JAKARTA, (PRLM).- Kongres PARFI ke 14 yang bakal digelar 18-19 Mei 2011 terancam batal. Pasalnya, Ki Kusumo dan Boy Tirayoh, dua kandidat Ketua Umum (Ketum) PARFI, melalui Kuasa Hukumnya Eggi Sudjana secara tegas menolak kongres.
“Kami menduga, telah terjadi banyak kejanggalan. Misalnya perubahan status Anggota Muda (AM) menjadi Anggota Biasa (AB), terkait hak suara untuk memilih dan dipilih menjadi Calon Ketum PARFI,” tegas Eggi Sudjana, saat menggelar Jumpa Pers di kawasan Mega Kuningan Jakarta, Senin (16/5).
Eggi menambahkan, pencalonan Gatot Brajamusti sebagai Ketum PARFI pun dinilai sarat dengan rekayasa. “Gatot Brajamusti tidak memenuhi syarat, karena pencalonannya menyimpang dari AD ART, dimana Calon Ketum PARFI minimal sudah 3 kali main film sebagai pemeran utama, sementara ia belum pernah sama sekali,” imbuh Eggi.
Selain itu, status Gatot sebagai Ketua Pelaksana Kongres yang ikut mencalonkan diri, akan berdampak pada objektivitas pemilihan Ketum PARFI. Dalam pengelolaan kepanitiaan, Gatot Brajamusti tidak mengindahkan sistem alokasi keuangan panitia. “Panitia kongres pakai rekening pribadi dalam mengatur arus keluar masuk keuangan,” lanjut Eggi lagi.
Eggi melihat aktivitas panitia kongres tidak transparan. Dikhawatirkan jika kongres tetap digelar, akan terjadi konflik internal antar pendukung yang berpotensi terjadinya perpecahan di tubuh PARFI.
Karenanya, Eggi Sudjana mendesak membubarkan Panitia Kongres PARFI ke 14 karena dinilai cacat hukum. Selanjutnya menunda kongres sampai batas waktu terbentuknya panitia baru yang bisa bersikap lebih adil, transparan dan objektif.
Selanjutnya Eggi mengusulkan agar Ketua Umum PARFI, Jenny Rahman dan Dewan Pertimbangan Organisasi PARFI, membentuk Tim Pencari Fakta untuk mengungkap dugaan kecurangan dalam tahapan persiapan kongres. “Jika tidak diindahkan, kami terpaksa akan menempuh jalur hukum,” ujar Eggi.
Langkah Ki Kusumo, Boy Tirayoh dan Eggi Sudjana, mendapat dukungan penuh dari artis-artis senior PARFI, seperti HIM Damsyik, Aspar Paturusi, Ade Irawan, Kamel Marvin, Stanley dan beberapa perwakilan PARFI daerah seperti Edwar AN (Yogyakarta), Yani Saridil (Kerawang), Al Mosaf (Cikampek), Yugo Alpiano dan Rocky Manoarfa (Jakarta), Hendra Conti (Banten), Han (Semarang) serta Asmui Alkafi (Lampung). (Mun/A-26).***
“Kami menduga, telah terjadi banyak kejanggalan. Misalnya perubahan status Anggota Muda (AM) menjadi Anggota Biasa (AB), terkait hak suara untuk memilih dan dipilih menjadi Calon Ketum PARFI,” tegas Eggi Sudjana, saat menggelar Jumpa Pers di kawasan Mega Kuningan Jakarta, Senin (16/5).
Eggi menambahkan, pencalonan Gatot Brajamusti sebagai Ketum PARFI pun dinilai sarat dengan rekayasa. “Gatot Brajamusti tidak memenuhi syarat, karena pencalonannya menyimpang dari AD ART, dimana Calon Ketum PARFI minimal sudah 3 kali main film sebagai pemeran utama, sementara ia belum pernah sama sekali,” imbuh Eggi.
Selain itu, status Gatot sebagai Ketua Pelaksana Kongres yang ikut mencalonkan diri, akan berdampak pada objektivitas pemilihan Ketum PARFI. Dalam pengelolaan kepanitiaan, Gatot Brajamusti tidak mengindahkan sistem alokasi keuangan panitia. “Panitia kongres pakai rekening pribadi dalam mengatur arus keluar masuk keuangan,” lanjut Eggi lagi.
Eggi melihat aktivitas panitia kongres tidak transparan. Dikhawatirkan jika kongres tetap digelar, akan terjadi konflik internal antar pendukung yang berpotensi terjadinya perpecahan di tubuh PARFI.
Karenanya, Eggi Sudjana mendesak membubarkan Panitia Kongres PARFI ke 14 karena dinilai cacat hukum. Selanjutnya menunda kongres sampai batas waktu terbentuknya panitia baru yang bisa bersikap lebih adil, transparan dan objektif.
Selanjutnya Eggi mengusulkan agar Ketua Umum PARFI, Jenny Rahman dan Dewan Pertimbangan Organisasi PARFI, membentuk Tim Pencari Fakta untuk mengungkap dugaan kecurangan dalam tahapan persiapan kongres. “Jika tidak diindahkan, kami terpaksa akan menempuh jalur hukum,” ujar Eggi.
Langkah Ki Kusumo, Boy Tirayoh dan Eggi Sudjana, mendapat dukungan penuh dari artis-artis senior PARFI, seperti HIM Damsyik, Aspar Paturusi, Ade Irawan, Kamel Marvin, Stanley dan beberapa perwakilan PARFI daerah seperti Edwar AN (Yogyakarta), Yani Saridil (Kerawang), Al Mosaf (Cikampek), Yugo Alpiano dan Rocky Manoarfa (Jakarta), Hendra Conti (Banten), Han (Semarang) serta Asmui Alkafi (Lampung). (Mun/A-26).***
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan