SAFARI RAMADHAN, Peringati Nuzulul Quran, Menghidupkan kembali Sunnah Nabi Yang Mungkin Sering Ditinggalkan
bekasi-online.com, Ahad 8 April 2023, 17:30 WIB
DURENJAYA, bekasiOL -- Perjalanan karir seorang komedian seperti Bang Miing yang bernama asli, Dedi Suwandi Gumelar tidaklah mudah. Penuh perjuangan keras dan kedisiplinan tinggi meskipun dalam profesinya seperti tak mengenal kata serius.
Lihat juga: Miing Bagito Bacaleg DPR RI Partai Gelora: Kami Bukan Wakil Pimpinan Partai, Yang Benar Kami Wakil Rakyat
Justru Miing Bagito ini serius dalam setiap candaannya. Bahkan tak jarang banyak pesan moral yang tersirat, jika penontonnya mau sedikit merenungkan setiap lelucon yang dibawakan pak RT atau Miing, si hansip tengil yang terkadang juga jadi Ina, sebagai sosok perempuan centil tapi kocak.
Adalah Miing Bagito, dengan nama asli dari Tubagus (gelar kebangsawanan masyarakat Banten) Dedi Suwandi Gumelar, politisi dan tokoh komedian populer berpengalaman yang pernah jadi anggota DPR RI di periode 2009-2014 dimana sebelumnya dia diminta secara langsung oleh sahabat lamanya, Taufiq Kiemas, tokoh nasional penting mantan Ketua MPR sekaligus suami dari mantan presiden Megawati pada masanya ketika masih menjabat sebagai Ketua MPR yang meminta secara pribadi agar Miing mau bergabung ke PDIP dan jadi calon legislatif dari dapil Banten, mewakili kota kelahirannya, Lebak.
Baca juga: Disbud Pemprov DKI Jakarta Adakan Standup Comedy Contest dengan PaSKI DKI Jakarta, Betawi SATU Foundation dan Standupindo di Bens Zone Jagakarsa
Bermula dari karir dirinya yang mulai populer sebagai komedian dalam group lawak Bagito, lalu Miing Bagito, lelaki kelahiran Lebak, Banten, 27 April 1958 ini, ikut serta secara langsung dalam pembentukan provinsi Banten di awal perjuangannya bergabung sejak 1999 hingga 2000 pada saat itu proses pemisahan dan pembentukan provinsi Banten lepas dari provinsi Jawa Barat.
Dimana Miing Bagito hadir sebagai saksi tokoh seniman komedi bersama seniman Banten lainnya, Muni Cader, ikut bersama tokoh-tokoh penting Banten lainnya mendukung pendirian Banten jadi provinsi baru di banyak tempat bersejarah, salah satunya Kampung Nyimas Ropoh.
Wajar saja setelah resmi Provinsi Banten berdiri, Dedi Suwandi Gumelar akhirnya mau jadi kader PDIP atas permintaan langsung sahabatnya sang Bapak Negara, Taufiq Kiemas, yang punya kedekatan emosional luar biasa, sehingga dia merasa seolah Taufiq Kiemas sebagai ayah angkatnya.
Lihat juga: Gus YIM Ingatkan Pemerintah untuk Cabut Surat Edaran Seskab tentang Larangan Bukber bagi Instansi Pemerintah
Sebelum wafat Taufiq Kiemas pada 8 Juni 2013, sempat meminta secara pribadi kepada Miing agar pada pemilu tahun 2014 dirinya mau jadi caleg PDIP. Sayangnya Bang Miing, suami dari Liesma Budi Wahyuni ini, hanya menduduki kursi jabatan DPR RI periode 2009-2014.
Setelah meninggalnya Taufiq Kiemas yang berperan sebagai guru politiknya karena dirinya jadi wakil rakyat, Miing Bagito tetap konsisten bersikap vokal menyuarakan kepentingan rakyat, khususnya pada kasus yang berkaitan dengan kepentingan rakyat banyak.
Namun dirinya tidak pula berhenti mengangkat masalah krusial yang berkaitan dengan kepentingan rakyat kecil, apalagi dia berada di Komisi X yang mengatasi masalah pendidikan.
Karena ada konflik internal dengan partainya yang tak mau dia bahas dengan secara publik ke media, maka otomatis pada saat menjelang akhir masa baktinya di tahun 2014 dia tidak lagi mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI dari PDIP.
Itulah alasannya dia mencoba pindah ke PAN berjumpa dengan teman lama sesama komedian di Radio SK, Eko Patrio hingga dirinya aktif sebagai fungsionaris partai dan sempat menjadi caleg DPR RI dari PAN untuk dapil Lebak-Pandeglang, Provinsi Banten periode 2019-2022.
Setelah perjalanan karir politiknya, maka sudut pandangnya pada cara berpolitiknya semakin mendewasa, jelang pemilu 2024, maka pada awal 2023, dirinya malah sengaja bergabung dengan partai politik yang menurutnya punya spirit yang sama, berani berkata tegas meskipun kepada pemimpin partainya sendiri, sepanjang yang dia bela adalah kepentingan rakyat.
"Saya adalah wakil rakyat bukan wakil pemimpin partai apalagi petugas partai," ujarnya tegas pada acara Bukber di kantor RW 10 Masjid At-Taufiq, Perum Durenjaya.
Baca juga: Sekolah Advokasi dengan Nuansa Lokalitas Kental untuk Komunitas para Mahasiswa Islam di Kota Bekasi
Lalu kenapa masjid At Taufiq? Apakah dirinya teringat mendiang sahabatnya yang mengajaknya ke dunia politik pertama kali atau hanya satu kebetulan saja? Namun yang pasti pilihannya jatuh pada Partai Gelora, dimana banyak sekali kadernya adalah eks aktivis dan fungsionaris PKS.
Lihat juga: Masjid Jami'e Jogokariyan Jogyakarta Kumpulkan Donasi Umat hingga 1M dalam 3 Hari untuk Beli KAPAL SELAM
Ini lah yang membedakan dirinya dari kader partai lainnya. Dia masuk partai Gelora bukan karena ditarik, tapi karena dia tertarik dengan partai yang satu spirit atau sejiwa dengan prinsip hidupnya. [■]
Reporter: DikRizal, Editor: NSKR.
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan