kandidat-kandidat.com, Rabu, 18 Oktober 2023, 12:30 WIB
Mahfud MD secara resmi telah ditunjuk sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo. ANTARA.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD resmi ditunjuk sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.
"Hari ini hari Rabu tanggal 18 Oktober 2023, saya dengan mantap, ini saya telah mengambil keputusan semuanya. Saya tunjukkan sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat bangsa dan negara. Karena itulah dengan mengucapkan bismillah hirohmanirrohim maka calon wakil presiden yang dipilih oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang akan mendampingi Bapak Ganjar pranowo adalah Bapak Profesor Doktor Mahfud MD," ucap Megawati.
Baca juga: Menebak Langkah Jokowi Seperti Membaca Teatrikal Politik Raja Jawa dalam Mempertahankan Kekuasaan
Saat menyampaikan pengumuman ini, Megawati didampingi Ketua Umum PPP Mardiono, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, dan sejumlah anggota Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo.
Baca juga: Foto Viral Kampanye Terselubung Jokowi, Prabowo dan Ganjar Jadi Bahan Lelucon dan Meme Banyak Netizen
Anak Sampang segudang talenta menuju RI-2.
Mahfud MD memiliki pengalaman yang kaya di tiga lembaga, yakni eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ia pernah menjadi menteri, anggota DPR, dan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).
Mahfud MD memiliki nama lengkap Mohammad Mahfud MD. Suami dari Zaizatun Nihayati ini lahir di Sampang, 13 Mei 1957. Keduanya memiliki tiga anak, yakni M Ichwan Zain, Vira Amalaia, dan Royhan Akbar.
Apa Kata Pengusaha tentang Cawapres Mahfud MD?
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengatakan, sebagai Ketua Umum Apindo pihaknya tidak bisa menilai baik atau buruknya seperti apa pilihan cawapres tersebut, karena semua pasti punya pilihan masing-masing."Pasti punya alasan kenapa pilih pasangan masing-masing. Yang pasti kami selalu mengatakan pemimpin masa depan ini sangat penting karena Indonesia hanya punya waktu 10 tahun untuk keluar dari yang kita sebut bonus demografi, karena setelah 10 tahun sudah nggak bisa bonus demografi lagi, itu menjadi aging population," kata Shinta saat ditemui di ICE BSD Tangerang, Rabu (18/10/2023).
Baca juga: Yuk ikutan Polling Pertama Mengetahui Siapa Calon Bupati Bekasi 2024 yang Akan Datang?
Langsung klik link foto berikut:
Tentukan Calon Bupati pilihan Anda untuk kebaikan Kabupaten Bekasi
Untuk itu, Shinta mengatakan ia tidak pernah bosan mengingatkan untuk memilih pemimpin yang men-support dalam penciptaan lapangan usaha di Indonesia.
Baca juga: Zeng Wey Jian: Apa Yang Terjadi Jika Pasangan Capres Cawapresnya Adalah Ganjar Anies, Pakah Bisa Dipaksakan?
"Jadi siapapun pemimpin yang akan datang, tentu saja itu pilihan dari masing-masing parpol yang menentukan. Kita tentu saja mau pemimpin yang bisa terus mendorong untuk berdaya saing, kompetisi Indonesia, pengembangan SDM (sumber daya manusia), ya itu pastinya," ujarnya.
Di sisi lain, lanjut Shinta, pihaknya mengharapkan pemerintah yang bisa terus menjaga keamanan dan stabilitas politik untuk bisa terus menjaga iklim usaha yang kondusif, dan bisa menarik investor melihat Indonesia. "Jadi ini saya rasa kunci," lanjutnya.
Baca juga: RG: Ngapain PDIP Cari Dukungan Komunitas Muslim, Kalo Yakin Pemilihnya Yang Sekuler Udah Tinggi?
Shinta mengatakan Apindo juga telah membuat roadmap sebagai sumbangsih dari para pengusaha untuk para calon pemimpin. "Jadi ini masukan kami, sumbangsih kami kepada calon pemimpin-pemimpin yang akan datang, di situ lah kami sebutkan apa sebenarnya hal-hal yang dibutuhkan," tutur dia.
Baca juga: Tri Adhianto Lupa Ucapkan Sila ke 4 Pancasila di Acara Bekasi Bersholawat, Sekretaris DPC PDIP, Ahmad Faisyal Minta Maaf
Shinta menilai pasangan capres dan cawapres Ganjar-Mahfud merupakan pasangan yang cukup baik untuk kemajuan ekonomi Indonesia.
"Saya rasa (pasangan itu) baik-baik saja. Saya rasa semua pasti sudah memilih yang terbaik. Jadi kami bukan dalam posisi untuk menilai secara politis. Siapapun pemimpin yang akan dicalonkan pasti sudah melalui proses untuk mencari pemimpin dan pasangan yang mumpuni, yang paling cocok satu sama lain," jelasnya.
Sementara, saat ditanyai pendapat terkait umur capres maupun cawapres yang mencalonkan bisa di bawah 40 tahun, Shinta mengatakan, dalam menentukan pemimpin tidak bisa bicara umum maupun gender, siapapun pemimpinnya yang penting mampu membawa Indonesia untuk Indonesia maju.
Baca juga: Kemungkinan 3 kontestan pasangan capres cawapres, jika akhirnya MK memutuskan, Gibran gagal jadi cawapres Prabowo
"Kita nggak bisa ngomong umur, tidak bisa ngomong gender, saya rasa ini inklusif siapa saja, yang penting pemimpin itu bisa membawa Indonesia untuk menuju Indonesia maju," katanya. [■]
Reporter: WidyMarhaen/TimRedaksi, Redaktur: DikRizal
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan