Kapanlagi.com - Ki Kusumo berpendapat bahwa pelaksanaan Kongres PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia) ke-14 yang digelar di Hotel Sahid Jaya, Jakarta Pusat, diwarnai banyak kecurangan. Salah satu 'kecurangan' yang disoroti oleh paranormal tanah air ini adalah dari segi administrasi, yakni soal keanggotaan AB (Anggota Biasa), yang diduga telah 'diobral' dan disalahgunakan.
"Keanggotaan AB itu adalah yang paling dipermasalahkan. Karena syaratnya sangat istimewa, berapa kali main sinetron atau film. Namun di sini banyak sekali peserta kongres yang memiliki kartu AB, tanpa tahu dia pernah main film atau nggak," ujar Ki Kusumo saat ditemui di Hotel Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (19/5).
"Karena untuk mendapatkan kartu AB itu prosesnya panjang dan berliku. Saya tidak rela kalau ada kecurangan macam itu dan ujung-ujung nyalon jadi Ketua PARFI. Siapapun boleh, asal sesuai aturan main," imbuhnya.
Menurut Ki Kusumo, kongres telah tercederai. Apalagi ada aksi pemukulan terhadap beberapa wakil PARFI dari daerah, aksi berdarah ini baginya ibarat sebuah 'jaringan preman'.
"Anggotanya adalah artis cantik dan ganteng, punya attitude yang baik. Tapi saat ini ada aturan baru, siapa yang bayar itu yang menang. Padahal sebuah organisasi harus berdiri pada kakinya sendiri. Ini organisasi profesi, bukan ormas," tutupnya.
Namun, walaupun tak setuju pada semua kecurangan tersebut, Ki Kusumo bertekad terus maju dan bersaing di bursa pemilihan Ketua Umum PARFI. "Saya tetap maju terus, karena saya kan udah punya syarat-syarat yang mendukung," tegasnya.
Lantas bagaimana jika Kongres PARFI ini mengalami 'deadlock'?
"Gak bisa dilanjutkan, kembali ke yang lama, kembali ke PB (pengurus besar) PARFI untuk bentuk panitia pemilihan yang baru. Verifikasi semua kandidat supaya benar semua, setelah itu laksanakan Kongres Luar Biasa," tutupnya. (kpl/ato/bun)
"Karena untuk mendapatkan kartu AB itu prosesnya panjang dan berliku. Saya tidak rela kalau ada kecurangan macam itu dan ujung-ujung nyalon jadi Ketua PARFI. Siapapun boleh, asal sesuai aturan main," imbuhnya.
Menurut Ki Kusumo, kongres telah tercederai. Apalagi ada aksi pemukulan terhadap beberapa wakil PARFI dari daerah, aksi berdarah ini baginya ibarat sebuah 'jaringan preman'.
"Anggotanya adalah artis cantik dan ganteng, punya attitude yang baik. Tapi saat ini ada aturan baru, siapa yang bayar itu yang menang. Padahal sebuah organisasi harus berdiri pada kakinya sendiri. Ini organisasi profesi, bukan ormas," tutupnya.
Namun, walaupun tak setuju pada semua kecurangan tersebut, Ki Kusumo bertekad terus maju dan bersaing di bursa pemilihan Ketua Umum PARFI. "Saya tetap maju terus, karena saya kan udah punya syarat-syarat yang mendukung," tegasnya.
Lantas bagaimana jika Kongres PARFI ini mengalami 'deadlock'?
"Gak bisa dilanjutkan, kembali ke yang lama, kembali ke PB (pengurus besar) PARFI untuk bentuk panitia pemilihan yang baru. Verifikasi semua kandidat supaya benar semua, setelah itu laksanakan Kongres Luar Biasa," tutupnya. (kpl/ato/bun)
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan