Heikal Safar Sebut Isu Utang 50M Sangat Tak Masuk Akal
"Kita saat ini harus membuka mata, telinga, dan akal sehat. Evaluasi semua partai politik yang berorientasi pada uang. Kalau terbukti, bubarkan partai politik tersebut," kata Heikal di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (7/2).
Bakal calon Wali Kota Bekasi ini menegaskan, politik uang hanya membuat Indonesia ini makin terpuruk dan rakyatnya makin tertindas. Heikal juga sangsi terhadap kebenaran pernyataan politikus Golkar yang menebar isu soal utang Anies Baswedan.
"Mari kita coba melihat fakta gaji pokok Gubernur DKI Jakarta per bulan 3 juta × 12 bulan × 1.300 tahun sama dengan Rp46.800.000.000. Sangat tidak masuk akal dana sejumlah 50 miliar dihambur-hamburkan untuk kepentingan sesaat di pilkada 2017. Apakah pemodal pilkada tidak berhitung tegak lurus?" kata Heikal.
Baca juga: Heikal Safar Sambangi Jenderal Mar (Purn) Nono Sampono Bicara Masalah Geomaritim
Dia berharap seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk tidak terpancing dengan adanya berbagai macam isu-isu liar dalam politik. Heikal khawatir isu-isu yang tak masuk akal akan memperkeruh situasi politik menjelang pemilu 2024.
"Saya sebagai sekjen Rekat Indonesia tentunya sangat menghargai dan menghormati setiap pernyataan, pendapat, dan hak bicara orang lain yang memang telah diatur dalam undang-undang. Namun, setiap pernyataan itu harus bisa dipertanggungjawabkan, jangan malah menjadi isu liar yang tidak bisa dibuktikan," tegasnya kepada wartawan.
Heikal Safar. (Sumber Foto Istimewa) |
Di lain kesempatan wartawan senior Hersubeno Arief justru mengatakan bahwa urang Anies kepada Sandi berdasarkan kesepakatan tertulis saat berkampanye jadi pasangan calon gubernur dan wagub bersama Sandiaga Uno kan sudah selesai. Karena ada klausul yang menjelaskan jika mereka berhasil menjadi gubernur dan wagub DKI Jakarta, maka utang untuk modal kampanye dinyatakan lunas dan hal itu disepakati juga oleh Sandiaga Uno.
Lalu apakah benar Anies Baswedan masih berutang kepada Sandiaga Uno? Di sinilah seorang yang pernah belajar komunikasi politik mengetahui apa tujuan sebenarnya berita ini dihembuskan ke publik.
Lalu mengapa hal ini kembali diangkat oleh para politisi, seorang pengamat politik sekaligus pakar marketing communication and branding expert, Arief Daradjati, SH menjelaskan, bisa saja hal ini sengaja diangkat ke permukaan dengan tujuan ada imbas victim effect. Seolah Anies jadi korban bully netizen, sementara utangnya sendiri sudah dinyatakan lunas atau dihapuskan oleh Sandiaga Uno.
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan