses baik via protokoler atau tidak resmi, saya harus bisa menembus langsung dan mewawancarai mereka dengan gaya pendekatan saya. (Sidik... nggak usah terlalu unik, cukup fakta aja dan nggak usah banyakin ngarang? Itu kata mas Dian ke saya... Ya iya lah... saya juga nggak bodoh-bodoh amat kok... walau kadang iya sih! Bahkan very stupid lah!)





Sebenarnya pertanyaan saya hanyalah sederhana saja... siapa seh calon wakil presiden pilihan mereka? Itu saja... titik!



Yang paling saya usahakan untuk dapat komentar langsung pertama adalah SBY. Presiden berkarakter kalem tapi tampak tegas walau banyak yang berkomentar dia seperti YOYO dan PERAGU. Saya berusaha menemui beliau saat saya sudah menguntitnya selama lebih dari 3 hari terakhir ini di Cikeas.

-----------------------------
Oke sekarang gue coba wawancara dengan Incumbent dulu. Biar bagaimanapun dia adalah yang paling harus kita hormati. Kebetulan juga dia punya wajah mirip bapak mertua gue, Bpk. Sumantri Rahayu (swear gue gak bohong, cuma bedanya bapak mertua yang juga paman gue itu tubuhnya lebih kecil dari SBY yang memang berukuran agak besar dan masih gagah aja!). Berikut petikan wawancara imajinernya!



Sidik Rizal (SR): "Maaf neh pak SBY, gimana kabar terakhir Bapak... kok kayaknya lelah banget? Memang jadi presiden dan capres sampe segitunya ya pak?"



SBY: "Jadi pemimpin jangan setengah-setengah. Nggak apa-apa kurang tidur, paling-paling cuma bengkak matanya dan difoto nggak bagus,"



SR: "Ah bapak bisa aja...! Pantesan kalo saya lihat hasil foto Bapak, rata-rata kantung mata Bapak agak gelap... Emang sering begadangya Pak?"



SBY: "Yah begitulah konsekwensinya, kamu juga jadi blogger kan kerjanya sampe malam, karena kamu pake kacamata aja, jadi nggak keliatan tukang begadangnya kan?"



SR: (saya jadi malu, kok dia tahu saya wartawan blogger?) Sebenarnya gimana seh Pak SBY, hubungan Bapak dengan Pak JK menjelang masa-masa terakhir jabatan kepresidenan dan kampanye capres ini?"



SBY: "Halah kamu wartawan kok nggak tahu, kemarin ini kan saya dan pak JK masih tetap kok menjalankan tugas kepresiden sebagai RI1 dan RI2. Kamu aja yang kebanyakan tidur siang, kerja malam...! Kan waktu itu saya dan Pak JK dalam acara rapat bersama para gubernur dan menteri diruang rapat kantor Sesneg, seperti yang diberitakan media massa, kami diberi tepukan tangan yang meriah..."



SR: "Terus Bapak bilang apa waktu itu?" (saya memang nggak bisa hadir, karena lagi sibuk nyari telponnya Presiden AS, Barack Obama di internet seharian penuh...dan SUKSES nggak ketemu... hiks!)



SBY: "Ya saya tanya mereka yang tepuk tangan...'Kok ditepuktangani? Masuk siaran TV lho nanti.'... Hehehe... serius saya nggak bermaksud ngelucu, tapi mereka aja yang pada tertawa."



SR: "Oh yang itu... iya saya baca di koran dan internet... Kalo nggak salah itu sebelumnya sudah ada sas-sus Bapak mau cerai dengan JK kan?"



SBY: "Ya itu tadi, makanya saya kan mencoba nyindir mereka yang tepuk tangan... eh malah mereka tertawa.... Ya sudah! Pada kenyataanya kan SBY-JK resmi 'bercerai'. Namun itu bukan penghalang bagi kami berdua untuk tampil akrab sebagai RI-1 dan RI-2. Alhasil saat memasuki ruang rapat bersama-sama, tepuk tangan pun menggema karena mereka menganggap kami adalah dua orang yang akan berduel di Pilpres 2009 ini"



SR: (saya pun berhenti tertawa dan serius dengan penjelasan sang presiden. Bukan SBY kalo nggak bisa bercanda di tengah garingnya suasana!) Maaf pak SBY, dulu sewaktu kecil nama panggilannya Bapak itu apa sih? Mas Susilo? Mas Bambang? Mas Yud, atau Mas Dono?"



SBY: (dan kali ini SBY yang nggak bisa nahan tawanya cekikikan mendengar pertanyaan lugu saya) Kamu ini lucu juga ya... Coba kamu jadi Host Program Acara di TV, pasti cepet ngetop. Pertanyaan kamu biasa tapi nyeleneh! Hehehehe... (Sejenak dia terdiam, mengambil nafas dan kelihatan deh sifat kebapakannya di mata gue) Sewaktu kecil di SD saya sering dipanggil sama guru saya dengan sebutan 'Mas Sus'... Kata dia saya memang dari kecil sudah ada bakat jadi pemimpin untuk memberikan hormat kepada guru... (katanya ekspresif dengan gerakan tangannya yang khas)



SR: (Saya pun cuma bisa mengangguk-ngangguk kayak orang bego terpana... Sedetik kemudian saya sadar) "Sewaktu Bapak pernah membuka secara simbolik dengan memukul Gong yang ditabuh sebagai pertanda Musyawarah Nasional Forum Komunikasi Putra-putri TNI Polri yang berlangsung di Bogor, Jawa Barat. Kok sampe disebut sebagai 'gong politik', memangnya kenapa?"



SBY: "Hahahaha...! Waktu itu saya cuma bercanda, sesaat hendak memukul berapa jumlah pukulan ke gongnya. Jadi saya bilang, 'Berapa kali ya nabuhnya? Kalau sekali nanti Hanura, kalau lima kali nanti Gerindra, kalau 31 kali (nomor urut Partai Demokrat) nanti kebanyakan, Golkar nomornya berapa ya?' Eh semua yang hadir pada ketawa... Padahal saya bener-bener nggak ingat waktu itu, Golkar itu nomor berapa yah?"



SR: (Saya pun geli dan terkikik-kikik menahan air mata serta perut yang sakit sambil menahan kentut... Kan nggak sopan dong, masak di depan presiden saya nggak bisa nahan kentut... apa kata infotainment nanti?)



SBY: "Sudah jangan terlalu lama Nak Sidik, ketawanya... Nanti kamu nggak selesai-selesai wawancaranya... Entar orang lain bilang, saya nggak bisa lebih cepat... dan nggak bisa lebih baik!" (diapun tersenyum), "Lanjutkan...!"



SR: "Baik pak! Akhirnya berapa kali Bapak tabuh gongnya?"



SBY: "Ya lima kali lah... kan lambang pancasila!"



SR: (dan saya pun tertawa lagi...) "Wah jawaban yang pinter neh...!"


Tulisan berlanjut nanti...! (sekarang saya ngantuk!)



Sidik Rizal
Kandidat Calon Walikota Bekasi Heri Koswara

10 Komentar

Silakan beri komentar yang baik dan sopan

  1. wew..ditunggu lanjutannya... ky apa tuh

    BalasHapus
  2. Rujak Cingur, Penting Komposisi Bumbunya

    BANYAK orang yang mengakui keahlian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam memimpin negara dan membawa Indonesia menjadi salah satu negara yang diperhitungkan di dunia. Namun ada satu lagi keahlian SBY yang belum diketahui banyak orang, yaitu keahlian membuat rujak cingur. Rujak cingur, adalah makanan khas daerah Jawa Timur. "Belum tentu Staf Khusus saya bisa," canda SBY. "Rujak cingur itu bumbunya sekitar tujuh macam. Jadi kalau tidak pas komposisinya, ya tidak enak. Cabe, kacang tanah, garam, asam, terasi, petis, dan pisang klutuk yang masih mentah dicampur gula merah.

    Kalau semuanya sudah dicampur dan pas, tinggal ditambah cingur, tahu, tempe goreng, lalap, bengkuang, dan sayur kangkung," SBY menerangkan.

    Menurut SBY, yang membuat enak itu adalah komposisinya. Bagaimana komposisi terasi dengan petis, atau cabe dengan terasi. "Ada seninya itu. Itu tidak bisa dipelajari di Lemhanas atau di S1, S2, S3, sampai S lilin," ujar SBY diiringi gelak tawa para stafnya dan wartawan. " Kalau tidak percaya, kapan-kapan nanti saya undang. Benar, saya serius," tantang SBY.

    "Jadi, waktu saya tinggal di Malang, Jawa Timur, rumah saya dekat dengan warung rujak cingur. Saya sering perhatikan kalau orangnya sedang masak. Akhirnya sampai punya ketrampilan. Istri saya sampai sekarang belum lulus membikin bumbu rujak cingur. Harus mengakui bahwa saya sedikit lebih baik dalam hal rujak cingur," gurau SBY.

    Ketika ditanya mengenai makanan kesukaannya, SBY menjawab soto dan nasi goreng. "Saya menyenangi soto dan ahli makanan soto. Soto kesukaan saya yang pertama adalah Soto Kudus. Kalau di Bandung, Soto Kudus langganan saya di Gandapura. Saya makan di sana mulai dari letnan dua sampai bintang empat, dan pensiun. Soto berikutnya lagi adalah soto Miroso di Yogyakarta. Lantas ada Soto Bangkong, Coto Makassar, Soto Lamongan, Soto Ambengan, Soto Bandung, dan Soto Padang," SBY menjelaskan.

    Makanan kesukaan SBY yang kedua adalah nasi goreng. "Kata orang, nasi goreng itu makanan yang kurang kreatif. Kalau bingung memilih makanan yang enak diantara yang enak, biar tidak bingung, pilihan jatuh pada nasi goreng," kata SBY.

    Ibu Ani sendiri ahli membuat soto dan nasi goreng. " Sebetulnya karena bapak suka nasi goreng, ibu yang ahlinya juga masak nasi goreng. Mau nasi goreng telor, kornet, atau ikan asin, yang penting nasi goreng. Soto dan nasi goreng memang dua makanan yang sering disajikan di rumah. Kebetulan, Agus dan Ibas juga suka makanan itu. Barangkali juga karena makanan itu yang sering disajikan di rumah, mereka juga senangnya itu," terang Ibu Ani.

    Siang hari di Bandung, para wartawan bebas menanyakan apa saja yang berhubungkan tentang makanan kepada SBY dan Ibu Ani. "Kalau pertanyaan tentang politik, nanti saja ya," canda SBY lagi. Dalam suasana yang hangat dan akrab, SBY dan Ibu Ani mengucapkan terimakasih kepada para wartawan dan stafnya karena sudah ditemani makan. (osa/presidensby.info)

    BalasHapus
  3. Canda & Haru Saat SBY-JK Berduaan

    INILAH.COM, Jakarta - Meski sangat berat hati, namun JK meneguhkan diri untuk menyampaikan surat resmi kepada SBY, melaporkan rencananya sebagai capres. Ucapan terima kasih dan permintaan maaf disampaikan JK kepada SBY. SBY terdiam dan menitikkan air mata. Keduanya pun berpelukan. Namun satu gurauan membuat keduanya tertawa bersama.

    "Pertemuan empat mata antara SBY dan JK saat berbicara dari hati ke hati sangat mengharukan," ungkap sumber di Partai Golkar yang diceritakan mengenai pertemuan tersebut, Jumat (24/4).

    Pertemuan SBY-JK berlangsung di Gedung Setneg. JK menyatakan dengan sangat berat hati menyampaikan surat resmi pencalonan sebagai presiden dari Partai Golkar. Sebab bagaimanapun sudah merupakan keputusan dalam Rapimnassus Golkar.

    JK mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin selama ini. SBY kemudian terdiam dan menitikkan air mata. JK pun meminta maaf. JK meyakinkan SBY agar keduanya harus bisa membuat sejarah agar tidak boleh saling bermusuhan, siapapun yang jadi pemenangnya nanti dalam Pilpres 2009.

    "Memang sulit memulai sesuatu dengan baik. Tapi beginilah seharusnya tahapan berdemokrasi," ucap JK seperti ditirukan sumber. Diselimuti rasa haru, SBY dan JK pun saling berangkulan kemudian berpelukan.

    JK kemudian menyatakan, ini merupakan keputusan yang terberat dalam hidupnya. Namun ini semua dilakukannya untuk kepentingan bangsa dan negara. Sedangkan SBY menjamin tidak akan mengambil cawapres dari Golkar jika tidak melalui mekanisme partai.

    Dituturkan sumber, SBY lalu berujar kepada JK: "Kalau Pak JK menang, saya titip keluarga saya. Sebaliknya, kalau saya menang, saya akan menjaga dan melindungi keluarga Pak JK."

    Mendengar itu, JK pun menyahut dengan gurauan: "Tapi kalau kita dua-duanya kalah, kita main golf bareng saja." Suasana penuh haru pun sedikit mencair. SBY dan JK tertawa bersama.

    Usai berbicara dari hati ke hati, barulah SBY-JK menemui para menteri dan gubernur seluruh Indonesia untuk menggelar rapat. SBY menyampaikan dirinya dan JK tetap 'setia' hingga akhir masa jabatan dan akan berkompetisi secara baik. Tepuk tangan membahana dari para menteri dan gubernur. SBY-JK pun tersenyum. [sss]

    BalasHapus
  4. Tamu Misterius Itu Adalah Guru SD SBY

    Jakarta - Awalnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak mengenal tamu misterius yang dipersilakan masuk oleh presenter Rieke Amru pada acara peringatan puncak Hari Kebangkitan Nasional di The Hall, SCTV Tower lantai 8, Senayan City, Rabu (20/5) siang. Namun ketika sang tamu misterius mulai mendekati panggung, baru SBY menyadari bahwa tamu itu adalah Ibu Sribanon, guru SD-nya dulu ketika masih di Pacitan, Jawa Timur.

    SBY terlihat tidak bisa menyembunyikan rasa harunya ketika bertemu langsung dengan Ibu Sribanon. Dengan suara terbata-bata, SBY menjelaskan bahwa Ibu Sribanon adalah salah seorang guruny semasa di SD Purwoasri, Pacitan. "Ibu Sribanon inilah salah seorang guru yang mengantarkan saya bisa menjadi seperti sekarang ini. Matur nuwun sanget (terimaksih banyak; red)," kata SBY kepada Ibu Sribanon.

    "Ibu telah membimbing saya, semoga semangat seperti ibu bisa dicontoh dan diteruskan. Yang dengan ikhlas mendidik dan menjalankan profesi guru sebagai bentuk ibadah," ujar SBY. "Tapi dulu saya bukan termasuk murid yang nakal kan bu," canda SBY yang dibalas Ibu Sribanon dengan gelengan kepala.

    Sama seperti SBY, Ibu Sribanon juga tidak kuasa menahan rasa haru. Beberapa kali dia mengusap-usap air matanya. "Mas Sus (panggilan akrab SBY semasa kecil;red) ini dulu murid yang menyenangkan dan murid yang paling necis," kata Ibu Sribanon disambut gelak tawa hadirin. "Saya bangga, gembira, jika teringat pada masa lalu. Di sekolah, Mas Sus sudah terlihat sekali jiwa kepemimpinannya. Dia selalu memimpin murid-murid yang lain untuk memberikan hormat kepada guru," Sribanon menambahkan.

    Kepada SBY, Ibu Sribanon menitipkan pesan, bahwa menjadi presiden itu bukan kehendak pribadi karena itu adalah cita-cita, ridho dari Allah, dan karena pendukung. "Setiap habis sholat saya selalu berdoa agar Mas Sus menjadi pemimpin yang bijak, adil, dan amanah. Beneran, ini tidak bohong," ujar Ibu Sribanon yang langsung diaminin SBY.

    Ketika ditanya apakah masih menyimpan buku raport SBY, Ibu Sribanon menjawab kalau ia memang masih menyimpan buku raport murid kesayangannya itu. Para undangan yang hadir tertawa geli ketika melihat buku raport atas nama Susilo Bambang Yudhoyono tersebut ditayangan dalam big screen, lengkap dengan nilai-nilai pelajarannya waktu itu. (osa)

    BalasHapus
  5. SBY - JK Masuk Ruang Rapat, Menteri-Gubernur Tepuk Tangan

    Jakarta - SBY-JK resmi 'bercerai'. Namun itu bukan penghalang keduanya tampil akrab sebagai RI-1 dan RI-2. Alhasil saat memasuki ruang rapat bersama-sama, tepuk tangan pun menggema untuk dua orang yang akan berduel di Pilpres 2009 ini.

    "Pelaku" tepuk tangan itu adalah para menteri bidang polkam dan 33 gubernur se-Indonesia. Saat itu SBY dan JK melangkah bersama-sama memasuki ruang rapat di kantor Sesneg, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (24/4/2009).

    SBY mengenakan safari abu-abu, sedang JK mengenakan kemeja biru lengan panjang. Saat berjalan, keduanya terlihat santai dan rajin melempar senyum.

    Mendengar tepuk tangan yang membahana, SBY pun bercanda."Kok ditepuktangani? Masuk siaran TV lho nanti." Canda SBY disambut tawa hadirin.

    Setelah itu SBY membuka rapat bidang polkam membahas daftar pemilih tetap (DPT) itu.

    Ini adalah penampilan perdana SBY-JK setelah keduanya resmi 'bercerai' 22 April lalu. Kala itu rapat harian Golkar menyatakan komunikasi Golkar dengan PD buntu. Pada 23 April, Rapimnassus Golkar memutuskan JK sebagai capres beringin. JK segera saja berkomunikasi dengan PDIP dan Hanura untuk menyusun kerjasama di pilpres.

    (lh/nrl)

    BalasHapus
  6. SBY Tabuh 'Gong Politik'
    Sabtu, 29 November 2008
    Jakarta, Tribun - Pemilu masih akan berlangsung tahun depan. Namun 'gong politik' sudah ditabuh SBY. Gong politik apakah gerangan?

    Gong yang dimaksud adalah memang benar-benar gong, yang ditabuh sebagai pertanda Musyawarah Nasional Forum Komunikasi Putra-putri TNI Polri yang berlangsung di Bogor, Jawa Barat.

    Disebut 'gong politik' karena sebelum menabuh gong, SBY mengidentikkan berapa jumlah tabuhan gong dengan nomor urut partai politik.

    "Berapa kali ya nabuhnya? Kalau sekali nanti Hanura, kalau lima kali nanti Gerindra, kalau 31 kali (nomor urut Partai Demokrat) nanti kebanyakan, Golkar nomornya berapa ya?" canda SBY sesaat sebelum menabuh gong tanda pembukaan Munas FKPPI di Bogor, Jabar, Jumat (28/11/2008).

    "Ya udah, lima kali saja, sebagai simbol Pancasila," kata SBY.

    Memang, sepertinya penahanan Aulia Pohan sepertinya tidak membuat SBY larut dalam duka. Saat memberikan sambutan, beberapa kali kakek Aira ini mengeluarkan joke-joke segar.

    "Jadi pemimpin jangan setengah-setengah. Nggak apa-apa kurang tidur, paling-paling cuma bengkak matanya dan difoto nggak bagus," canda SBY lagi-lagi disambut tawa.

    Dalam kesempatan ini, SBY menyatakan kebanggaannya sebagai anak tentara yang dulu sering disebut sebagai anak kolong.

    "Saya bangga disebut anak kolong," kata SBY menimpali ucapan Ketua Umum FKPPI Pontjo Sutowo yang menyebut anak TNI/Polri sering disebut anak kolong.

    "Ayah saya mengabdi selama 30 tahun di TNI," ujar SBY bangga.

