Manusia dalam hidupnya sangat sering harus melakukan pilihan untuk menjadi pemenang atau pecundang. Awal kehidupan dimulai ketika satu sel sperma berhasil membuahi sel telur.
Pada saat itu sel sperma yang berhasil membuahi sel telur niscaya merupakan sel yang paling unggul dan terpilih. Berjuta sel sperma lainnya berhasil disisihkan.
Pada masa usia dini, ketika belum bisa memilih kita menyaksikan bahwa ada yang menang ada yang kalah. Ketika seorang anak bernain dari kardus bekas, bahkan ada yang menjadi anak jalanan dengan menjadi pengemis, sementara di sisi lain kita menyaksikan rekan sebaya ditakdirkan hidup berkecukupan.Termasuk limpahan kasih sayang.
Demikian pula pada masa sekolah, ada yang memiliki keterbatasan kecerdasaan, keterbatasan ekonomi atau keduanya. Sementara ada yang tampak begitu cerdas dan seringnya (dari kecamata umur sekolahan) memiliki fasilitas cukup, bisa ikut kursus beragam bidang. Demikian pula halnya di lingkungan kerja, tidak jarang kita yang sudah lulus dengan baik dari perguruan tinggi terbaik ternyata macet berkarir. Teman yang menurut ukuran umum biasa saja jalur karirnya bak di jalan tol. Tidak jarang terasa ketidakadilan karena adanya koneksi, persaudaraan bahkan perselingkuhan.
Apakah dunia diciptakan penuh ketidakadilan. Jawabnya pasti tidak. Kita harus percaya ada mekanisme alam yang bekerja. Tetapi memang kita perlu memilih untuk menjadi pemenang atau pecundang. Di seputar kita banyak contoh yang dapat diresapi. Banyak pelajaran yang dapat diambil.
Dan untuk menjadi pemenang kata kuncinya kita harus berani bersaing.
Penganut Teori Darwin percaya bahwa setiap makhluk hidup diciptakan berbeda. Tak ada yang sama identik, termasuk bayi kembar dari satu telur. Dan untuk tetap hidup serta mempertahankan keberadaannya mahluk hidup harus memenangkan persaingan. Makhluk yang berhasil dan tetap ada adalah yang memenangkan persaingan.
Jerapah memiliki leher yang panjang, Darwin mencontohkan, karena menang bersaing. Ketika jerapah masih memiliki leher yang panjangnya terbatas maka yang mampu tetap hidup adalah yang dapat menjangkau makanan di pucuk pepohonan, Sedangkan yang tidak mampu musnah.
Bisnis, sebagai bagian dari kehidupan, menganut paham seperti ini. Mereka yang memenangkan persainganlah yang mampu bertahan. Teori manajemen bisnis penuh dengan analogi peperangan. Hukum perang menyatakan bahwa pemenang adalah yang mampu menumpas musuh.
Sejarah bisnis penuh dengan cerita binis yang pernah berjaya dan kemudian menghilang, dan pasti lebih banyak lagi yang hilang sebelum pernah berkembang. Anda ingat VOC, Maskapai penerbangan Pan Am, Pasar Gambir, Presiden Taksi, Bimbingan Belajar Siky Mulyono, semua tinggal sejarah. Dalam satu masa ada komoditi unggulan, dan disisi lain ada komoditi yang sudah lewat (out of date). Memang yang terjadi dalam bisnis adalah jatuh bangun, kalah menang, dan pilihan untuk menjadi pemenang atau pecundang.
Bisnis adalah suatu pilihan hidup seperti juga bidang hidup yang lain. Kita memilih karena kita percaya, karena bidang ini tepat buat kita. Sama saja seperti mereka yang memilih jadi dosen, jadi pegawai negeri, jadi petani jadi pengacara, dan sebagainya. Hanya saja jika ditelaah ada beberapa perbedaan mendasar bagi mereka yang memilih bidang bisnis.
Dunia bisnis dunia memiliki banyak lorong yang lowong. Tapi lorong yang lowong di dunia bisnis adalah lorong yang penuh dengan ketidakpastian. Dunia bisnis adalah sebuah pilihan yang membutuhkan keberanian yang lebih besar dibanding pilihan lain. Keberanian yang dibutuhkan adalah keberanian untuk bersaing.
Berbicara masa depan dalam konteks bisnis adalah ketidakpastian. Dunia berkembang demikian dinamis, persaingan demikian ketat, setiap hari lahir pemain baru dengan inovasi baru, setiap saat kita siapdij ungkalkan. Baik pada saat posisi kita sedang sulit ataupun goyah. Apalagi jika kita sedang dipuncak bukit. Semua berkepentingan untuk mengambil alih.
Berbicara masa depan dalam konteks bisnis berarti berbicara tentang perubahan, pelanggan dan pesaing.. Perubahan adalah sesuatu yang abadi. Tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Dan perubahan dalam bisnis seperti telah disbutkan, yaitu sangat dinamis dan penuh ketidakpastian.
Pelanggan adalah mereka yang kita perlukan, yang membuat bisnis kita berkembang dan yang mendatangkan uang, mengisi kocek kita. Ada pelanggan yang setia tapi lebih banyak lagi yang tidak setia, karena memang tidak ada alasan untuk setia. Pesaing apa lagi, kepentingannya memang agar kita kalah bila perlu mati.
Karena itu memilih bidang bisnis perlu tekad yang kuat, perlu keberanian. Terutama keberanian untuk bersaing.
Pada saat itu sel sperma yang berhasil membuahi sel telur niscaya merupakan sel yang paling unggul dan terpilih. Berjuta sel sperma lainnya berhasil disisihkan.
Pada masa usia dini, ketika belum bisa memilih kita menyaksikan bahwa ada yang menang ada yang kalah. Ketika seorang anak bernain dari kardus bekas, bahkan ada yang menjadi anak jalanan dengan menjadi pengemis, sementara di sisi lain kita menyaksikan rekan sebaya ditakdirkan hidup berkecukupan.Termasuk limpahan kasih sayang.
Demikian pula pada masa sekolah, ada yang memiliki keterbatasan kecerdasaan, keterbatasan ekonomi atau keduanya. Sementara ada yang tampak begitu cerdas dan seringnya (dari kecamata umur sekolahan) memiliki fasilitas cukup, bisa ikut kursus beragam bidang. Demikian pula halnya di lingkungan kerja, tidak jarang kita yang sudah lulus dengan baik dari perguruan tinggi terbaik ternyata macet berkarir. Teman yang menurut ukuran umum biasa saja jalur karirnya bak di jalan tol. Tidak jarang terasa ketidakadilan karena adanya koneksi, persaudaraan bahkan perselingkuhan.
Apakah dunia diciptakan penuh ketidakadilan. Jawabnya pasti tidak. Kita harus percaya ada mekanisme alam yang bekerja. Tetapi memang kita perlu memilih untuk menjadi pemenang atau pecundang. Di seputar kita banyak contoh yang dapat diresapi. Banyak pelajaran yang dapat diambil.
Dan untuk menjadi pemenang kata kuncinya kita harus berani bersaing.
Penganut Teori Darwin percaya bahwa setiap makhluk hidup diciptakan berbeda. Tak ada yang sama identik, termasuk bayi kembar dari satu telur. Dan untuk tetap hidup serta mempertahankan keberadaannya mahluk hidup harus memenangkan persaingan. Makhluk yang berhasil dan tetap ada adalah yang memenangkan persaingan.
Jerapah memiliki leher yang panjang, Darwin mencontohkan, karena menang bersaing. Ketika jerapah masih memiliki leher yang panjangnya terbatas maka yang mampu tetap hidup adalah yang dapat menjangkau makanan di pucuk pepohonan, Sedangkan yang tidak mampu musnah.
Bisnis, sebagai bagian dari kehidupan, menganut paham seperti ini. Mereka yang memenangkan persainganlah yang mampu bertahan. Teori manajemen bisnis penuh dengan analogi peperangan. Hukum perang menyatakan bahwa pemenang adalah yang mampu menumpas musuh.
Sejarah bisnis penuh dengan cerita binis yang pernah berjaya dan kemudian menghilang, dan pasti lebih banyak lagi yang hilang sebelum pernah berkembang. Anda ingat VOC, Maskapai penerbangan Pan Am, Pasar Gambir, Presiden Taksi, Bimbingan Belajar Siky Mulyono, semua tinggal sejarah. Dalam satu masa ada komoditi unggulan, dan disisi lain ada komoditi yang sudah lewat (out of date). Memang yang terjadi dalam bisnis adalah jatuh bangun, kalah menang, dan pilihan untuk menjadi pemenang atau pecundang.
Bisnis adalah suatu pilihan hidup seperti juga bidang hidup yang lain. Kita memilih karena kita percaya, karena bidang ini tepat buat kita. Sama saja seperti mereka yang memilih jadi dosen, jadi pegawai negeri, jadi petani jadi pengacara, dan sebagainya. Hanya saja jika ditelaah ada beberapa perbedaan mendasar bagi mereka yang memilih bidang bisnis.
Dunia bisnis dunia memiliki banyak lorong yang lowong. Tapi lorong yang lowong di dunia bisnis adalah lorong yang penuh dengan ketidakpastian. Dunia bisnis adalah sebuah pilihan yang membutuhkan keberanian yang lebih besar dibanding pilihan lain. Keberanian yang dibutuhkan adalah keberanian untuk bersaing.
Berbicara masa depan dalam konteks bisnis adalah ketidakpastian. Dunia berkembang demikian dinamis, persaingan demikian ketat, setiap hari lahir pemain baru dengan inovasi baru, setiap saat kita siapdij ungkalkan. Baik pada saat posisi kita sedang sulit ataupun goyah. Apalagi jika kita sedang dipuncak bukit. Semua berkepentingan untuk mengambil alih.
Berbicara masa depan dalam konteks bisnis berarti berbicara tentang perubahan, pelanggan dan pesaing.. Perubahan adalah sesuatu yang abadi. Tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Dan perubahan dalam bisnis seperti telah disbutkan, yaitu sangat dinamis dan penuh ketidakpastian.
Pelanggan adalah mereka yang kita perlukan, yang membuat bisnis kita berkembang dan yang mendatangkan uang, mengisi kocek kita. Ada pelanggan yang setia tapi lebih banyak lagi yang tidak setia, karena memang tidak ada alasan untuk setia. Pesaing apa lagi, kepentingannya memang agar kita kalah bila perlu mati.
Karena itu memilih bidang bisnis perlu tekad yang kuat, perlu keberanian. Terutama keberanian untuk bersaing.
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan