iklan banner gratis
iklan header iklan header banner iklan header banner
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Jakarta Method: Cold War Dirty Ops Terinspirasi dari Indonesia?

Jakarta Method: Dari Dokumen Gilchrist hingga Soeharto Berkuasa — Sejarah yang Tak Pernah Dibahas di Sekolah


Istilah “Jakarta Method” bukan istilah resmi CIA pada 1960-an, tetapi istilah yang digunakan akademisi dan jurnalis untuk menjelaskan program intelijen luar negeri AS memerangi komunisme di beberapa negara lain.

 — JAKARTA | Asal-Usul Istilah “Jakarta Method” dalam Wacana CIA yang jadi kajian akademik dan dipopulerkan oleh jurnalis Amerika Serikat sebagai salah cara operasi intelijen ala CIA milik Amerika Serikat.

Istilah “Jakarta Method” bukan istilah resmi CIA pada 1960-an, tetapi istilah yang digunakan akademisi dan jurnalis untuk menggambarkan:

Teknik operasi kontra-komunis ekstrem yang meniru pola pembantaian anti-PKI di Indonesia pasca 1965.

Istilah ini dipopulerkan oleh:
  • Vincent Bevins, jurnalis The Washington Post, dalam bukunya The Jakarta Method (2020).
  • Beberapa memo arsip AS pasca 1965 yang menunjukkan bahwa diplomat AS menggunakan kata “Jakarta” sebagai kode intimidasi anti-kiri di Amerika Latin.


Fakta sejarahnya: CIA memang mendukung operasi anti-communist counterinsurgency di seluruh dunia pada era Perang Dingin, tetapi tidak ada dokumen CIA yang secara resmi menggunakan istilah “Jakarta Method” sebagai nama operasi.

2. Dokumen Gilchrist dan “Komando Teroris”

Dokumen Gilchrist (1965) adalah surat dari Duta Besar Inggris Andrew Gilchrist kepada London, yang memuat kalimat: “…we may perhaps do a little shooting in Indonesia.”

Beberapa poin penting:

Apa isi yang terverifikasi?

  • Inggris (UK), bukan CIA, sedang menjalankan operasi propaganda melawan Indonesia karena konflik Konfrontasi Malaysia (1963–1966).
  • UK menjalankan operasi black propaganda lewat Special Branch dan IRD (Information Research Department).
  • Inggris bekerjasama dengan Amerika Serikat dalam beberapa aspek information warfare terhadap Sukarno.

Apa yang tidak terverifikasi?
  • Dokumen ini bukan bukti bahwa UK atau CIA merancang G30S.
  • “Little shooting” adalah frasa diplomatik sinis, bukan rencana kudeta eksplisit.

3. Operasi G30S/PKI (1965) dan Peran CIA


Sejumlah arsip CIA sudah dideklasifikasi, tetapi kesimpulan akademisinya adalah:

Fakta terverifikasi tentang peran AS/CIA:
  1. AS mendanai dan melatih jaringan anti-PKI sejak akhir 1950-an.
  2. AS memberikan daftar nama kader PKI kepada tentara Indonesia (meski CIA membantah, beberapa pejabat AS mengakuinya kepada media pada 1990-an).
  3. AS menyediakan dukungan logistik, komunikasi, dan dana kepada kelompok anti-Sukarno/anti-PKI setelah 1 Oktober 1965.
  4. Pemerintah AS membantu kampanye propaganda yang menyudutkan PKI dan memojokkan Sukarno.

Hal yang tidak memiliki bukti dokumen:
  • Tidak ada dokumen CIA yang menunjukkan bahwa CIA merencanakan G30S/PKI.
  • Tidak ada bukti operasi CIA untuk “mengeksekusi perwira 30 September”.

Sejarawan umumnya bersepakat: CIA memanfaatkan krisis G30S/PKI, tetapi tidak merancangnya.

4. Cara CIA Memfasilitasi Kenaikan Soeharto (1965–1967)

Tahap 1 — 1 Oktober 1965: Soeharto Mengambil Alih Komando KOGAM

Soeharto bergerak cepat mengendalikan militer tanpa menunggu Sukarno.

CIA dan State Department menilai Soeharto sebagai:
  • Anti-komunis,
  • Stabil,
  • Dapat diajak kerjasama.
Tahap 2 — Propaganda Anti-PKI

CIA dan UK menyebarkan narasi:
  • PKI sebagai dalang kudeta,
  • Sukarno tidak layak memimpin.
Ini bertujuan memperlemah legitimasi Sukarno secara internasional dan domestik.

Tahap 3 — Dukungan Finansial dan Logistik kepada AD

Arsip deklasifikasi menunjukkan:
  • CIA memberi peralatan komunikasi, transmisi radio, dan dana operasional untuk jaringan anti-PKI.
  • AS mendukung kelompok sipil-Muslim dan partai-partai anti-komunis.

Tahap 4 — Menekan Sukarno dan Mengangkat Soeharto

Pada 1966–1967:
  • AS menekan bank internasional agar menghentikan pinjaman kepada Indonesia selama Sukarno berkuasa.
  • CIA, diplomat AS, dan UK mendukung manuver politik yang mengarah pada:
    • Supersemar (11 Maret 1966)
    • Pengangkatan Soeharto sebagai Pejabat Presiden (1967)
    • Pelengseran resmi Sukarno (1967–1968)

Kesimpulan akademisi:

Soeharto naik bukan karena CIA membuatnya, tetapi karena CIA mendukung proses yang memperkuat posisinya dan melemahkan Sukarno.

5. “Rahasia Perjanjian CIA–Soeharto”: Apa yang Benar dan Apa yang Tidak

Tidak ada dokumen resmi yang menunjukkan perjanjian rahasia tertulis antara CIA dan Soeharto.

Namun ada konsensus akademik tentang deal politik tidak tertulis:

Kesepahaman ideologis (yang terverifikasi lewat arsip AS dan memo diplomatik):
  1. Indonesia harus menjauhi komunisme.
  2. Indonesia membuka diri pada ekonomi pasar dan investasi Barat.
  3. Soeharto akan menjaga stabilitas kawasan sesuai kepentingan AS.

Bukti kebijakan Soeharto yang selaras dengan kepentingan AS:
  • Indonesia masuk kembali ke IMF dan Bank Dunia (1967).
  • Dibentuknya Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI) yang dipimpin Belanda dan didukung AS.
  • Dikeluarkannya UU Penanaman Modal Asing 1967 yang membuka kran investasi AS (Freeport, Caltex, Mobil Oil).

Yang tidak punya bukti historis:
  • Tidak ada dokumen tentang “kontrak rahasia CIA–Soeharto untuk jadi Presiden”.
  • Tidak ada bukti CIA memberikan uang pribadi kepada Soeharto.
  • Tidak ada bukti CIA merencanakan pembunuhan perwira 30 September.

6. Kesimpulan Utama

Berikut ringkasan paling tepat berdasarkan arsip dan penelitian ilmiah:
  1. “Jakarta Method” bukan operasi resmi CIA, melainkan istilah akademis untuk menyebut pola anti-komunis ekstrem yang kemudian diadopsi negara lain.
  2. Dokumen Gilchrist adalah bukti Inggris menjalankan propaganda, tetapi bukan bukti perencanaan G30S.
  3. CIA tidak merancang G30S, tetapi memanfaatkan situasi itu untuk menghancurkan PKI dan melemahkan Sukarno.
  4. CIA mendukung Soeharto lewat propaganda, dana, logistik, dan tekanan ekonomi, sehingga Soeharto bisa menguatkan posisinya.
  5. Tidak ada perjanjian rahasia CIA–Soeharto yang terbukti, tetapi ada “kesepahaman geopolitik” yang terlihat dari kebijakan ekonomi-politik Orde Baru.
(... bersambung...). [■]

Reporter: NMR Redaksi - Editor: DikRizal/JabarOL
Kandidat Calon Walikota Bekasi Heri Koswara
iklan header

Post a Comment

Silakan beri komentar yang baik dan sopan

أحدث أقدم
Banner Iklan Kandidat square 2025