    Dalam kesempatan ini, di depan seribuan anggota FKPPI, SBY juga bercerita banyak tentang kemajuan Indonesia di bawah pimpinannya. Mulai swasembada pangan, bermartabat di dunia internasional. Namun, SBY sama sekali tidak bercerita soal penahanan besannya, Aulia Pohan.(dtc)

    BalasHapus
  7. SBY Gojlok Hatta dan Pangdam, Suramadu Akan Diterapkan di Selat Sunda

    SURABAYA - SURYA-Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) terlihat gembira menyaksikan Jembatan Suramadu hampir rampung, Jumat (22/5). Sangking gembiranya, beberapa kali ia nggojlok Mensesneg Hatta Rajasa dan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Soewarno.

    Dalam cuaca yang cukup terik menjelang siang, SBY bercanda bahwa jembatan terpanjang di Indonesia ini dapat pula digunakan untuk kegiatan upacara. “Kalau kurang kerjaan, bisa juga upacara di sini,” kata presiden disambut gelak tawa pekerja dan para pejabat.

    Guyonan kedua ditujukan kepada Mensesneg Hatta Rajasa saat Presiden menjajal teropong jarak jauh menikmati pesisir Pulau Madura. “Itu kalau kelihatan pohon-pohon ada putihnya, jangan salah dengan rambut Pak Hatta,” gurau SBY.

    Pangdam V Brawijaya Mayjen Soewarno juga tak luput dari semprotan. “Untuk mencoba jembatan (sepanjang 5,4 kilometer) Pak Pangdam bisa coba lari ke ujung sana,” canda SBY sebelum meninggalkan lokasi. Kontan saja guyonan ini kembali mengundang gelak tawa para pejabat yang mendampinginya.

    Dalam kunjungan ke tengah Jembatan Suramadu, SBY didampingi sejumlah pejabat penting. Selain Mensesneg dan Pangdam Brawijaya, juga Menkominfo M Nuh, Jubir Andi Malarangeng, dan petinggi Depdagri yang juga mantan Pjs Gubernur Jatim Setya Purwaka. Sedangkan pejabat lokal yang hadir adalah Gubernur Soekarwo, Kapolda Irjen Anton Bachrul Alam, Wali Kota Bambang DH, Bupati Bangkalan Fuad Amin, dan sejumlah bupati di Jatim.

    Kepada para pekerja, SBY menyampaikan terima kasih dan mendorong agar tetap bekerja dengan hati-hati. Sebelumnya, saat tiba di kantor pelaksana Jembatan Suramadu di Jl Kedung Cowek Surabaya, SBY meminta kepada pihak-pihak terkait, terutama BPWS (Badan Pengembang Wilayah Suramadu) yang akan dibentuk, agar memikirkan pengembangan berbagai sektor ekonomi antara lain ekonomi kreatif, jasa, dan pariwisata. Pengembangan harus ditujukan untuk kemajuan ekonomi jangka panjang, hingga 20 tahun kedepan.
    BPWS diharapkan memiliki kemampuan managerial dan enterpreneurship (usaha) serta prinsip tata kelola perusahaan yang baik. “Tetap libatkan semua elemen, baik budaya maupun agama, tetapi mampu lakukan pekerjaan dengan bagus. Saya ingin seperti BRR (Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi) Aceh, berkelas dan profesional,” jelas SBY.

    Presiden meminta agar pengelola kawasan Suramadu nantinya dapat bekerja sama dengan pemerintah setempat, baik Pemprov Jatim maupun pemkot dan pemkab terkait (Surabaya dan Bangkalan). “Setelah itu, pikirkan rencana berikut. Saya ingin karakter masyarakat religius Madura tidak terganggu oleh modernisasi akibat Jembatan Suramadu,” kata SBY.

    Oleh sebab itu, pada peresmian Jembatan yang menurut rencana dilakukan 10 Juni 2009, Presiden juga akan meresmikan fasilitas Islamic Center di Pamekasan. Lebih jauh Presiden menyampaikan bahwa ide keberhasilan pembangunan Jembatan Suramadu juga akan diterapkan pada pembangunan Jembatan Selat Sunda yang menghubungkan sisi barat Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera.

    Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional AG Ismail mengatakan, pembangunan Jembatan Suramadu telah mencapai 98,81 persen. Di sisi Madura, pembangunan dan pembebasan lahan jalan pendekat (causeway) telah mencapai 100 persen dan pembangunan akses jalan 97,8 persen. Sedangkan pada bentang tengah, pembangunan cable stay telah mencapai 99,15 persen.

    Dikatakan, saat ini pelaksana proyek juga tengah memasang pintu tol di kedua sisi yakni Surabaya dan Madura sebagai konsekuensi berfungsinya jembatan sebagai jalan tol. Total akses jalan mencapai 20,9 km sementara pada bagian jembatan sepanjang 5,438 km. ytz

    BalasHapus
  8. Usai Tanam Pohon SBY Makan Sate PSK

    JAKARTA - Setelah menempuh perjalanan jauh dari Desa Cibadak untuk mencanangkan Aksi Tanah 79 Juta Pohon, Presiden SBY bersama rombongan sempat makan siang Sate PSK (Penggemar Sate Kiloan) di Cikeas.

    "Silakan, ayo makan. bebas saja, kalau mau nambah-nambah. Sebut saja nama saya Andi Mallarangeng," kata SBY melucu saat makanan mulai disajikan di Sate PSK, Cikeas, Gunung Putri, Jawa Barat, Rabu (28/11/2007).

    Mendengar hal ini Andi, sejumlah menteri, dan wartawan langsung tertawa mendengar canda SBY.

    Kemudian sembari makan, lagu Rinduku Padamu ciptaan SBY juga ikut diputarkan di rumah makan tersebut.

    Dengan posisi meja makan melingkar membuat Presiden, Ani Yudhoyono, dan sejumlah menteri memiliki posisi yang berdekatan.

    "Ayo nambah, ayo ditambah lagi," kata Ani menyodorkan sate ke barisan duduk rombongan wartawan yang juga sudah merasa lapar saat masih di perjalanan. Akhirnya 100 orang rombongan presiden langsung menghabiskan hidangan makanan sate kiloan.

    Usai makan, presiden dan rombongan menuju kediaman pribadi presiden di Cikeas. Rencananya Presiden SBY akan menggelar jumpa pers di pendopo rumahnya.

    (uky)

    BalasHapus
  9. Canda Presiden SBY di Munas FKPPI

    Jakarta, CyberNews. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono rupanya tidak ingin terjebak dalam suasana politik menjelang tahun Pemilu 2009 mendatang.

    Saat membuka Musyawarah Nasional Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI-Polri (FKPPI) di Caringin, Bogor, Jabar, Jumat malam, Presiden SBY sempat bergurau tentang jumlah pukulan gong sebagai tanda membuka Munas tersebut.

    "Saya pukul berapa kali ya, kalau satu kali berarti Hanura.., kalau lima kali Gerindra, hmm ... Golkar nomor urutnya sekarang berapa ya? PDI Perjuangan berapa? Kalau saya pukul 31 kali (nomor urut Partai Demokrat-red) nanti kebanyakan," gurau Presiden menanggapi ada peserta yang berteriak agar Kepala Negara memukul gong dua kali.

    Akhirnya sebagai jalan tengah, Presiden SBY menyatakan akan memukul gong lima kali sebagai simbol sila-sila yang ada pada Pancasila. "Saya pilih Pancasila, lima kali ya," kata Yudhoyono diikuti tepuk tangan hadirin.

    (Ant /CN08)

    BalasHapus
  10. Kagum Panel Kayu di Dephub, SBY Yakin Bukan Illegal Logging

    Panel-panel kayu yang menghiasi gedung Departemen Kehutanan (Dephut) membuat Presiden SBY terkagum-kagum. "Saya yakin pasti bukan hasil illegal logging," canda SBY.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan beri komentar yang baik dan sopan

Lebih baru Lebih lama
Kandidat Calon Walikota Bekasi, Heri Koswara