Kapanlagi.com Masih maraknya aksi kekerasan yang terjadi dalam dunia pendidikan menarik perhatian Ki Kusumo. Sebagai produser yang memiliki rasa senasib sepenanggungan dengan anak bangsa yang lain, Ki Kusumo menolak keras berbagai aksi kekerasan yang terjadi.
Tentu kita masih ingat dengan aksi kekerasan yang sampai mengakibatkan kematian, kasus 'bullying', serta pelecehan, baik antara sesama siswa maupun antara guru versus siswa. Ki Kusumo yang juga sebagai tokoh masyarakat ini pun sering mendapatkan laporan terkait hal tersebut.
Dan kasus terakhir yang dilaporkan kepadanya adalah seorang anak asal Jakarta Timur bernama Zuki, yang dipukul oleh gurunya hingga dirawat lama di Rumah Sakit.
"Kejadian ini kembali mencoreng dunia pendidikan kita. Guru kan harusnya mencontohkan perilaku yang benar, tapi yang ini guru pukul murid, masuk RS sampai 3 hari. Harusnya guru memberi nilai luhur, tapi di sini menunjukkan premanisme," ujar Ki Kusumo saat jumpa pers di kawasan Matraman Jakarta Timur, Rabu (25/4) malam.
Ditambahkan oleh Ki Kusumo, sebagai warga negara, Zuki dan semua yang mengalami kasus sama dengannya, punya hak yang sama dengan warga negara yang lain.
"Padahal hal seperti ini efeknya luar biasa, seperti Zuki ini sudah 2 bulan gak masuk sekolah. Dari sekolah gak ada yang menghubungi keluarga, Zuki udah dianggap anak hilang. Pernah dilaporkan di Polsek Metro Cakung. Tapi sampai 2 bulan belum diproses, pernah juga dilaporkan ke KPI tapi belum ada titik terang," lanjutnya.
Ki Kusumo pun mendukung kasus-kasus seperti ini, di manapun untuk dibawa ke jalur hukum. "Kami menyatakan menolak keras. Bayangkan jika ini terjadi pada anak-anak atau adik-adik kita. Kami siap mendukung dan membawa kasus seperti ini ke jalur hukum," tukasnya. (kpl/ato/dew)
Tentu kita masih ingat dengan aksi kekerasan yang sampai mengakibatkan kematian, kasus 'bullying', serta pelecehan, baik antara sesama siswa maupun antara guru versus siswa. Ki Kusumo yang juga sebagai tokoh masyarakat ini pun sering mendapatkan laporan terkait hal tersebut.
Dan kasus terakhir yang dilaporkan kepadanya adalah seorang anak asal Jakarta Timur bernama Zuki, yang dipukul oleh gurunya hingga dirawat lama di Rumah Sakit.
"Kejadian ini kembali mencoreng dunia pendidikan kita. Guru kan harusnya mencontohkan perilaku yang benar, tapi yang ini guru pukul murid, masuk RS sampai 3 hari. Harusnya guru memberi nilai luhur, tapi di sini menunjukkan premanisme," ujar Ki Kusumo saat jumpa pers di kawasan Matraman Jakarta Timur, Rabu (25/4) malam.
Ditambahkan oleh Ki Kusumo, sebagai warga negara, Zuki dan semua yang mengalami kasus sama dengannya, punya hak yang sama dengan warga negara yang lain.
"Padahal hal seperti ini efeknya luar biasa, seperti Zuki ini sudah 2 bulan gak masuk sekolah. Dari sekolah gak ada yang menghubungi keluarga, Zuki udah dianggap anak hilang. Pernah dilaporkan di Polsek Metro Cakung. Tapi sampai 2 bulan belum diproses, pernah juga dilaporkan ke KPI tapi belum ada titik terang," lanjutnya.
Ki Kusumo pun mendukung kasus-kasus seperti ini, di manapun untuk dibawa ke jalur hukum. "Kami menyatakan menolak keras. Bayangkan jika ini terjadi pada anak-anak atau adik-adik kita. Kami siap mendukung dan membawa kasus seperti ini ke jalur hukum," tukasnya. (kpl/ato/dew)
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan