contoh iklan header
contoh iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Opini Publik Tentang PKS Jelang Pilkada Kota Bekasi 2024

Apa Sebaiknya PKS Lakukan di Pilkada 2024 Nanti? Bertarung Sendirian bagai Ultraman atau Berjamaah Bagaikan The Avengers?

kandidat-kandidat.com, Selasa 21 Mei 2024, 15:11 WIB, SidR/RobertU

BEKASI KOTA, Kandidat2 — Apakah perbedaan yang tampak mencolok antara Kota Depok dan Kota Bekasi, dalam peta politik, dimana kedua daerah tersebut partai politik pemenangnya adalah sama-sama PKS?


PKS merupakan pemenang dari dua kota itu. Tetapi Depok sudah dipimpin oleh Walikota dari kader PKS selama dua dekade, 20 tahun artinya 4 periode. Kota Bekasi?


Sehingga kalau saat ini pun dalam pemilihan Walikota Depok kelak, PKS dikeroyok semua partai itu tidak akan berpengaruh, sebab masyarakat Depok sudah merasakan kemajuan pembangunan juga kesejahteraan, sehingga harapan besar tetap akan dimenangkan dari kader PKS.


Lain halnya Kota Bekasi, meski PKS beberapa kali memenangkan pemilu legislatif tapi tak pernah menangkan kadernya sebagai walikota, meskipun pernah menjabat sebagai wakil di era Ahmad Syaikhu dan Rahmat Effendi.


Tapi tentu saja hal ini tidak memberikan dampak yang signifikan untuk kemajuan Bekasi. Maksudnya adalah seorang wakil walikota itu tidak ada kebijakan yang penting dalam jabatannya kecuali hanya urusan protokoler saja.

Salah satu peran dan fungsi wakil walikota adalah jadi pengganti walikota, alias bukan pemain utama dalam setiap kebijakan kepemimpinan kepala daerah versi undang-undang OTDA (Otonomi Daerah) yakni UU No.32 tahun 2004.

Baca juga: M2 Mulai Dilirik Kandidat Walikota Partai Gerindra, Abdul Harris Bobihoe, Maka Prediksi Pemetaan Kontestasi Pilkada Bekasi 2024 Semakin Njelimet


Baca juga: Silaturahmi Halal Bi Halal, Kandidat Cawalkot Nofel Saleh Hilabi Jumpa 2 Tokoh Parpol, Ketua PKS & Ketua PKB Kota Bekasi

“Oleh karena itu dalam pilkada nanti, PKS jangan hanya sendirian saja seperti halnya Depok. Karena tidak ada pengalaman dalam memimpin pemerintahan di Bekasi. Maka yang terbaik bagi PKS harus berkoalisi,” ujar Robert Usrez kepada kandidat2com dsan BksOL dalam satu kesempatan.


Perolehan kursi sebanyak 11 kursi di DPRD Kota Bekasi dari 50 kursi yang diperebutkan adalah satu penurunan prestasi dalam jumlah kursi namun peningkatan dalam jumlah perolehan suara yang sedikitnya ada 29.000 suara lebih banyak daripada perolehan total pada pemilu 2019.

Baca juga: GP Ansor Kota Bekasi dan Alumni GMNI Salemba Raya Jakarta 1981 Undang Halal Bi Halal Mochtar Mohamad, M2

Kandidat calon walikota Bekasi dari PKS, Heri Koswara di acara HBH DPC PKS Medan Satria media Mei 2024 lalu.

Jika mau jujur, terlepas dari masalah perolehan suara total dengan jumlah perolehan kursi di DPRD Kota Bekasi 12 kursi untuk PKS sebelumnya pada Pemilu 2019 kini jadi 11 kursi, berarti berkurang secara prosentase dukungan legislatif untuk kandidat eksekutif kelak di pilkada November 2024 nanti.


Robert Usrez yang juga warga Bekasi dan simpatisan PKS serta fungsionaris PKS ini menambahkan juga, “Ini prediksi amat sangat sederhana, nggak ngejelimet dengan berbagai teori.”

“Bahkan anak SMP pun akan paham hal ini.” pungkasnya tentang betapa pentingnya PKS memikirkan urgensi lobby politik untuk berkoalisi dengan parpol dalam kompetisi pilkada mendatang.



PKS Kota Bekasi belum pernah menang sendirian berlaga dan berkontestasi di pilkada Kota Bekasi seperti di Kota Depok, kecuali koalisi saat pasangan Pepen (Rahmat Effendi dari Golkar) dengan Ahmad Syaikhu dengan jargon koalisi yang terkenal PAS (Pepen Ahmad Syaikhu).


Itu terjadi saat paslon Mochtar Mohamad (M2) dan Rahmat Effendi selesai di pilkada sebelumnya dan kepemimpinan kota Bekasi dilanjutkan oleh Rahmat Effendi sebagai wakil walikota jelang akhir masa jabatannya yang seumur jagung, karena M2 tersandung masalah hukum kasus Adipura.



Dan sepertinya Pepen pun memanfaatkan momentum dengan baik, jelang masa berakhirnya dengan jabatannya menggantikan M2, Pepen sudah membangun lobby dengn banyak para petinggi partai politik. Salah satunya adalah dengan PKS, yakni Ahmad Syaikhu.

“Karena berbagai alasan strategis, jadilah itu barang, PAS, Pepen Ahmad Syaikhu!” ujar Robert Usrez mengenang kembali kronologis kemenangan PKS dalam pilkada Kota Bekasi.

“Namun yang sering dilupakan oleh banyak kader PKS adalah, bahwa posisi Ustadz Ahmad Syaikhu di sini adalah sebagai WAKIL walikota! Bukan Walikota atau pemimpin pilkada yang punya kekuasaan penuh secara politis.” tegas Robert lebih keras.

Istilah kata, katanya lagi menambahkan, Bargaining Position nya sebagai pemimpin kota Bekasi dimana bagi warga Kota Bekasi belum terlalu kuat bahkan citranya bisa sekuat cakar Mochtar Mohamad atau kuku Rahmat Effendi menghujam ke dalam hati warga masyarakat Bekasi. Khususnya bagi warga yang bukan simpatisan atau relawan PKS, tentunya.

Kesuksesan PAS (Pepen Ahmad Syaikhu) yang diingat warga hanyalah kesuksesan seorang Pepen sang tokoh senior Golkar yang di kemudian hari, akhirnya publik warga kota Bekasi dikecewakan, karena kasus korupsinya.



Kesuksesan PAS (Pepen Ahmad Syaikhu) menjabat selama satu periode atau 5 tahun, sedianya akan dilanjut dengan PAS episode kedua, dimana karir Ahmad Syaikhu mulai naik meningkat di struktur organisasi PKS, menuju karpet merah DPP PKS saat itu. Akhirnya wacana yang diusung pun jadi PAS episode kedua dengan paslon Pepen Sutriyono.

Jargonnya PenTri. Lalu kenapa malah belakangan akhirnya Pepen memilih pasangannya jadi Tri Adhianto sang birokrat, bukan Sutriyono, kader PKS? Ada yang tahu latar belakang kronologi kisah di balik penentuan Paslon tersebut?

Kisah selanjutnya kita semua tahu, Pepen seperti tertular atau menerima karmanya sendiri, dimana dulu saat M2 sebagai tokoh penting PDIP Kota Bekasi terlibat masalah hukum, dan posisinya digantikan oleh Pepen sang tokoh Golkar Kota Bekasi.

Lalu tak lama kemudian giliran dirinya mantan Ketua DPD Golkar Kota Bekasi ini akhirnya digantikan oleh Tri Adhianto sang wakil walikota yang pernah di PAN dan akhirnya jadi Ketua DPC PDIP Kota Bekasi. Apakah itu hukum karma yang sedang berlaku? Kita mungkin tak akan tahu.

Lalu pertanyaan pokoknya adalah, dengan siapakah PKS dalam hal ini akan berkoalisi di Pilkada 2024 nanti? Akankah Heri Koswara bersikukuh jadi Kandidat Calon Walikota dengan pasangan parpol lain? Atau malah jadi calon WAKIL walikota dengan koalisi parpol lainnya?


Jika Anda bisa menjawab pertanyaan di atas, silakan beri komentar di kolom komentar di bawah ini dan kirim ke meja redaksi kami, untuk dilanjutkan ke episode berikutnya.

Sebagai bahan rujukan berikut perolehan suara dari seluruh peserta pemilu 2024 untuk DPRD Kota Bekasi.

Komposisi peraihan suara dan perolehan kursi Parpol untuk DPRD Kota Bekasi 2024 adalah sebagai berikut;
  1. Partai Keadilan Sejahtera (296.139 suara, 11 kursi). 
  2. Partai Golkar (205.229 suara, 8 kursi). 
  3. PDI Perjuangan (201.831 suara, 9 kursi). 
  4. Partai Gerindra (156.776 suara, 6 kursi). 
  5. Partai Amanat Nasional (97.683 suara, 5 kursi). 
  6. Partai Kebangkitan Bangsa (82.544 suara, 5 kursi).
  7. Partai Demokrat (75.029 suara, 2 kursi). 
  8. Partai Solidaritas Indonesia (64.635 suara, 2 kursi). 
  9. Partai Persatuan Pembangunan (58.518 suara, 2 kursi). 
  10. Partai NasDem (56.137 suara). 
  11. Partai Buruh (18.509 suara)
  12. Partai Ummat (15.016 suara)
  13. Partai Perindo (12.397 suara)
  14. Partai Gelombang Rakyat Indonesia (11.994 suara)
  15. Partai Bulan Bintang (4.067 suara)
  16. Partai Hanura (3.187 suara)
  17. Partai Kebangkitan Nusantara (1.975 suara) [■]

Reporter: TimRedaksiEditor: DikRizal

Kandidat Calon Walikota Bekasi Heri Koswara

Post a Comment

Silakan beri komentar yang baik dan sopan

Lebih baru Lebih lama
Kandidat Calon Walikota Bekasi, Heri Koswara