Pasangan nomor urut tiga(3) calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Supiori periode 2010-2015 Fredrik Menufandu SH MH MM-Drs Yan Imbab (MENIMBA)hingga hari keempat rekapan suara pemilih sementara berhasil menembus angka 30 persen.
Dengan menembus angka 30 persen dari total suara pemilih di kabupaten Supiori, maka pemungutan suara putaran kedua seperti yang diisukan sejumlah pihak bakal kandas.
“Data kita sudah hampir mendekati 2600 suara sah dan sudah melampui 30 persen,” kata Yan Dance Kbarek, di Biak, kamis (16/7) kemarin.
Meskipun sampai saat ini KPU Supiori belum juga mengupdate data rekapan suara sementara kepada publik, namun Kbarek meyakini bahwa data rekapan suara sementara Tim Pemenangan MENIMBA yang telah menembus angka tiga puluh persen tersebut tidak berbeda jauh dengan
data KPU Supiori.
“Kami yakin data ini tidak berbedah jauh dengan data KPU Supiori, kita konfrontir data kita dengan data KPU, kalau ada perbedaan maka kita akan kejar, penambahan terjadi dimana dan lari kepada kandidat mana, itu akan kita kejar,” tegas Kbarek.
Berdasarkan rekapan sementara yang dikonfrontir dengan data dari sejumlah lembaga resmi serta para saksi dari masing-masing kandidat yang ikut memantau jalannya perhitungan suara di Pemilukada Supiori ternyata ada kejanggalan yang ditemui, salah satu yang sedang ditelusuri adalah penambahan suara yang tidak jelas dari mana.
Ada tangan-tangan jahil yang melakukan permainan suara, ini hal yang aneh, dibeberapa TPS angka yang tadinya oleh enam saksi sama, ternyata mulai berubah, ada TPS yang mulai memainkan suara rakyat Supiori dengan menambahkan suara mereka pada kandidat tertentu bahkan tidak tanggung-tanggung bisa sampai 40 suara
Tangan-tangan jahil, kebiasan pengaruhi KPU, bayar PPD, ini yang sedang terjadi di Supiori, dan apa yang dilakukan sudah kami ketahui indikasi keterlibatan dari PPD sampai KPU, dan kami sudah tahu siapa orang-orangnya tapi itu bukan ranah kami, biarkan polisi yang mengusut.
Selain menyinggung adanya tangan-tangan jahil di Pemilukada Supiori, upaya memainkan serta pengemasan isu yang begitu kuat dengan upaya membangun opini masyarakat Supiori pun bahwa Pilkada Kabupaten Supiori akan berlangsung ke tahap dua kian genjar dilakukan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kepada publik Supiori agar tetap mempercayakan tahapan pemilukada kepada KPU Supiori serta tidak mudah
terprovokasi dan percaya begitu saja.
Jangan buat informasi yang mengkelirukan masyarakat, toh pada akhirnya KPU juga yang akan menetapkan kandidat mana yang menang, jadi mari tetap menjaga kondisi keamanan di Supiori, proganda yang dilakukan saat ini sudah ketinggalan, itu progranda murahan, tingkat kemampuan politik tidak pada tempatnya. Berusaha untuk mengekspos hasil pada rakyat agar rakyat percaya, itu propaganda yang tidak bertanggungjawab.
Sementara itu, bocoran dari orang dalam di KPUD Kabupaten Supiori yang enggan disebutkan namanya juga mengatakan sangat sulit jika Pemilukada Kabupaten Supiori berlangsung ketahap dua jika perolehan salah satu kandidat telah menembus angka 30 persen.
Memang diakuinya, hingga saat ini ada pihak-pihak yang sedang mempresure KPUD agar Pemilukada kabupaten Supiori berlanjut ketahap dua. Yakni mengambil pasangan suara terbanyak satu dan dua.
Akan tetapi, sulit dilakukan mengingat data rekapan yang diperoleh KPUD dari PPD sama persis dengan data rekapan suara yang dimiliki para kandidat.
Dicari Massa, Ketua KPU Supiori Amankan Diri di Polres
Sementara itu terkait dengan hasil perolehan suara sementara yang dilakukan, nampaknya mulai melakukan aksi protes ke kantor KPU Supiori. Bahkan informasi yang diterima pukul 19.30 WIT tadi malam menyatakan kalau massa telah memenuhi sepanjang jalan yang tidak jauh dari Kantor KPU Supiori.
Kapolres Supiori AKBP Bonar Sitinjak, SH, MH yang dikonfirmasi via hand phonenya tadi malam membenarkan hal tersebut. Hanya saja dia menyatakan bahwa situasi di Kabupaten Supiori pada dasarnya aman. Ratusan massa yang tidak puas atas hasil pemungutan suara itu mulai berangsek mendekati Kantor KPU Supiori dengan memenuhi sepanjang jalan di wilayah tersebut sekitar pukul 17.30 WIT.
“Ya biasalah, di KPU kami telah tempatkan sejumlah anggota kami, termasuk dari Brimob melakukan pengamanan. Pada dasarnya masih aman, kami aparat kepolisin tetap akan melakukan pengamanan secara ketat dan akan menidak tegas siapa saja jika ada melakukan tindakan-tindakan anarkis” tandasnya.
Sedangkan Ketua KPU Supiori yang juga dihubungi via hand phonenya tadi malam menyatakan saat ini tidak bisa keluar dari Kabupaten Supiori. Dia mengaku terpaksa mengamankan dirinya di Kantor Polres Supiori untuk mengindar dari massa yang diduga tujuannya adalah untuk mencari para anggota KPU Supiori itu.
Hingga saat ini proses rekapitulasi penghitungan suara yang dilakukan ditingkat PPD pada dasarnya berjalan lancar dan aman. Setiap kotak suara setelah pencoblosan diupayakan dibawa ke PPD dan diupayakan secepatnya diserahkan ke KPU Supiori untuk pengamanan selanjutnya.
“Saat ini saya di Kantor Polres Supiori, saya tidak bisa pulang karena massa ibu Hulda mencari kami anggota KPU. Saya tidak tahu apa penyebabnya, tapi yang pasti kami menilai pelaksanaan pencoblosan dan tahapan-tahapannya sudah berjalan sesuai prosedur,” kata Ketua KPUD Kabupaten Supiori.
Sumber: Berita Papua
Sumber: Berita Papua
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan