Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Naiki Helikopter Dan Memantau Sebaran Titik Api Dari Udara
kandidat-kandidat.com - Kamis, 24 Juli 2025, 15:52 WIB, NMR/SidRiz
Kamis siang, 24 Juli 2025, Jenderal Sigit menaiki helikopter dan memantau sebaran titik api dari udara.
Api tampak masih menyala di sejumlah wilayah, memaksa petugas kembali mengerahkan armada water bombing dan menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
“Saya lihat tadi titik api masih tetap ada, sehingga perlu dilakukan water bombing dan modifikasi cuaca,” ujar Kapolri dalam keterangannya kepada pers.

Dalam beberapa pekan terakhir, upaya pemadaman karhutla telah digencarkan lewat koordinasi lintas sektor.
Di tengah musim kemarau parah pada akhir Juli 2025, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan patroli udara ke sejumlah titik hotspot di Riau.
BMKG: Riau Alami Puncak Kemarau Lebih Awal, Risiko Hotspot Melejit
BMKG Pekanbaru melaporkan lonjakan tajam titik panas pada akhir Juli. Pada 20 Juli tercatat 586 hotspot tersebar di 10 kabupaten kota — tertinggi di Rokan Hilir (354 titik), Rokan Hulu (142), dan lainnya.
BMKG memperingatkan bahwa potensi kebakaran tetap tinggi hingga awal Agustus karena curah hujan rendah dan TMAT gambut yang kritis.
Respons Campuran: Darat, Udara, Pencegahan Sistematis
Kapolri kembali menekankan urgensi respons cepat: edukasi masyarakat, sosialisasi, serta pemanfaatan aplikasi monitoring hotspot secara real-time.
“Saya lihat tadi titik api masih tetap ada, sehingga perlu dilakukan water bombing dan modifikasi cuaca,” ujar Kapolri dalam keterangannya kepada pers.

Dalam beberapa pekan terakhir, upaya pemadaman karhutla telah digencarkan lewat koordinasi lintas sektor.
Kapolri menekankan pentingnya penanganan yang cepat dan terukur, bukan sekadar reaktif.
“Respons cepat sangat penting. Pencegahan, edukasi, dan pemanfaatan teknologi monitoring harus berjalan simultan,” tegasnya.
Dalam pemantauan di lapangan, Sigit menyebut TNI-Polri serta unsur pemerintah daerah telah mengoptimalkan penggunaan alat pemadam yang tersedia.
“Respons cepat sangat penting. Pencegahan, edukasi, dan pemanfaatan teknologi monitoring harus berjalan simultan,” tegasnya.
Dalam pemantauan di lapangan, Sigit menyebut TNI-Polri serta unsur pemerintah daerah telah mengoptimalkan penggunaan alat pemadam yang tersedia.
Meski begitu, ia mengingatkan bahwa upaya pemadaman hanyalah satu sisi dari koin besar karhutla: pencegahan jauh lebih krusial.
“Jangan sampai ada lagi hotspot baru, apalagi yang muncul karena unsur kesengajaan,” katanya, menatap serius.
Hingga kini, aparat masih berjibaku mengendalikan api di sejumlah titik rawan. Di balik bara yang membakar lahan, ancaman laten datang dari kebiasaan lama: membuka lahan dengan cara membakar.
Kapolri Pantau Karhutla Riau via Helikopter, Sinergi TMC–Water Bombing Diperkuat
“Jangan sampai ada lagi hotspot baru, apalagi yang muncul karena unsur kesengajaan,” katanya, menatap serius.
Hingga kini, aparat masih berjibaku mengendalikan api di sejumlah titik rawan. Di balik bara yang membakar lahan, ancaman laten datang dari kebiasaan lama: membuka lahan dengan cara membakar.
Kapolri Pantau Karhutla Riau via Helikopter, Sinergi TMC–Water Bombing Diperkuat
Di tengah musim kemarau parah pada akhir Juli 2025, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan patroli udara ke sejumlah titik hotspot di Riau.
Di atas helikopter, ia menyaksikan masih menyala titik api yang memicu respons dengan water bombing dan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
BNPB Tegaskan Siaga Sumber Daya: Apresiasi dan Dukungan Operasional
Selain memimpin langsung operasi penanganan karhutla, Kapolri juga menyoroti langkah rapid response lintas instansi.
Menurut data dari BNPB, hingga kini satu unit helikopter telah dikerahkan, ditambah dua unit cadangan apabila kondisi memburuk.
Sekaligus disiagakan lima helikopter dan ratusan personel darat dari TNI, Polri, serta Manggala Agni untuk mitigasi aktif di daerah rawan seperti Rokan Hilir dan Rokan Hulu.
BMKG Pekanbaru melaporkan lonjakan tajam titik panas pada akhir Juli. Pada 20 Juli tercatat 586 hotspot tersebar di 10 kabupaten kota — tertinggi di Rokan Hilir (354 titik), Rokan Hulu (142), dan lainnya.
Namun dua hari kemudian, Senin (22/7), jumlahnya turun tajam menjadi 62 titik, dengan hanya 4 hotspot memiliki tingkat kepercayaan tinggi.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan, “Puncak musim kemarau di Riau berlangsung pada Juli… karena itu, Riau sedang dalam masa paling rawan terjadinya karhutla”.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan, “Puncak musim kemarau di Riau berlangsung pada Juli… karena itu, Riau sedang dalam masa paling rawan terjadinya karhutla”.
Respons Campuran: Darat, Udara, Pencegahan Sistematis
Kapolri kembali menekankan urgensi respons cepat: edukasi masyarakat, sosialisasi, serta pemanfaatan aplikasi monitoring hotspot secara real-time.
TNI-Polri bersama elemen lain terus mengerahkan alat pemadam darat dan penyemaian awan TMC.
“Saya lihat tadi titik api masih tetap ada … water bombing dan modifikasi cuaca,” tuturnya, sekaligus menegaskan pentingnya mencegah titik api baru—terutama akibat tindakan kesengajaan.
“Saya lihat tadi titik api masih tetap ada … water bombing dan modifikasi cuaca,” tuturnya, sekaligus menegaskan pentingnya mencegah titik api baru—terutama akibat tindakan kesengajaan.
Peta Risiko Berdasarkan Data BMKG & BNPB
Kriteria | Data Terkini |
---|---|
Hotspot tertinggi | |
Tingkat kepercayaan | Hanya 4 titik dengan kepercayaan tinggi |
Status kemarau | "Sangat tinggi" pada 23–24 Juli, turun dan meningkat lagi di akhir bulan |
Dukungan BNPB | 1 helikopter, 2 tambahan siaga, 5 unit water bombing + ratusan pasukan darat |
[■]


Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan