contoh iklan header
contoh iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Bag ke-3: Analisa Politis Pilkada Kota Bekasi Jika Golkar Mau Menang

Seberapa Besar Peluang PKS, PDIP dan Golkar Bisa Meraih Kemenangan di Pilkada Kota Bekasi November 2024 Besok? Siapakah Kuda Hitam Calon Wawalkot?

kandidat-kandidat.com, Senin 24 Juni 2024, 13:36 WIB

BEKASI KOTA, Kandidat2com — Jika melihat ke beberapa Pilkada Kota Bekasi beberapa dekade lalu, maka banyak prinsip alur rekam jejak politik berkesinambungan yang memiliki benang merah antara situasi politik di tingkat nasional dengan tingkat daerah khususnya pilkada Kota Bekasi.


Berkaca pada hasil pemilu Rabu 14 Februari 2024 lalu yang kini menjadikan para wakil rakyat yang duduk di parlemen sudah terpilih tinggal menunggu pelantikan di bulan Agustus mendatang, maka mempelajari konstelasi politik pilkada 2024 Kota Bekasi jadi lebih mudah.


PKS kota Bekasi yang berhasil meraih 11 kursi di DPRD Kota Bekasi pada pemilihan legislatif 2024 kemarin, tidak serta merta akan mudah menentukan siapa yang akan jadi pasangan calon pilkada, meskipun sosok Heri Koswara sudah mendapatkan rekomendasi dari DPP PKS bahkan restu langsung dari Presiden PKS, Ustadz Ahmad Syaikhu.


Kendala yang akan dihadapi oleh PKS memang tidak terlalu bermasalah dengan elektabilitas, akuntabilitas maupun popularitasnya di masyarakat luas Kota Bekasi.


Tapi justru dari penentuan siapa bakal paslon Heri Koswara yang akan berdampingan dan melenggang ke pendaftaran paslon peserta pilkada dari koleganya parpol koalisi.

PKS dengan kekuatan 11 kursinya di DPRD Kota Bekasi dan juga sekaligus sebagai pemegang rekom (rekomendasi) pertama kali dibanding parpol lainnya di Kota Bekasi, pasti punya kecenderungan tak akan mau menduduki posisi sebagai Bekasi2 atau calon wakil walikota.

Itu kecenderungan amanah dari pimpinan dewan Syuro dan DPP PKS dengan banyak Pertimbangan strategis pastinya.


Artinya PKS bisa memilih calon wawalkot yang tak bermasalah dari kandidat partai tanpa neko-neko dalam political bargaining, yakni PAN dan PPP.

Kenapa nama tokoh Partai Demokrat dan PSI tidak disebut? Kita semua paham sejak deklarasi Fraksi DESI (Demokrat Solidaritas Indonesia) buat DPRD Kota Bekasi beberapa waktu lalu antara Ketua DPC Partia Demokrat, Ronny Hermawan dan Ketua DPD PSI, Tanti Herawati adalah fakta.

Artinya adalah bahwa kecil kemungkinannya mereka berkoalisi dengan PKS. Beda ceritanya PD dan PSI akan berkoalisi dengan PDIP Kota Bekasi atau Partai Gerindra dan Partai Golkar.


PDIP disamping kini terpecah menjadi 2 kekuatan besar yakni antara Tri Adhianto dengan Mochtar Mohamad yang saling adu pengaruh berebut simpati dan berusaha pancing simpati DPP maupun DPW PDIP Jabar, terutama bagi siapa yang lebih dulu berhasil meraih hati ibu Megawati SP dan/atau melobi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.



Secara analisa intelijen, paling kecil kemungkinannya PDIP berkoalisi dengan PKS di Pilkada Kota Bekasi besok, kalau tak mau dibilang hampir mustahil dengan banyak alasan rasional.


Pada akhirnya jika tokoh penting Golkar Kota Bekasi akan mendapuk tokoh PDIP sebagai paslon mereka di pilkada 2024 Kota Bekasi, bukan hanya kesulitan tentang penentuan siapa yang BKS1, siapa yang BKS2 saja. Tapi yang lebih penting lagi siapa yang akan mengeluarkan amunisi kampanye lebih besar?


Tentunya dengan pemahaman umum dan logika anak SMP saja, siapa yang pemilik tas tunai lebih besar, maka tak pantas dia kandidat calon wakil walikota. Big boss must become big brother! Yang punya modal lebih besar yang harus jadi calon walikota. No debat!

Dengan aksioma tersebut di atas jelas perkawinan antara PKS dengan Golkar pasti menemui jalan buntu pada kata sepakat. PKS merasa punya basis massa dan kursi parlemen paling banyak, bisa jadi akan kalah bargaining position dengan tokoh Golkar. Lalu siapakah tokoh Golkar yang dimaksud?


Sebagai ilustrasi sederhana saja, di Golkar wilayah Kota Bekasi Kota Depok ada tokoh sangat dominan di Provinsi Jawa Barat, yakni Fahd Elfouz Arafiq. Tokoh di DPP Golkar dan Ketua DPP Bapera (Barisan Pemuda Nusantara), yang secara publik sudah pernah menyatakan secara diplomatis dengan bahasa politiknya, siap mendukung pemerintah untuk menyukseskan Pemilu 2024.

Ketua Umum Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) Fahd El Fouz A Rafiq . ANTARA/HO-Bapera

Dengan segala modal amunisi dan pengaruh serta jaringan yang dimilikinya, bisa dianggap bahwa Fahd A Rafiq is The King Maker untuk tingkat daerah seperti Kota Bekasi dan Kota Depok tentunya. 

Fahd A Rafiq dan istri, Ranny Fahd A Rafiq saat berada di Tanah Suci, Mekkah

Terbukti dengan keberhasilannya mengangkat istrinya Ranny Fahd A Rafiq berhasil jadi caleg DPR RI Golkar dapil Kota Depok Kota Bekasi, dan sukses terpilih untuk bisa duduk di Senayan.

Maka akan sangat terasa wajar bila penentuan siapa tokoh Golkar yang akan bisa mendapat rekom dari DPP Golkar untuk jadi kandidat cawalkot Bekasi, salah satu pintunya adalah melalui Fahd ARafiq.


Semisal PKS atau Heri Koswara yang akan dipilih jadi paslon kandidat tokoh Golkar pilihan Pemegang Kebijakan dan Strategi pemenangan pilkada Provinsi Jabar, maka sosok Fahd A Rafiq adalah salah satu orang penting dalam bayangan yang akan ikut mempertimbangkannya.

Hal itu terlihat di pileg kemarin bagaimana dia tandemkan Faisal dengan Ranny, istrinya untuk kampanye di wilayah seluruh Kota Bekasi. Dan efeknya ada dua hal bagi Faisal baik yang positif maupun yang negatif.


Dampak kurang sehat buat Faisal, dimana selama nyaris satu tahun terakhir 2023 di pemilu 2024 ini, Faisal seperti tak ada kiprahnya sama sekali buat dirinya kecuali mengangkat nama dan mengkampanyekan Ranny Fahd A Rafiq semata dalam setiap aktivitas sosialisasinya.

Beruntungnya Faisal, SE akhirnya terpilih untuk
DPRD Kota Bekasi bersamaan dengan terpilihnya Ranny Fahd ARafiq di DPR RI, meskipun mengalami banyak masalah dengan pemberitaan negatif beberapa media saat sosialisasi dengan warga tandem dengan caleg DPR RI, Ranny Fahd ARafiq.


Tanpa disadari oleh Faisal, hubungan dekatnya dengan Ade Puspitasari perlahan merenggang, dampak pergesekan masa kampanye yang super ketat.

Setelah selesai pileg (pemilihan legislatif), tokoh muda Golkar yang namanya cuma satu kata ini, Faisal pun beranjak ke level yang lebih rumit dan lebih tinggi. Ikut kontestasi pilkada dari partai Golkar, seakan dirinya tak puas sudah terpilih sebagai anggota DPRD Kota Bekasi.

Beda dengan tokoh muda Golkar lainnya, Nofel Saleh Hilabi, sebagai caleg DPR RI, dirinya belum berhasil meraih kursi untuk bisa melenggang ke Senayan.

Tapi pengalamannya mengumpulkan suara dijadikan modal untuk sekali lagi ikut pesta demokrasi di ajang yang tak kalah bergengsinya, yakni Pilkada Kota Bekasi 2024.


Bagi pengusaha muda seperti Nofel Saleh Hilabi, berjuang meraih kursi Bekasi 1 dengan anggaran yang harus dirinya siapkan sebesar 50 milyar adalah masih kecil.

Bahkan bisa dianggap baginya jika harus merogoh kocek 50 M tak ada masalah, hanya saja dengan angka dana sebesar itu, masak dirinya harus jadi Wakil Walikota?.

Stop Press! Artinya, Nofel Saleh Hilabi tak mungkin bisa berkoalisi dengan Heri Koswara, apabila Heri Koswara bersikukuh tak mau jadi paslon jika dirinya tidak jadi Calon Walikota. Tak ada kata Wakil Walikota bagi kader PKS, kecuali zaman Ustadz Syaikhu dan Bang Pepen (Golkar).


Nah di sinilah menariknya pemetaan paslon yang paling mungkin terjadi. Maka kontestasi pilkada Kota Bekasi jadi lebih seru dan lebih menarik.

Lalu dimana posisi dari kandidat calon walikota dari partai Gerindra? Khususnya Abdul Harris Bobihoe atau ada kndidat lainnya yang menunjukkan inisiatifnya memasang baliho dengan latar belakang logo partai pengusung presiden terpilih Prabowo Suboanto ini?


Jawabannya tak ada kecuali satu nama, yakni Abdul Harris Bobihoe. Dan dari 6 caleg Gerindra terpilih di DPRD Kota Bekasi tak ada yang lebih dominan mengemuka jadi bakal kandidat walikota kecuali semua setuju caleg Provinsi Jabar Abdul Harris Bobihoe orangnya.

Apalagi jika membahas tokoh kuda hitam sebagai kandidat calon wakil walikota bagi PKS, Heri Koswara atau bagi siapapun kadernya kandidat calon walikota dari Partai Golkar.

Sama menariknya nanti siapa yang akan jadi pasangan calon (paslon) walikota dari PDIP, entah itu Mochtar Mohamad atau pun Tri Adhianto.

Ada kandidat calon Wakil Walikota yang dinilai berpotensial untuk jadi pasangan bagi balon dari PKS, PDIP dan Golkar, yakni kandidat dari PAN, PKB dan PPP.

Tokoh PAN yang paling memungkinkan tapi seperti tak ada ambisi menjadi wakil walikota Bekasi, atau memang sedang jalani gerakan senyap lobby politik di tingkat tertentu, maka nama Abdul Muin Hafied yang paling kuat muncul.


Abdul Muin Hafied, anggota DPRD Kota Bekasi dan Sekretaris DPD PAN Kota Bekasi

Abdul Muin Hafied pun pernah membuat pernyataan publik ke awak media, bahwa PAN kota Bekasi berpotensi jadi penentu kemenangan Pilkada Kota Bekasi.


Sayangnya ketika dirinya ditanya lebih jauh apakah akan mencalonkan diri, dia enggan menjawab pertanyaan tersebut. Tampak dirinya seperti tak ada ambisi untuk pilkada. Padahal sebagai kader PAN dia punya rekam jejak lumayan ciamik.

Mulai dari ranting PAN di Medan Satria, kemudian jadi Ketua DPC PAN Medan Satria, ketua Bappilu DPD PAN Kota Bekasi dan 3 periode jadi Sekjend DPD PAN kota Bekasi, lalu 4 periode sebagai anggota DPRD Kota Bekasi.

Abdul Muin Hafied pernah menjabat jadi Ketua Komisi III bidang Anggaran hingga yang terakhir terpilih kembali jadi aleg DPRD Kota Bekasi periode 2024-2029, jika tak ada aral melintang dalam pelantikan Agustus mendatang.

Namun kenapa dia seperti tak ada ambisi ikut kontestasi pilkada 2024 sebagai bakal calon walikota Bekasi? Ini jawabannya khusus kepada BksOL.

“Lain ceritanya kalo saya mendapat amanat dan perintah dari partai, saya mungkin akan lebih nampak lakukan konsolidasi dengan parpol lain mensiasati pilkada 2024 besok!” tegas Abdul Muin Hafied satu saat ketika ada acara Halal Bi Halal DPD PAN di hotel Merapi Merbabu beberapa waktu lalu.

Tokoh PKB H. Sudjatmiko yang saja terpilih pertama kali jadi anggota DPR RI dapil Kota Bekasi Kota Depok, sepertinya tak akan meninggalkan kursinya sebagai anggota legislatif di gedung MPR/DPR.

Meskipun termasuk prestasinya, maka PKB Kota Bekasi di Pemilu 2024 meraih 5 kursi di DPRD Kota Bekasi, tak peduli itu Anies Effect atau bukan.

Intinya dengan 5 kursi di kota Bekasi, PKB Kota Bekasi akan bermain aman dan siap menjadi koalisi parpol mana saja yang paling Menjanjikan. Kita semua paham artinya bukan?

Di samping itu jika harus menjadi kandidat calon walikota Bekasi, pastilah bagi Sudjatmiko akan terlalu mubazir atas perjuangannya sebagai caleg DPR RI sepanjang tahun 2023 lalu, dimana hal tersebut harus dia korbankan jika ikut lagi mengeluarkan energi besar pilkada besok.


Lalu ada sosok tokoh Ketua DPC PPP Kota Bekasi, H. Sholihin yang akrab disapa Gus Shol, yang mulai jarang atau enggan dipanggil Cak Sholihin belakangan hari ini.

Tokoh penting PPP Kota Bekasi ini termasuk pengusaha kaya yang tak punya masalah secara finansial jika hendak dibandingkan dengan tokoh parpol lainnya.

Apakah dia sebagai kuda hitam yang akan dipinang PKS, atau PDIP atau Golkar? PDIP sepertinya ada perbedaan langkah strategis dan komunikasi politik baik di tingkat nasional maupun di tingkat Kota Bekasi dengan PPP.

Untuk Kota Bekasi dibandingkan dengan Golkar pun, PPP lebih dekat secara psikologis politis dan alasan pertemanan dengan tokoh PKS, Heri Koswara. Apakah PKS mau berkoalisi dengan PPP demi memenangkan Pilkada 2024 besok?

Litbang BksOL sedang mendalami kemungkinan ini. Tapi tampaknya pihak PKS belum juga menunjukkan sinyalemen positif ataupun ke arah sana.

Untuk PSI rasanya jika tidak mengusung isyu Kaesang Pengarep maka kader PSI hanyalah sebagai Pelengkap Penderita pilkada serentak 2024 di Kota Bekasi. Wallahu a’lam bi showab. [■]

(bersambung…)

Reporter: Tim Litbang & TimRedaksiEditor: DikRizal

Kandidat Calon Walikota Bekasi Heri Koswara

1 Komentar

Silakan beri komentar yang baik dan sopan

  1. Ga menarik kandidat dari ke 3 partai itu
    Karena tidak ada yang berani menyatakan jika gagal memimpin atau korupsi menjatuhkan diri dari gedung Pemkot bekasi
    1. Mengatasi penerima siswa baru saja ga becus
    2. ⁠mengatasi kemacetan ga bisa
    3. ⁠mengatasi banjir ga bisa
    4. ⁠kepadatan penduduk ga bisa
    5. ⁠pasar2 dan terminal kotor apa yang bisa mereka lakukan
    6. ⁠kota bekasi butuh walikota yang gila berani menghapus pungli berani beraih2 para pejabat/korupsi

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan beri komentar yang baik dan sopan

Lebih baru Lebih lama
Kandidat Calon Walikota Bekasi, Heri Koswara