DARMI : Djawatan Angkutan Rusak Milik Indonesia
Tidak ada yang lebih mengesalkan kecuali kita harus membayar lebih sesuatu yang tak layak untuk dibayar, salah satunya adalah layanan jasa angkutan antar kota antar provinsi, seperti DAMRI.
Dan saya punya pengalaman terindah yang terpaksa saya dapatkan dari angkutan milik BUMN ini.
Lepas liburan lebaran tahun 2015 ini, masuk minggu ke 3 bulan Syawal 1436 H, tepatnya awal bulan Agustus 2015, saya harus mengantarkan kembali anak saya ke pondok pesantren (boarding school) setelah liburan 2 bulan penuhnya melewati bulan puasa dan lebaran. Alangkah indahnya seandainya setiap liburan itu seperti lebaran semuanya, biarpun libur tetap lebar rezekinya.
Namun setelah tiba di Surakarta, kaki anakku yang sensitif dengan kebersihan kaos kaki malah jadi alergi dan sakitnya semakin parah. Mungkin disamping karena kelelahan fisik dimana kakinya harus menopang beban dan berjalan kaki lebih berat, semalaman duduk di bis malam membuat kakinya terpenjara 14 jam dengan kaos kaki nilonnya.
Terpaksa begitu tiba di Solo keesokan harinya, saya mencari dokter spesialis untuk memeriksakan penyakit kulit di kakinya. Akhirnya dokter memberikan obat khusus dan surat rekomendasi ke pondok pesantren agar bisa istirahat selama 14 hari di rumah. So, saya dan anak gadis saya harus kembali ke Jakarta. Kita kembali ke laptop.
Demi mengejar waktu dan janji dengan klien keesokan harinya, terpaksa malam itu kami ke terminal bus Tirtonadi Surakarta, setelah 2 jam naik KOSTI taxi berkeliling stasiun kereta api Solo Balapan dan Jebres untuk pemesanan tiket yang ternyata kehabisan.
Maka dengan alasan gawat darurat, terpaksa ke terminal bus untuk naik bus apa saja yang bisa langsung berangkat ke Jakarta atau Bekasi. Pilihan tersedia hanya DAMRI, yang pada akhirnya jadi penyesalan seumur hidup kami. So sweet isn't it?
Pelayanan Bus DAMRI PATAS AC SOLO - JAKARTA vs DAMRI lainnya.
Baru kali ini ngerasain pelayanan jasa milik BUMN sekelas DAMRI yang serba bayar dan gak ada yang gratis, kecuali kutu busuk, tumbila, ketinggi atau bangsat di kursi (recleaning seat) nya.
Dengan tiket PATAS AC bus DAMRI seharga tigaratus delapan puluh ribu rupiah untuk dua orang, saya dan anak gadis saya, rasanya saya seperti membeli dinginya bus AC dengan bonus segenggam kutu busuk alias bangsat.
Kalian tahu kan apa itu kutu busuk, tumbila atau ketinggi..... Bangsat? Gak enak kan kalau ditanya seperti itu?
Keterlambatan membeli tiket Kereta Api dan P.O. Rosalia Indah, bus antar kota (AKAP) langganan saya memang sangat menyebalkan. Karena saya harus kembali tiba di Jakarta keesokan harinya, demi mengejar reunian teman kampus dan juga pertemuan dengan klien prospek investor. Lupakan alasannya.
Intinya, dibandingkan PO. Rosalia Indah, pelayanan bus DAMRI Solo - Jakarta sangat mengecewakan kalau gak mau dibilang KAMPRET, khususnya itu KUTU BUSUK di kursinya. Saya sampai bingung, itu kutu busuk, bangsat atau kampret sih?
Saya sendiri takut tulisan ini bisa dikenakan pasal penghinaan instansi pemerintah, yakni BUMN. Kebetulan pada saat yang sama SBY, mantan presiden kita baru saja menghimbau presiden Jokowi untuk menyikapi tindakan penghinaan terhadap lembaga kepresidenan. Saya berharap saya tidak tidak perlu kuatir menghina DAMRI sebagai lembaga BUMN ini seperti halnya Jokowi gak kuatir jika presiden dihina oleh orang banyak, selama itu bukan presiden RI, menurut hemat saya.
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan