Ki Kusumo, Produser Film |
Menurut Ki Kusumo, dengan tak ada lagi film impor, film nasional memiliki kesempatan lebih luas untuk menjangkau penonton. “Film nasional lebih untung. Kesempatannya lebih terbuka lebar. Baik dalam hal menarik market penonton atau untuk bersaing dengan film-film kita sendiri,” papar Ki Kusumo, di bilangan Minggu (19/2/2011).
Ki Kusumo menambahkan bahwa ditariknya film asing, setidaknya bisa memacu rumah produksi lokal, untuk lebih berkarya menghasilkan film-film yang bermutu.
“Kehadiran film asing sebenarnya hanya untuk pembanding industri perfilman kita. Momen ini, seharusnya kita jadikan cermin untuk berkarya lebih kreatif dengan menghasilkan film yang benar-benar bermutu. Sehingga penonton yang biasa menonton film asing bisa berpindah ke film nasional,” sambung Ki Kusumo.
Meski awalnya terasa sulit, namun Ki Kusumo yakin penonton kita akan terbiasa. “Peralihan ini akan mengagetkan masyarakat. Namun lama-lama, akan terbiasa. Toh dulu, saat film nasional kita berjaya, juga tak ada film asing. Dan bioskop tetap saja dibanjiri pengunjung,” lanjut Ki Kusumo.
Yang paling dikawatirkan Ki Kusumo, justru pembajakan film makin merajalela. “Masih banyak orang Indonesia yang fanatik dengan film asing. Jika di bioskop tak ada, mereka akan mencari VCD atau DVD. Faktor inilah yang makin menyuburkan praktek pembajakan film, yang tak menutup kemungkinan film nasional kena imbasnya. Jadi kita juga yang rugi,” pungkas Ki Kusumo. (*)
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan