Seberapa Besar Peluang PKS, PDIP dan Golkar Bisa Meraih Kemenangan di Pilkada Kota Bekasi November 2024 Besok? Siapakah Kuda Hitam Calon Wawalkot?
kandidat-kandidat.com, Senin 24 Juni 2024, 13:36 WIBBEKASI KOTA, Kandidat2com — Jika melihat ke beberapa Pilkada Kota Bekasi beberapa dekade lalu, maka banyak prinsip alur rekam jejak politik berkesinambungan yang memiliki benang merah antara situasi politik di tingkat nasional dengan tingkat daerah khususnya pilkada Kota Bekasi.
Baca juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un Telah Berpulang Ke Rahmatullah, Al-Habib Ja'far Shodiq bin Ali bin Muhammad bin Hasan Al-Aydarus (32 Thn)
Baca juga: B. Joko S. Ketum SHANTRI Kota Bekasi: Balon Walikota Bekasi Tri Adhianto Titip Pesan Kasih Sayang ke Anak-Anak Yatim-Piatu & Dhuafa
PKS kota Bekasi yang berhasil meraih 11 kursi di DPRD Kota Bekasi pada pemilihan legislatif 2024 kemarin, tidak serta merta akan mudah menentukan siapa yang akan jadi pasangan calon pilkada, meskipun sosok Heri Koswara sudah mendapatkan rekomendasi dari DPP PKS bahkan restu langsung dari Presiden PKS, Ustadz Ahmad Syaikhu.
Tapi justru dari penentuan siapa bakal paslon Heri Koswara yang akan berdampingan dan melenggang ke pendaftaran paslon peserta pilkada dari koleganya parpol koalisi.
Baca juga: Kamtibmas Sat Kamling bersama Kapolres Metro Bekasi Kota di Medan Satria: Perkuat Kolaborasi Masyarakat dalam Menjaga Keamanan Lingkungan
PKS dengan kekuatan 11 kursinya di DPRD Kota Bekasi dan juga sekaligus sebagai pemegang rekom (rekomendasi) pertama kali dibanding parpol lainnya di Kota Bekasi, pasti punya kecenderungan tak akan mau menduduki posisi sebagai Bekasi2 atau calon wakil walikota.
Artinya PKS bisa memilih calon wawalkot yang tak bermasalah dari kandidat partai tanpa neko-neko dalam political bargaining, yakni PAN dan PPP.
Kenapa nama tokoh Partai Demokrat dan PSI tidak disebut? Kita semua paham sejak deklarasi Fraksi DESI (Demokrat Solidaritas Indonesia) buat DPRD Kota Bekasi beberapa waktu lalu antara Ketua DPC Partia Demokrat, Ronny Hermawan dan Ketua DPD PSI, Tanti Herawati adalah fakta.
Baca juga: GP Ansor Kota Bekasi dan Alumni GMNI Salemba Raya Jakarta 1981 Undang Halal Bi Halal Mochtar Mohamad
Artinya adalah bahwa kecil kemungkinannya mereka berkoalisi dengan PKS. Beda ceritanya PD dan PSI akan berkoalisi dengan PDIP Kota Bekasi atau Partai Gerindra dan Partai Golkar.
Pada akhirnya jika tokoh penting Golkar Kota Bekasi akan mendapuk tokoh PDIP sebagai paslon mereka di pilkada 2024 Kota Bekasi, bukan hanya kesulitan tentang penentuan siapa yang BKS1, siapa yang BKS2 saja. Tapi yang lebih penting lagi siapa yang akan mengeluarkan amunisi kampanye lebih besar?
Baca juga: “Surat Tugas DPP PD yang Ditandatangani Teuku Rifky Tak Hanya Diberikan kepada M2 Saja, Tapi…” Kata Andi Zabidi, Ketua Bappiluda PD Prov Jabar
Tentunya dengan pemahaman umum dan logika anak SMP saja, siapa yang pemilik tas tunai lebih besar, maka tak pantas dia kandidat calon wakil walikota. Big boss must become big brother! Yang punya modal lebih besar yang harus jadi calon walikota. No debat!
Baca juga: Pengurus PWI Bekasi Raya Dibawah Pimpinan Ade Muksin Dilantik PWI Jabar Hari Rabu Ini di Kota Bandung
Dengan segala modal amunisi dan pengaruh serta jaringan yang dimilikinya, bisa dianggap bahwa Fahd A Rafiq is The King Maker untuk tingkat daerah seperti Kota Bekasi dan Kota Depok tentunya.
Fahd A Rafiq dan istri, Ranny Fahd A Rafiq saat berada di Tanah Suci, Mekkah
Terbukti dengan keberhasilannya mengangkat istrinya Ranny Fahd A Rafiq berhasil jadi caleg DPR RI Golkar dapil Kota Depok Kota Bekasi, dan sukses terpilih untuk bisa duduk di Senayan.
Maka akan sangat terasa wajar bila penentuan siapa tokoh Golkar yang akan bisa mendapat rekom dari DPP Golkar untuk jadi kandidat cawalkot Bekasi, salah satu pintunya adalah melalui Fahd ARafiq.
Baca juga: Ketua DPC PPP Gus Sholihin adalah Ketua Partai Yang Pertama Hadir di PKB Call Desk untuk Pendaftaran Balon Walkot
Hal itu terlihat di pileg kemarin bagaimana dia tandemkan Faisal dengan Ranny, istrinya untuk kampanye di wilayah seluruh Kota Bekasi. Dan efeknya ada dua hal bagi Faisal baik yang positif maupun yang negatif.
Dampak kurang sehat buat Faisal, dimana selama nyaris satu tahun terakhir 2023 di pemilu 2024 ini, Faisal seperti tak ada kiprahnya sama sekali buat dirinya kecuali mengangkat nama dan mengkampanyekan Ranny Fahd A Rafiq semata dalam setiap aktivitas sosialisasinya.
Beruntungnya Faisal, SE akhirnya terpilih untuk
DPRD Kota Bekasi bersamaan dengan terpilihnya Ranny Fahd ARafiq di DPR RI, meskipun mengalami banyak masalah dengan pemberitaan negatif beberapa media saat sosialisasi dengan warga tandem dengan caleg DPR RI, Ranny Fahd ARafiq.
Tanpa disadari oleh Faisal, hubungan dekatnya dengan Ade Puspitasari perlahan merenggang, dampak pergesekan masa kampanye yang super ketat.
Baca juga: 2 Pihak Dinilai Minus Dari Kasus Penganiayaan Atas KorSak Gerindra di Rawalumbu; 1 Lambatnya Kinerja Aparat Hukum, 2. Ketidakpedulian Pengurus Partai
Setelah selesai pileg (pemilihan legislatif), tokoh muda Golkar yang namanya cuma satu kata ini, Faisal pun beranjak ke level yang lebih rumit dan lebih tinggi. Ikut kontestasi pilkada dari partai Golkar, seakan dirinya tak puas sudah terpilih sebagai anggota DPRD Kota Bekasi.
Baca juga: Wartawan Korban Laporkan AJ ke Polsek Dugaan Kasus Penganiayaan, AJ Laporkan Balik Wartawan ke Polres Metro Bekasi Kota dengan Dugaan Serupa
Tapi pengalamannya mengumpulkan suara dijadikan modal untuk sekali lagi ikut pesta demokrasi di ajang yang tak kalah bergengsinya, yakni Pilkada Kota Bekasi 2024.
Lalu dimana posisi dari kandidat calon walikota dari partai Gerindra? Khususnya Abdul Harris Bobihoe atau ada kndidat lainnya yang menunjukkan inisiatifnya memasang baliho dengan latar belakang logo partai pengusung presiden terpilih Prabowo Suboanto ini?
Tokoh PAN yang paling memungkinkan tapi seperti tak ada ambisi menjadi wakil walikota Bekasi, atau memang sedang jalani gerakan senyap lobby politik di tingkat tertentu, maka nama Abdul Muin Hafied yang paling kuat muncul.
Di samping itu jika harus menjadi kandidat calon walikota Bekasi, pastilah bagi Sudjatmiko akan terlalu mubazir atas perjuangannya sebagai caleg DPR RI sepanjang tahun 2023 lalu, dimana hal tersebut harus dia korbankan jika ikut lagi mengeluarkan energi besar pilkada besok.
Reporter: Tim Litbang & TimRedaksi, Editor: DikRizal
Bagi pengusaha muda seperti Nofel Saleh Hilabi, berjuang meraih kursi Bekasi 1 dengan anggaran yang harus dirinya siapkan sebesar 50 milyar adalah masih kecil.
Bahkan bisa dianggap baginya jika harus merogoh kocek 50 M tak ada masalah, hanya saja dengan angka dana sebesar itu, masak dirinya harus jadi Wakil Walikota?.
Stop Press! Artinya, Nofel Saleh Hilabi tak mungkin bisa berkoalisi dengan Heri Koswara, apabila Heri Koswara bersikukuh tak mau jadi paslon jika dirinya tidak jadi Calon Walikota. Tak ada kata Wakil Walikota bagi kader PKS, kecuali zaman Ustadz Syaikhu dan Bang Pepen (Golkar).
Nah di sinilah menariknya pemetaan paslon yang paling mungkin terjadi. Maka kontestasi pilkada Kota Bekasi jadi lebih seru dan lebih menarik.
Nah di sinilah menariknya pemetaan paslon yang paling mungkin terjadi. Maka kontestasi pilkada Kota Bekasi jadi lebih seru dan lebih menarik.
Jawabannya tak ada kecuali satu nama, yakni Abdul Harris Bobihoe. Dan dari 6 caleg Gerindra terpilih di DPRD Kota Bekasi tak ada yang lebih dominan mengemuka jadi bakal kandidat walikota kecuali semua setuju caleg Provinsi Jabar Abdul Harris Bobihoe orangnya.
Apalagi jika membahas tokoh kuda hitam sebagai kandidat calon wakil walikota bagi PKS, Heri Koswara atau bagi siapapun kadernya kandidat calon walikota dari Partai Golkar.
Sama menariknya nanti siapa yang akan jadi pasangan calon (paslon) walikota dari PDIP, entah itu Mochtar Mohamad atau pun Tri Adhianto.
Ada kandidat calon Wakil Walikota yang dinilai berpotensial untuk jadi pasangan bagi balon dari PKS, PDIP dan Golkar, yakni kandidat dari PAN, PKB dan PPP.
Abdul Muin Hafied, anggota DPRD Kota Bekasi dan Sekretaris DPD PAN Kota Bekasi
Abdul Muin Hafied pun pernah membuat pernyataan publik ke awak media, bahwa PAN kota Bekasi berpotensi jadi penentu kemenangan Pilkada Kota Bekasi.
Sayangnya ketika dirinya ditanya lebih jauh apakah akan mencalonkan diri, dia enggan menjawab pertanyaan tersebut. Tampak dirinya seperti tak ada ambisi untuk pilkada. Padahal sebagai kader PAN dia punya rekam jejak lumayan ciamik.
Mulai dari ranting PAN di Medan Satria, kemudian jadi Ketua DPC PAN Medan Satria, ketua Bappilu DPD PAN Kota Bekasi dan 3 periode jadi Sekjend DPD PAN kota Bekasi, lalu 4 periode sebagai anggota DPRD Kota Bekasi.
Abdul Muin Hafied pernah menjabat jadi Ketua Komisi III bidang Anggaran hingga yang terakhir terpilih kembali jadi aleg DPRD Kota Bekasi periode 2024-2029, jika tak ada aral melintang dalam pelantikan Agustus mendatang.
Namun kenapa dia seperti tak ada ambisi ikut kontestasi pilkada 2024 sebagai bakal calon walikota Bekasi? Ini jawabannya khusus kepada BksOL.
“Lain ceritanya kalo saya mendapat amanat dan perintah dari partai, saya mungkin akan lebih nampak lakukan konsolidasi dengan parpol lain mensiasati pilkada 2024 besok!” tegas Abdul Muin Hafied satu saat ketika ada acara Halal Bi Halal DPD PAN di hotel Merapi Merbabu beberapa waktu lalu.
Tokoh PKB H. Sudjatmiko yang saja terpilih pertama kali jadi anggota DPR RI dapil Kota Bekasi Kota Depok, sepertinya tak akan meninggalkan kursinya sebagai anggota legislatif di gedung MPR/DPR.
Meskipun termasuk prestasinya, maka PKB Kota Bekasi di Pemilu 2024 meraih 5 kursi di DPRD Kota Bekasi, tak peduli itu Anies Effect atau bukan.
Intinya dengan 5 kursi di kota Bekasi, PKB Kota Bekasi akan bermain aman dan siap menjadi koalisi parpol mana saja yang paling Menjanjikan. Kita semua paham artinya bukan?
Lalu ada sosok tokoh Ketua DPC PPP Kota Bekasi, H. Sholihin yang akrab disapa Gus Shol, yang mulai jarang atau enggan dipanggil Cak Sholihin belakangan hari ini.
Tokoh penting PPP Kota Bekasi ini termasuk pengusaha kaya yang tak punya masalah secara finansial jika hendak dibandingkan dengan tokoh parpol lainnya.
Apakah dia sebagai kuda hitam yang akan dipinang PKS, atau PDIP atau Golkar? PDIP sepertinya ada perbedaan langkah strategis dan komunikasi politik baik di tingkat nasional maupun di tingkat Kota Bekasi dengan PPP.
Untuk Kota Bekasi dibandingkan dengan Golkar pun, PPP lebih dekat secara psikologis politis dan alasan pertemanan dengan tokoh PKS, Heri Koswara. Apakah PKS mau berkoalisi dengan PPP demi memenangkan Pilkada 2024 besok?
Litbang BksOL sedang mendalami kemungkinan ini. Tapi tampaknya pihak PKS belum juga menunjukkan sinyalemen positif ataupun ke arah sana.
Untuk PSI rasanya jika tidak mengusung isyu Kaesang Pengarep maka kader PSI hanyalah sebagai Pelengkap Penderita pilkada serentak 2024 di Kota Bekasi. Wallahu a’lam bi showab. [■]
(bersambung…)
Reporter: Tim Litbang & TimRedaksi, Editor: DikRizal
Ga menarik kandidat dari ke 3 partai itu
BalasHapusKarena tidak ada yang berani menyatakan jika gagal memimpin atau korupsi menjatuhkan diri dari gedung Pemkot bekasi
1. Mengatasi penerima siswa baru saja ga becus
2. mengatasi kemacetan ga bisa
3. mengatasi banjir ga bisa
4. kepadatan penduduk ga bisa
5. pasar2 dan terminal kotor apa yang bisa mereka lakukan
6. kota bekasi butuh walikota yang gila berani menghapus pungli berani beraih2 para pejabat/korupsi
Posting Komentar
Silakan beri komentar yang baik dan sopan